Kiat Memulai Bisnis dengan Modal Kecil, Tapi Untung Besar
Rabu, 17 Februari 2021 - 05:38 WIB
JAKARTA - Memulai bisnis makanan biasanya tidak terlepas dari modal yang cukup besar. Namun jika Anda bisa mengelola uang dengan baik, maka modal kecil pun bisa menciptakan untung yang banyak. Seperti yang terjadi pada Mochammad Salman Alfarisi yang miliki bisnis makanan Mentai.
Pria 23 tahun itu memulai bisnis dengan modal 6 juta saja. Namun dengan modal tersebut saat ini Salman sudah memiliki 3 cabang. Ia menjelaskan, ketika memulai bisnis jangan hanya tergantung pada modal saja. Menurutnya, seorang owner harus bisa memaksimalkan modal yang ada.
"Itu tergantung kemampuan kita mengelola sumber modal kita. Mulai dari merekrut pegawai hingga mempromosikan produk. Jadi Ini tergantung kemampuan pemilik yang dapat menggunakan budget seminimal mungkin untuk mengkreasikan produknya" kata dalam di Jakarta.
Selain itu, lanjut Salman, jika ingin memulai bisnis harus bisa melihat opportunity dari sebuah produk. Jangan sampai memilih produk yang viralnya hanya sebentar. Ia mencontohkan, produk yang viralnya hanya sebentar seperti es kepal Milo.
"Saya gak terlalu suka makanan Jepang, tapi saya melihat opportunity dari market yang ada terutama di Jakarta. Apalagi Japanese Food bisa dibilang salah satu makanan yang bisa jangka panjang. Jangan hanya sekedar lewat seperti es kepal Milo," ungkapnya
Kemudian, pria yang memulai bisnis dari usia 19 tahun ini, menambahkan dalam menjalankan bisnis makanan harus dapat menjaga kualitas. Dengan kualitas produk yang baik maka orang akan selalu membeli.
"Kita memulai usaha dari lingkungan sekitar kita. Ketika produk kita disukai, maka mereka akan menyebarkannya," terangnya
Sebelum Pandemi covid-19 omset dari tiga cabang yang dimiliki Salman, bisa menghasilkan pendapatan sampai Rp14 juta. Namun sayangnya pandemi membuat usahanya terdampak.
Meski begitu, Ia berpesan, bagi anak muda yang ingin memulai bisnis janganlah takut. Sebab, anak muda biasanya memiliki ide dan inovasi dalam menghadapi masalah.
"Jangan takut punya mimpi. Jangan membatasi diri sendiri. Karena anak muda pasti memiliki ide dan inovasi untuk mengembangkan bisnisnya jika dijalani dengan serius," tutupnya.
Pria 23 tahun itu memulai bisnis dengan modal 6 juta saja. Namun dengan modal tersebut saat ini Salman sudah memiliki 3 cabang. Ia menjelaskan, ketika memulai bisnis jangan hanya tergantung pada modal saja. Menurutnya, seorang owner harus bisa memaksimalkan modal yang ada.
"Itu tergantung kemampuan kita mengelola sumber modal kita. Mulai dari merekrut pegawai hingga mempromosikan produk. Jadi Ini tergantung kemampuan pemilik yang dapat menggunakan budget seminimal mungkin untuk mengkreasikan produknya" kata dalam di Jakarta.
Selain itu, lanjut Salman, jika ingin memulai bisnis harus bisa melihat opportunity dari sebuah produk. Jangan sampai memilih produk yang viralnya hanya sebentar. Ia mencontohkan, produk yang viralnya hanya sebentar seperti es kepal Milo.
"Saya gak terlalu suka makanan Jepang, tapi saya melihat opportunity dari market yang ada terutama di Jakarta. Apalagi Japanese Food bisa dibilang salah satu makanan yang bisa jangka panjang. Jangan hanya sekedar lewat seperti es kepal Milo," ungkapnya
Kemudian, pria yang memulai bisnis dari usia 19 tahun ini, menambahkan dalam menjalankan bisnis makanan harus dapat menjaga kualitas. Dengan kualitas produk yang baik maka orang akan selalu membeli.
"Kita memulai usaha dari lingkungan sekitar kita. Ketika produk kita disukai, maka mereka akan menyebarkannya," terangnya
Sebelum Pandemi covid-19 omset dari tiga cabang yang dimiliki Salman, bisa menghasilkan pendapatan sampai Rp14 juta. Namun sayangnya pandemi membuat usahanya terdampak.
Meski begitu, Ia berpesan, bagi anak muda yang ingin memulai bisnis janganlah takut. Sebab, anak muda biasanya memiliki ide dan inovasi dalam menghadapi masalah.
"Jangan takut punya mimpi. Jangan membatasi diri sendiri. Karena anak muda pasti memiliki ide dan inovasi untuk mengembangkan bisnisnya jika dijalani dengan serius," tutupnya.
(akr)
tulis komentar anda