Erick Thohir Dibikin Sangat Sedih Gara-gara Daging
Jum'at, 12 Februari 2021 - 22:47 WIB
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku sedih melihat industri daging di Indonesia. Sebab, tingkat produksinya lebih kecil dibandingkan dengan negara lain.
"Sangat sedih kalau kita lihat, misalnya di industri daging. Itu banyak negara yang justru jauh lebih besar produksi dagingnya di bandingkan Indonesia," ujar Erick di Jakarta, Jumat (12/2/2021).
Dari data pemerintah impor daging mencapai 1,5 juta ton per tahunnya. Jumlah impor tersebut mengindikasikan tingkat produksi daging di dalam negeri masih rendah. Padahal, daging sebagai industri halal sangat potensial di Indonesia.
Masalah ini dicatat pemerintah sebagai tugas lain yang harus diselesaikan. Mantan Bos Inter Milan itu memastikan pemerintah akan mendorong pelaku usaha seperti UMKM dan industri makro untuk secara intensif meningkatkan produksi daging di Tanah Air.
"Yang jelas ini adalah potensi, yang namanya makanan itu potensi. Industri daging itu ke depan harus kita kembangkan, apalagi impor daging 1,5 juta setiap tahunnya," kata dia.
Tak hanya daging, produk halal seperti fesyen dan make up pun menjadi perhatian. Indonesia sebagai negara dengan tingkat konsumsi yang tinggi, dinilai tepat jika budaya konsumerisme bersumber dari produk-produk dalam negeri.
Langkah itu bisa direalisasikan jika industri halal mendapat bantuan di sisi pembiayaan untuk menggenjot tingkat produksinya. Karenanya, pemerintah melalui skema pengembangan ekonomi dan keuangan syariah menjadi alternatif untuk membantu pelaku usaha.
"Itu menjadi hak konsumer yang kita lakukan. Industri halal ini luar biasa, ada makanan ada fesyen, ada make up yang tidak kalah pentingnya, hal-hal ini yang saya rasa menjadi dorongan. Disitulah fungsinya bank syariah, financial syariah juga mendukung menciptakan pengusaha-pengusaha baru, UMKM, dan industri secara bersahabat," tutur Erick.
"Sangat sedih kalau kita lihat, misalnya di industri daging. Itu banyak negara yang justru jauh lebih besar produksi dagingnya di bandingkan Indonesia," ujar Erick di Jakarta, Jumat (12/2/2021).
Dari data pemerintah impor daging mencapai 1,5 juta ton per tahunnya. Jumlah impor tersebut mengindikasikan tingkat produksi daging di dalam negeri masih rendah. Padahal, daging sebagai industri halal sangat potensial di Indonesia.
Masalah ini dicatat pemerintah sebagai tugas lain yang harus diselesaikan. Mantan Bos Inter Milan itu memastikan pemerintah akan mendorong pelaku usaha seperti UMKM dan industri makro untuk secara intensif meningkatkan produksi daging di Tanah Air.
"Yang jelas ini adalah potensi, yang namanya makanan itu potensi. Industri daging itu ke depan harus kita kembangkan, apalagi impor daging 1,5 juta setiap tahunnya," kata dia.
Tak hanya daging, produk halal seperti fesyen dan make up pun menjadi perhatian. Indonesia sebagai negara dengan tingkat konsumsi yang tinggi, dinilai tepat jika budaya konsumerisme bersumber dari produk-produk dalam negeri.
Langkah itu bisa direalisasikan jika industri halal mendapat bantuan di sisi pembiayaan untuk menggenjot tingkat produksinya. Karenanya, pemerintah melalui skema pengembangan ekonomi dan keuangan syariah menjadi alternatif untuk membantu pelaku usaha.
"Itu menjadi hak konsumer yang kita lakukan. Industri halal ini luar biasa, ada makanan ada fesyen, ada make up yang tidak kalah pentingnya, hal-hal ini yang saya rasa menjadi dorongan. Disitulah fungsinya bank syariah, financial syariah juga mendukung menciptakan pengusaha-pengusaha baru, UMKM, dan industri secara bersahabat," tutur Erick.
(akr)
tulis komentar anda