Pemerintah Jamin Ketersediaan Produk Ternak
Rabu, 10 Februari 2021 - 20:53 WIB
Fini mengatakan, secara umum, produksi daging dan telur ayam ras nasional sudah dapat memenuhi kebutuhan nasional bahkan mengalami surplus. Sedangkan untuk daging sapi/kerbau masih terjadi defisit, sehingga perlu dipenuhi dari impor dalam bentuk daging sapi/kerbau beku dan sapi bakalan.
(Baca juga:Bertemu Investor, Gubernur Bakal Jadikan Sulsel Lumbung Daging Nasional)
Pada 2020 konsumsi daging sapi/kerbau nasional sebesar 2,53 kg/kapita/tahun sehingga kebutuhannya mencapai 681.180 ton, dengan produksi/stok dalam negeri sebesar 404.997 ton, maka masih terdapat defisit sebesar -276.183 ton.
Sementara, konsumsi daging sapi/kerbau tahun 2020 tersebut menurun dari perkiraan awal sebesar 2,66 kg/kapita/tahun atau -4,89%, akibat pandemi Covid-19. Sedangkan, untuk 2021 diperkirakan konsumsi daging sapi/kerbau nasional sebesar 2,56 kg/kapita/tahun sehingga kebutuhannya mencapai 696.956 ton, dengan produksi/stok dalam negeri sebesar 473.814 ton maka masih terdapat defisit sebesar -223.142 ton.
“Defisit tersebut dipenuhi dari impor daging sapi/kerbau beku dan sapi bakalan. Pada 2021 diperkirakan terjadi penurunan impor sebesar 13,01% dibandingkan impor 2020 yaitu dari 324.019 ton menjadi 281.867 ton,” ungkap Fini.
(Baca juga:Peredaran Daging Anjing Bakal Diawasi dengan Ketat)
Untuk daging ayam ras pada 2020, semula konsumsinya diperkirakan sebesar 12,79 kg/kapita/tahun sehingga kebutuhannya mencapai 3,44 juta ton. Namun, akibat pandemi Covid-19 konsumsi daging ayam ras menurun menjadi 10,10 kg/kapita/tahun atau -21,03%, sehingga kebutuhannya menjadi sebesar 2,72 juta ton.
Sebagai upaya menjaga stabilitas harga live bird atau ayam hidup di tingkat peternak, maka produksi harus disesuaikan dari 3,57 juta ton menjadi 3,22 juta ton, salah satunya melalui cutting HE DOC FS.
Sementara, untuk 2021 untuk konsumsi daging ayam ras nasional diperkirakan 11,75 kg/kapita/tahun sehingga kebutuhannya mencapai 3,20 juta ton; dengan produksi sebanyak 4,03 juta ton maka masih terdapat surplus 0,83 juta ton.
(Baca juga:Mendag Sebut Strategi Soal Daging Sapi Sudah Ada, Tapi Masih Rahasia)
(Baca juga:Bertemu Investor, Gubernur Bakal Jadikan Sulsel Lumbung Daging Nasional)
Pada 2020 konsumsi daging sapi/kerbau nasional sebesar 2,53 kg/kapita/tahun sehingga kebutuhannya mencapai 681.180 ton, dengan produksi/stok dalam negeri sebesar 404.997 ton, maka masih terdapat defisit sebesar -276.183 ton.
Sementara, konsumsi daging sapi/kerbau tahun 2020 tersebut menurun dari perkiraan awal sebesar 2,66 kg/kapita/tahun atau -4,89%, akibat pandemi Covid-19. Sedangkan, untuk 2021 diperkirakan konsumsi daging sapi/kerbau nasional sebesar 2,56 kg/kapita/tahun sehingga kebutuhannya mencapai 696.956 ton, dengan produksi/stok dalam negeri sebesar 473.814 ton maka masih terdapat defisit sebesar -223.142 ton.
“Defisit tersebut dipenuhi dari impor daging sapi/kerbau beku dan sapi bakalan. Pada 2021 diperkirakan terjadi penurunan impor sebesar 13,01% dibandingkan impor 2020 yaitu dari 324.019 ton menjadi 281.867 ton,” ungkap Fini.
(Baca juga:Peredaran Daging Anjing Bakal Diawasi dengan Ketat)
Untuk daging ayam ras pada 2020, semula konsumsinya diperkirakan sebesar 12,79 kg/kapita/tahun sehingga kebutuhannya mencapai 3,44 juta ton. Namun, akibat pandemi Covid-19 konsumsi daging ayam ras menurun menjadi 10,10 kg/kapita/tahun atau -21,03%, sehingga kebutuhannya menjadi sebesar 2,72 juta ton.
Sebagai upaya menjaga stabilitas harga live bird atau ayam hidup di tingkat peternak, maka produksi harus disesuaikan dari 3,57 juta ton menjadi 3,22 juta ton, salah satunya melalui cutting HE DOC FS.
Sementara, untuk 2021 untuk konsumsi daging ayam ras nasional diperkirakan 11,75 kg/kapita/tahun sehingga kebutuhannya mencapai 3,20 juta ton; dengan produksi sebanyak 4,03 juta ton maka masih terdapat surplus 0,83 juta ton.
(Baca juga:Mendag Sebut Strategi Soal Daging Sapi Sudah Ada, Tapi Masih Rahasia)
Lihat Juga :
tulis komentar anda