Heboh Satu Desa Jadi Miliarder, Pakar: Kilang Baru Jangan Cuma Angin Surga
Kamis, 18 Februari 2021 - 17:11 WIB
JAKARTA - Heboh pembebasan lahan untuk proyek pembangunan kilang baru Tuban yang membuat satu desa menjadi miliarder usai menerima ganti rugi lahan proyek kilang minyak. Dewan pakar Pusat Pengembangan Transisi Energi, Salamuddin Daeng mengingatkan, jangan sampai hal itu hanya menjadi angin surga untuk memperlihatkan seakan pembangunan kilang baru di Indonesia berjalan.
Seperti diketahui sebelumnya viral di media sosial, dimana ada video memperlihatkan warga satu Desa Sumurgeneng , Tuban , Jawa Timur ramai-ramai membeli mobil baru usai menerima ganti rugi lahan proyek kilang minyak. Nominal ganti ruginya tidak main-main, ada yang mencapai hingga Rp8 miliar per warga. Pertamina sendiri memastikan, pembebasan lahan untuk keperluan pembangunan kilang baru atau Grass Root Refinery Tuban (GRR Tuban) sudah rampung dan sesuai ketentuan.
"Jadi heboh pembebasan lahan Tuban tampaknya untuk memberi angin surga pada Presiden, agar beliau yakin dan percaya bahwa pembangunan kilang baru di Indonesia itu bisa, dan sudah terealisasi lebih dari 1%," ujar Daeng di Jakarta, Kamis (18/2/2021).
Dewan pakar Pusat Pengembangan Transisi Energi, Salamuddin Daeng mengingatkan, para pembantu presiden agar menunjukan prestasi kerja nyatanya. Daeng, mengingatkan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tahun 2019 lalu, bahwa pembangunan kilang tidak ada kemajuan walau 1 (satu) persen pun, setelah lima tahun menjadi Presiden.
"Pernyataan Jokowi ini adalah teguran keras kepada semua pembantu presiden," tegasnya.
Menurutnya, sudah setahun sejak Presiden marah-marah soal kilang, lagi-lagi tidak ada kemajuan berarti dalam soal pembangunan kilang minyak di Indonesia. Pembantu presiden tampaknya cuma tebar janji sekaligus tebar pesona dihadapan presiden. "Seolah-olah sudah ada tambahan kemajuan beberapa persen lagi pembangunan kilang. Jadi bukan di bawah 1 persen lagi," katanya.
Tebar pesona mengenai adanya kemajuan ini datang dari kilang Tuban. Viral video penduduk desa banyak yang menjadi miliarder baru hasil jual tanah untuk pembangunan kilang Tuban. Mereka mendapatkan ganti untung senilai sedikitnya Rp.600 ribu untuk setiap meter tanah yang dibebaskan oleh pemerintah.
Menurut Daeng, sebetulnya kilang Tuban belum berhasil dimana dalam lima tahun tidak ada kemajuan apa-apa. Belum ada investor yang sungguh-sungguh tertarik. "Semua investor hanya menawarkan janji sejak direktur Mega Project di Pertamina dibentuk, hingga direktur Mega Project Pertamina dibubarkan, semua janji itu tak kunjung terealisasi bahkan sepeserpun tidak," ungkapnya.
Baca Juga
"Jadi heboh pembebasan lahan Tuban tampaknya untuk memberi angin surga pada Presiden, agar beliau yakin dan percaya bahwa pembangunan kilang baru di Indonesia itu bisa, dan sudah terealisasi lebih dari 1%," ujar Daeng di Jakarta, Kamis (18/2/2021).
Dewan pakar Pusat Pengembangan Transisi Energi, Salamuddin Daeng mengingatkan, para pembantu presiden agar menunjukan prestasi kerja nyatanya. Daeng, mengingatkan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tahun 2019 lalu, bahwa pembangunan kilang tidak ada kemajuan walau 1 (satu) persen pun, setelah lima tahun menjadi Presiden.
"Pernyataan Jokowi ini adalah teguran keras kepada semua pembantu presiden," tegasnya.
Menurutnya, sudah setahun sejak Presiden marah-marah soal kilang, lagi-lagi tidak ada kemajuan berarti dalam soal pembangunan kilang minyak di Indonesia. Pembantu presiden tampaknya cuma tebar janji sekaligus tebar pesona dihadapan presiden. "Seolah-olah sudah ada tambahan kemajuan beberapa persen lagi pembangunan kilang. Jadi bukan di bawah 1 persen lagi," katanya.
Baca Juga
Menurut Daeng, sebetulnya kilang Tuban belum berhasil dimana dalam lima tahun tidak ada kemajuan apa-apa. Belum ada investor yang sungguh-sungguh tertarik. "Semua investor hanya menawarkan janji sejak direktur Mega Project di Pertamina dibentuk, hingga direktur Mega Project Pertamina dibubarkan, semua janji itu tak kunjung terealisasi bahkan sepeserpun tidak," ungkapnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda