Stok Bawang Putih Menipis, Pengamat: Manajemen Impor Harus Bagus
Minggu, 14 Februari 2021 - 01:23 WIB
JAKARTA - Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan, salah satu langkah untuk mengurangi kelangkaan stok bawang putih dalam negeri yakni dengan memperbaiki manajemen impor di Indonesia. Sebagai informasi, ketersediaan stok bawang putih dalam negeri dikhawatirkan akan mulai terbatas pada awal bulan Maret mendatang.
“Memang untuk produk yang seperti ini kita kira-kira sebesar 98% tergantung impor. Ya memang manajemen impornya yang harus bagus. Artinya, jauh-jauh hari sebelum habis ya dikeluarkan izin impornya,” ujar Khudori saat dihubungi MNC Portal Indonesia di Jakarta, Sabtu (13/2/2021).
( )
Menurut dia, stok bawang putih di Indonesia diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan sampai bulan Maret. Jadi, sebelum ketersediaan stok habis pemerintah disarankan sudah mengeluarkan izin impor jauh sebelum itu.
“Harus dicek lagi, seinget saya tiga bulan (sampai Maret). Tiga bulan itu nggak lama ya, sementara kita tahu proses impor tidak selalu mulus atau tidak selalu mudah,” kata Khudori.
( )
Khudori menegaskan, dalam kondisi pandemi saat ini akan ada perbedaan waktu proses impor. Misalnya jika terjadi kelangkaan kontainer atau gangguan di rantai pasok global. Hal tersebut dipastikan akan mengganggu proses impor.
“Pasti akan mengganggu proses impor yang sebelumnya (sebelum pandemi Covid-19) mungkin tidak begitu krusial. Mungkin satu sampai dua bulan selesai, tetapi setelah pandemi kan segala sesuatu harus diperhitungkan betul,” tegasnya.
“Memang untuk produk yang seperti ini kita kira-kira sebesar 98% tergantung impor. Ya memang manajemen impornya yang harus bagus. Artinya, jauh-jauh hari sebelum habis ya dikeluarkan izin impornya,” ujar Khudori saat dihubungi MNC Portal Indonesia di Jakarta, Sabtu (13/2/2021).
( )
Menurut dia, stok bawang putih di Indonesia diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan sampai bulan Maret. Jadi, sebelum ketersediaan stok habis pemerintah disarankan sudah mengeluarkan izin impor jauh sebelum itu.
“Harus dicek lagi, seinget saya tiga bulan (sampai Maret). Tiga bulan itu nggak lama ya, sementara kita tahu proses impor tidak selalu mulus atau tidak selalu mudah,” kata Khudori.
( )
Khudori menegaskan, dalam kondisi pandemi saat ini akan ada perbedaan waktu proses impor. Misalnya jika terjadi kelangkaan kontainer atau gangguan di rantai pasok global. Hal tersebut dipastikan akan mengganggu proses impor.
“Pasti akan mengganggu proses impor yang sebelumnya (sebelum pandemi Covid-19) mungkin tidak begitu krusial. Mungkin satu sampai dua bulan selesai, tetapi setelah pandemi kan segala sesuatu harus diperhitungkan betul,” tegasnya.
(ind)
tulis komentar anda