Keyakinan Erick Thohir Soal Raksasa Industri RI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir , menilai sektor industri di dalam negeri akan menjadi bisnis raksasa. Kondisi yang membuat hampir seluruh lini usaha menjadi lesu, menurutnya akan bangkit dari tekanan usai pandemi.
Pemerintah mencatat pandemi Covid-19 menjadi momentum penting bagi sektor industri untuk berbenah diri. Dengan begitu, pasca pandemi semua lini bisnis diyakini akan kembali bergeliat.
"Sekarang dengan Covid-19 dan pasca Covid nanti, justru ini menjadi kesempatan kita menjadi raksasa yang tadinya tertidur, sekarang terbangunkan. Bukan hanya ekonomi syariah saja, tapi juga di industri lainnya," ujar Erick Jumat (12/2/2021).
Keyakinan itu didasari pada penilaian bahwa Indonesia merupakan pasar potensial. Potensi itu harus dimanfaatkan oleh pelaku usaha di Tanah Air. Sementara pemerintah akan mendorong upaya pemulihan dari berbagai program stimulus ekonomi dan kesehatan.
Khusus untuk ekonomi syariah, kata Erick, fundamentalnya sangat kokoh. Bahkan melebihi ekonomi konvensional. Secara pertumbuhan, persentase pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia rata-rata di angka 17-18%, sementara bank konvensional berada di level 11 persen.
"Ini yang coba kita lihat, momentum ini, kita kekuatannya sebagai bangsa ini marketnya. Dan kalau kita lihat fundamentalnya tidak jelek, bank syariah itu pertumbuhannya lebih baik dari bank konvensional. Kalau tidak salah angkanya itu 17-18 persen. Sedangkan bank konvensional 11 persen," katanya.
Pemerintah akan mengambil langkah keberpihakan untuk mendorong kinerja ekonomi dan bank syariah di Indonesia dengan menjadikan sistem ekonomi yang inklusif atau terbuka.
"Potensinya ada, tapi keberpihakan harus mulai kita lakukan. Keberpihakan bukan berarti kita menjadi tertutup, kita mau juga ekonomi syariah ini menjadi ekonomi yang inklusif, yang disampaikan bapak Presiden (Jokowi), apakah mengenai financial syariahnya yang inklusif. Nah, pasarnya momentum yang sangat luar biasa," tutur dia.
Pemerintah mencatat pandemi Covid-19 menjadi momentum penting bagi sektor industri untuk berbenah diri. Dengan begitu, pasca pandemi semua lini bisnis diyakini akan kembali bergeliat.
"Sekarang dengan Covid-19 dan pasca Covid nanti, justru ini menjadi kesempatan kita menjadi raksasa yang tadinya tertidur, sekarang terbangunkan. Bukan hanya ekonomi syariah saja, tapi juga di industri lainnya," ujar Erick Jumat (12/2/2021).
Keyakinan itu didasari pada penilaian bahwa Indonesia merupakan pasar potensial. Potensi itu harus dimanfaatkan oleh pelaku usaha di Tanah Air. Sementara pemerintah akan mendorong upaya pemulihan dari berbagai program stimulus ekonomi dan kesehatan.
Khusus untuk ekonomi syariah, kata Erick, fundamentalnya sangat kokoh. Bahkan melebihi ekonomi konvensional. Secara pertumbuhan, persentase pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia rata-rata di angka 17-18%, sementara bank konvensional berada di level 11 persen.
"Ini yang coba kita lihat, momentum ini, kita kekuatannya sebagai bangsa ini marketnya. Dan kalau kita lihat fundamentalnya tidak jelek, bank syariah itu pertumbuhannya lebih baik dari bank konvensional. Kalau tidak salah angkanya itu 17-18 persen. Sedangkan bank konvensional 11 persen," katanya.
Pemerintah akan mengambil langkah keberpihakan untuk mendorong kinerja ekonomi dan bank syariah di Indonesia dengan menjadikan sistem ekonomi yang inklusif atau terbuka.
"Potensinya ada, tapi keberpihakan harus mulai kita lakukan. Keberpihakan bukan berarti kita menjadi tertutup, kita mau juga ekonomi syariah ini menjadi ekonomi yang inklusif, yang disampaikan bapak Presiden (Jokowi), apakah mengenai financial syariahnya yang inklusif. Nah, pasarnya momentum yang sangat luar biasa," tutur dia.
(akr)