Heboh Seller China Jual Batik Rp35 Ribu Dapat Dua, Pengamat: Menggerus Pasar UMKM
Jum'at, 19 Februari 2021 - 14:29 WIB
JAKARTA - Ramainya tagar #SellerAsingBunuhUMKM di media sosial membuat heboh, ketika Warganet sudah sejak lama dibuat penasaran oleh sosok Mr.Hu. Fenomena ini mendapatkan respons dari dr. Tirta Mandira Hudhi melalui akun twitternya @tirta_hudhi menyebutkan seller ini menjual batik print dari China Rp35 ribu dapet 2 pieces.
Menurutnya hal ini berbahaya karena distributor akan meninggalkan produsen lokal, dan beralih ke produsen luar. Peneliti INDEF, Nailul Huda menilai pasar domestik Indonesia sangat menarik bagi tiap pelaku e-Commerce.
Dengan pertumbuhan kelas menengah, generasi gadget yang sangat pesat dan haus akan diskon produk, ditangkap oleh produsen China untuk menjual produknya langsung ke konsumen di Indonesia.
“Sekarang juga pengiriman lebih murah dan ada diskon ongkir dari platform. Harga produksi yang murah dan ongkir yang murah merupakan kombinasi yang pas buat costumer Indonesia,” jelasnya.
Efek negatifnya, ada ketidakseimbangan persaingan antara produsen di China yang sudah besar dan efisien dengan pelaku UMKM yang rata-rata tidak sebesar dan seefisien produsen asal negeri tirai bambu itu.
Praktik ini lama kelamaan akan semakin menggerus pangsa pasar UMKM lokal yang saat ini pun sangat rendah. UMKM tidak dapat lagi bersaing. Akibatnya banyak UMKM yang tidak turun menjual ke platform e-Commerce.
"Di saat sudah tidak ada lagi pesaing lokal, harganya lama-kelamaan bisa naik dan membebankan ke konsumen. Praktik ini termasuk praktik tidak sehat,” tegasnya.
Menurutnya hal ini berbahaya karena distributor akan meninggalkan produsen lokal, dan beralih ke produsen luar. Peneliti INDEF, Nailul Huda menilai pasar domestik Indonesia sangat menarik bagi tiap pelaku e-Commerce.
Baca Juga
Dengan pertumbuhan kelas menengah, generasi gadget yang sangat pesat dan haus akan diskon produk, ditangkap oleh produsen China untuk menjual produknya langsung ke konsumen di Indonesia.
“Sekarang juga pengiriman lebih murah dan ada diskon ongkir dari platform. Harga produksi yang murah dan ongkir yang murah merupakan kombinasi yang pas buat costumer Indonesia,” jelasnya.
Efek negatifnya, ada ketidakseimbangan persaingan antara produsen di China yang sudah besar dan efisien dengan pelaku UMKM yang rata-rata tidak sebesar dan seefisien produsen asal negeri tirai bambu itu.
Praktik ini lama kelamaan akan semakin menggerus pangsa pasar UMKM lokal yang saat ini pun sangat rendah. UMKM tidak dapat lagi bersaing. Akibatnya banyak UMKM yang tidak turun menjual ke platform e-Commerce.
"Di saat sudah tidak ada lagi pesaing lokal, harganya lama-kelamaan bisa naik dan membebankan ke konsumen. Praktik ini termasuk praktik tidak sehat,” tegasnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda