Anak Usaha Pertamina IPO, Kinerja Makin Kinclong Apa Seret?
Kamis, 04 Februari 2021 - 18:19 WIB
JAKARTA - Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia Toto Pranoto menilai IPO BUMN seperti Pertamina penting sebagai alternatif pembiayaan induk maupun anak usaha karena pendanaan internal yang sudah terbatas kendati diguyur PMN dari pemerintah.
"Sehingga IPO menjadi pilihan. Studi kami di Lembaga Management FEB UI menunjukkan bahwa kinerja BUMN yang sudah IPO juga relatif jauh lebih baik dibandingkan BUMN yang belum Tbk. Jadi saya kira ide IPO BUMN ini patut di dorong segera," kata Toto saat dihubungi MNC Portal Indonesia, di Jakarta, Kamis (4/2/2021).
Dia juga meyakini respons market akan positif karena prospek yang mereka akan tawarkan. Misalnya, perusahaan Mitratel sebagai anak usaha Telkom sangat kuat di bisnis pengelolaan tower telekomunikasi atau beberapa anak perusahaan Pertamina di upstream business dan renewable energy juga cukup prospektif.
"Patut diingat juga kapitalisasi 20 emiten BUMN yang sekarang sudah ada di bursa juga punya pengaruh besar terhadap pergerakan IHSG," jelasnya.
Dia mmenjelakan kenapa BUMN yang melantai di bursa rata-rata lebih baik kinerjanya, karena mereka harus comply kepada banyak regulasi pasar modal terutama aspek transparansi dan keterbukaan. Hal ini membantu emiten BUMN dalam mengurangi dan menghindari intervensi yang dialami dari berbagai kepentingan kelompok.
"Karena harga saham untuk emiten juga dipengaruhi oleh ekspektasi investor, maka perusahaan emiten juga dipaksa kerja keras untuk menunjukkan kinerja dan prospek yang baik. Faktor-faktor ini menyebabkan kinerja emiten BUMN relatif menjadi lebih baik dibandingkan non emiten," katanya.
"Sehingga IPO menjadi pilihan. Studi kami di Lembaga Management FEB UI menunjukkan bahwa kinerja BUMN yang sudah IPO juga relatif jauh lebih baik dibandingkan BUMN yang belum Tbk. Jadi saya kira ide IPO BUMN ini patut di dorong segera," kata Toto saat dihubungi MNC Portal Indonesia, di Jakarta, Kamis (4/2/2021).
Dia juga meyakini respons market akan positif karena prospek yang mereka akan tawarkan. Misalnya, perusahaan Mitratel sebagai anak usaha Telkom sangat kuat di bisnis pengelolaan tower telekomunikasi atau beberapa anak perusahaan Pertamina di upstream business dan renewable energy juga cukup prospektif.
"Patut diingat juga kapitalisasi 20 emiten BUMN yang sekarang sudah ada di bursa juga punya pengaruh besar terhadap pergerakan IHSG," jelasnya.
Dia mmenjelakan kenapa BUMN yang melantai di bursa rata-rata lebih baik kinerjanya, karena mereka harus comply kepada banyak regulasi pasar modal terutama aspek transparansi dan keterbukaan. Hal ini membantu emiten BUMN dalam mengurangi dan menghindari intervensi yang dialami dari berbagai kepentingan kelompok.
"Karena harga saham untuk emiten juga dipengaruhi oleh ekspektasi investor, maka perusahaan emiten juga dipaksa kerja keras untuk menunjukkan kinerja dan prospek yang baik. Faktor-faktor ini menyebabkan kinerja emiten BUMN relatif menjadi lebih baik dibandingkan non emiten," katanya.
(nng)
tulis komentar anda