Vaksin Merah Putih Dikebut, Kuota Vaksin Impor Bisa Dikurangi di 2022
Selasa, 23 Februari 2021 - 16:24 WIB
JAKARTA - Pemerintah tengah mengupayakan proses produksi vaksin Merah Putih yang ditargetkan dilakukan pada kuartal I/2022. Jika target ini tercapai, dipastikan kuota pengadaan vaksin Covid-19 dengan produsen farmasi global pada tahun depan akan dikurangi.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, pemerintah tengah menyiasati pengadaan vaksin untuk tahun 2022. Langkah kerja sama itu juga dibarengi dengan proses produksi vaksin Merah Putih yang dilakukan PT Bio Farma (Persero) dengan sejumlah universitas dan Eijkman.
"Kalau kita lihat vaksin 2021 sudah secure, kita pemerintah juga sedang memikirkan pengadaan vaksin di 2022. Ini disejalankan dengan vaksin Merah Putih. Kalau vaksin Merah Putih ditemukan lebih awal, tentu pengadaannya tidak perlu sebanyak tahun ini," ujar Erick Selasa (23/2/2021).
(
)
Pihak Eijkman sendiri menargetkan akan menyerahkan bibit vaksin Merah Putih ke Bio Farma pada Maret 2021. Di tangan Holding BUMN Farmasi, bibit vaksin akan dilakukan uji klinis 1, 2, dan 3.
"Alhamdulillah kabar terakhir Lembaga Eijkman akan push seed vaksin ke Bio Farma sesuai target di kuartal I/2021 ini, jadi pada Maret ini. kita harapkan bisa on time dan lakukan uji klinis dari vaksin atau seed-vaksin yang sudah diberikan oleh Eijkman nantinya," kata dia.
( )
Presiden Joko Widodo (Jokowi) justru menginginkan agar vaksin Merah Putih diproduksi pada Desember atau akhir tahun 2021. "Saya perintahkan percepat produksi vaksin kita sendiri, vaksin Merah Putih. Tapi ini memerlukan waktu, mungkin baru akhir tahun Insha Allah bisa diproduksi," kata Jokowi saat memberikan arahan dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri 2021 di Istana Negara, Jakarta.
Menurut Jokowi saat ini pemerintah sedang berupaya keras memperoleh vaksin dari beberapa negara. Namun ia mengakui bahwa saat ini yang baru tiba di Indonesia hanya dari satu negara, yakni dari China.
"Tapi kita berusaha dari beberapa negara dan itu jadi rebutan 215 negara ini yang harus sadar tidak mudah mendapatkan vaksin sekarang ini," kata Jokowi.
( )
Untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok, vaksinasi harus dilakukan terhadap 80 persen penduduk atau 182 juta orang. "Artinya kita menyuntik 364 juta suntikan (satu orang dua kali disuntik). Ini bukan angka kecil. Karena angka ini akan menghasilkan kekebalan komunal herd immunity. Saya minta jajaran TNI-Polri untuk cepat bergerak membantu vaksinasi agar segera bisa selesaikan. Dan saya minta TNI-Polri mengawal distribusi pengamanan vaksin untuk menuju ke daerah," katanya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, pemerintah tengah menyiasati pengadaan vaksin untuk tahun 2022. Langkah kerja sama itu juga dibarengi dengan proses produksi vaksin Merah Putih yang dilakukan PT Bio Farma (Persero) dengan sejumlah universitas dan Eijkman.
"Kalau kita lihat vaksin 2021 sudah secure, kita pemerintah juga sedang memikirkan pengadaan vaksin di 2022. Ini disejalankan dengan vaksin Merah Putih. Kalau vaksin Merah Putih ditemukan lebih awal, tentu pengadaannya tidak perlu sebanyak tahun ini," ujar Erick Selasa (23/2/2021).
(
Baca Juga
Pihak Eijkman sendiri menargetkan akan menyerahkan bibit vaksin Merah Putih ke Bio Farma pada Maret 2021. Di tangan Holding BUMN Farmasi, bibit vaksin akan dilakukan uji klinis 1, 2, dan 3.
"Alhamdulillah kabar terakhir Lembaga Eijkman akan push seed vaksin ke Bio Farma sesuai target di kuartal I/2021 ini, jadi pada Maret ini. kita harapkan bisa on time dan lakukan uji klinis dari vaksin atau seed-vaksin yang sudah diberikan oleh Eijkman nantinya," kata dia.
( )
Presiden Joko Widodo (Jokowi) justru menginginkan agar vaksin Merah Putih diproduksi pada Desember atau akhir tahun 2021. "Saya perintahkan percepat produksi vaksin kita sendiri, vaksin Merah Putih. Tapi ini memerlukan waktu, mungkin baru akhir tahun Insha Allah bisa diproduksi," kata Jokowi saat memberikan arahan dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri 2021 di Istana Negara, Jakarta.
Menurut Jokowi saat ini pemerintah sedang berupaya keras memperoleh vaksin dari beberapa negara. Namun ia mengakui bahwa saat ini yang baru tiba di Indonesia hanya dari satu negara, yakni dari China.
"Tapi kita berusaha dari beberapa negara dan itu jadi rebutan 215 negara ini yang harus sadar tidak mudah mendapatkan vaksin sekarang ini," kata Jokowi.
( )
Untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok, vaksinasi harus dilakukan terhadap 80 persen penduduk atau 182 juta orang. "Artinya kita menyuntik 364 juta suntikan (satu orang dua kali disuntik). Ini bukan angka kecil. Karena angka ini akan menghasilkan kekebalan komunal herd immunity. Saya minta jajaran TNI-Polri untuk cepat bergerak membantu vaksinasi agar segera bisa selesaikan. Dan saya minta TNI-Polri mengawal distribusi pengamanan vaksin untuk menuju ke daerah," katanya.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda