Waspadai Gejolak Inflasi di Wilayah Terdampak Bencana Alam
Selasa, 02 Februari 2021 - 07:22 WIB
“Bahan makanan dipengaruhi oleh hambatan impor, harga internasional yang naik, faktor curah hujan tinggi dan faktor bencana alam. Jika inflasi pangan naik, tapi konsumsi rumah tangga belum pulih bisa berdampak pada penurunan daya beli masyarakat,” kata Bhima saat dihubungi di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, bencana alam yang terjadi di beberapa daerah turut menyumbang inflasi, misalnya Mamuju terjadi inflasi 1,43%. Pemerintah perlu mewaspadai faktor bencana alam di beberapa daerah yang bisa menaikan inflasi karena terganggunya distribusi logistik.
“Sementara itu Januari inflasi secara umum rendah karena adanya pembatasan sosial PPKM di Jawa Bali yang membatasi mobilitas masyarakat untuk berbelanja,” bebernya.
Lalu, faktor seasonal penurunan komponen transportasi juga wajar terjadi paska libur panjang Natal dan tahun baru. “Januari biasanya komponen transportasi mengalami deflasi,” tandasnya.
Kunjungan Wisman
BPS juga mencatat, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) merosot 75,03% sepanjang tahun lalu. Tercatat, hanya ada 4,02 juta kunjungan wisman di tahun 20201 atau turun 75,03% dibandingkan pada tahun 2019 yang sebesar 16,11 juta kunjungan.
Kepala BPS Suhariyanto menyebut, jumlah kunjungan wisman yang rendah ini tak lepas dari dampak pandemi Covid-19 yang membawa dampak luar biasa buruk ke sektor pariwisata dan sektor-sektor pendukungnya.
“Ke depan, masih ada tantangan berat bagi sektor pariwisata bila pandemi ini masih ada. Makanya kita akan rely on ke wisatawan domestik,” kata Suhariyanto.
Menurutnya wisman yang datang dari wilayah Afrika memiliki presentase penurunan paling tinggi, yaitu sebesar 83,77% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sebaliknya, wilayah Asia di luar ASEAN memiliki presentase penurunan paling rendah, yaitu sebesar 69,57%.
Menurutnya, bencana alam yang terjadi di beberapa daerah turut menyumbang inflasi, misalnya Mamuju terjadi inflasi 1,43%. Pemerintah perlu mewaspadai faktor bencana alam di beberapa daerah yang bisa menaikan inflasi karena terganggunya distribusi logistik.
“Sementara itu Januari inflasi secara umum rendah karena adanya pembatasan sosial PPKM di Jawa Bali yang membatasi mobilitas masyarakat untuk berbelanja,” bebernya.
Lalu, faktor seasonal penurunan komponen transportasi juga wajar terjadi paska libur panjang Natal dan tahun baru. “Januari biasanya komponen transportasi mengalami deflasi,” tandasnya.
Kunjungan Wisman
BPS juga mencatat, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) merosot 75,03% sepanjang tahun lalu. Tercatat, hanya ada 4,02 juta kunjungan wisman di tahun 20201 atau turun 75,03% dibandingkan pada tahun 2019 yang sebesar 16,11 juta kunjungan.
Kepala BPS Suhariyanto menyebut, jumlah kunjungan wisman yang rendah ini tak lepas dari dampak pandemi Covid-19 yang membawa dampak luar biasa buruk ke sektor pariwisata dan sektor-sektor pendukungnya.
“Ke depan, masih ada tantangan berat bagi sektor pariwisata bila pandemi ini masih ada. Makanya kita akan rely on ke wisatawan domestik,” kata Suhariyanto.
Menurutnya wisman yang datang dari wilayah Afrika memiliki presentase penurunan paling tinggi, yaitu sebesar 83,77% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sebaliknya, wilayah Asia di luar ASEAN memiliki presentase penurunan paling rendah, yaitu sebesar 69,57%.
tulis komentar anda