Inflasi Capai 0,26%, Bank Sentral Jaga Stabilisasi Harga
Selasa, 02 Februari 2021 - 08:52 WIB
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memandang indeks harga konsumen (IHK) pada Januari 2021 yang tercatat sebesar 0,26% (mtm) lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,45% (mtm).
Direktur Eksekutif Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, perkembangan ini dipengaruhi oleh perlambatan inflasi kelompok volatile food dan deflasi kelompok administered prices, sementara inflasi inti masih mencatat kenaikan. ( Baca juga:Waspadai Gejolak Inflasi di Wilayah Terdampak Bencana Alam )
"Secara tahunan, inflasi IHK Januari 2021 tercatat 1,55% (yoy), menurun dari inflasi bulan lalu sebesar 1,68% (yoy)," kata Erwin di Jakarta, Selasa (2/2/2021).
Ke depan, Bank Indonesia tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna mengendalikan inflasi 2021 sesuai dengan kisaran targetnya sebesar 3,0%±1%.
Inflasi inti Januari 2021 sebesar 0,14% (mtm), meningkat dari inflasi bulan Desember 2020 sebesar 0,05% (mtm). Peningkatan inflasi inti secara bulanan ini disumbang terutama oleh komoditas nasi dengan lauk seiring dampak lanjutan inflasi kelompok volatile food.
Secara tahunan, inflasi inti sebesar 1,56% (yoy), relatif stabil dibandingkan dengan inflasi Desember 2020 sebesar 1,60% (yoy). Inflasi inti yang tetap rendah tidak terlepas dari pengaruh permintaan domestik yang belum kuat, konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, stabilitas nilai tukar yang terjaga, dan harga komoditas nonpangan dunia yang relatif stabil.
Kelompok volatile food inflasi 1,15% (mtm) pada Januari 2021 lebih rendah dari capaian pada Desember 2020 sebesar 2,17% (mtm). Tekanan inflasi kelompok volatile food terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas cabai rawit, ikan segar, tempe, dan tahu mentah, seiring tertahannya pasokan dan kenaikan harga komoditas pangan global.
Peningkatan inflasi kelompok volatile food yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi komoditas telur ayam ras dan bawang merah. Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food sebesar 2,82% (yoy), menurun dari bulan sebelumnya sebesar 3,62% (yoy).
Kelompok administered prices Januari 2021 deflasi sebesar 0,19% (mtm), menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,35% (mtm). Deflasi pada kelompok ini terutama didorong oleh normalisasi penurunan tarif angkutan, khususnya angkutan udara, pascalibur akhir tahun. ( Baca juga:Memberontak, Putra Amr bin Al-Ash: Ayah Akan Berbaring Bersama Muawiyah di Neraka! )
Deflasi yang lebih dalam tertahan oleh inflasi komoditas rokok kretek filter seiring berlanjutnya transmisi kenaikan cukai tembakau dan inflasi tarif jalan tol seiring penyesuaian tarif di beberapa ruas tol.
"Secara tahunan, komponen administered prices inflasi sebesar 0,34% (yoy), meningkat dari 0,25% (yoy) pada bulan sebelumnya," tandas Erwin.
Direktur Eksekutif Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, perkembangan ini dipengaruhi oleh perlambatan inflasi kelompok volatile food dan deflasi kelompok administered prices, sementara inflasi inti masih mencatat kenaikan. ( Baca juga:Waspadai Gejolak Inflasi di Wilayah Terdampak Bencana Alam )
"Secara tahunan, inflasi IHK Januari 2021 tercatat 1,55% (yoy), menurun dari inflasi bulan lalu sebesar 1,68% (yoy)," kata Erwin di Jakarta, Selasa (2/2/2021).
Ke depan, Bank Indonesia tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna mengendalikan inflasi 2021 sesuai dengan kisaran targetnya sebesar 3,0%±1%.
Inflasi inti Januari 2021 sebesar 0,14% (mtm), meningkat dari inflasi bulan Desember 2020 sebesar 0,05% (mtm). Peningkatan inflasi inti secara bulanan ini disumbang terutama oleh komoditas nasi dengan lauk seiring dampak lanjutan inflasi kelompok volatile food.
Secara tahunan, inflasi inti sebesar 1,56% (yoy), relatif stabil dibandingkan dengan inflasi Desember 2020 sebesar 1,60% (yoy). Inflasi inti yang tetap rendah tidak terlepas dari pengaruh permintaan domestik yang belum kuat, konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, stabilitas nilai tukar yang terjaga, dan harga komoditas nonpangan dunia yang relatif stabil.
Kelompok volatile food inflasi 1,15% (mtm) pada Januari 2021 lebih rendah dari capaian pada Desember 2020 sebesar 2,17% (mtm). Tekanan inflasi kelompok volatile food terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas cabai rawit, ikan segar, tempe, dan tahu mentah, seiring tertahannya pasokan dan kenaikan harga komoditas pangan global.
Peningkatan inflasi kelompok volatile food yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi komoditas telur ayam ras dan bawang merah. Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food sebesar 2,82% (yoy), menurun dari bulan sebelumnya sebesar 3,62% (yoy).
Kelompok administered prices Januari 2021 deflasi sebesar 0,19% (mtm), menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,35% (mtm). Deflasi pada kelompok ini terutama didorong oleh normalisasi penurunan tarif angkutan, khususnya angkutan udara, pascalibur akhir tahun. ( Baca juga:Memberontak, Putra Amr bin Al-Ash: Ayah Akan Berbaring Bersama Muawiyah di Neraka! )
Deflasi yang lebih dalam tertahan oleh inflasi komoditas rokok kretek filter seiring berlanjutnya transmisi kenaikan cukai tembakau dan inflasi tarif jalan tol seiring penyesuaian tarif di beberapa ruas tol.
"Secara tahunan, komponen administered prices inflasi sebesar 0,34% (yoy), meningkat dari 0,25% (yoy) pada bulan sebelumnya," tandas Erwin.
(uka)
tulis komentar anda