Ekonomi Indonesia Diprediksi Pulih Pertengahan Tahun 2021
Kamis, 04 Maret 2021 - 05:35 WIB
“Dengan itu, diharapkan pengusaha-pengusaha bisa berekspansi meningkatkan usahanya melalui pengambilan kredit baru untuk mendorong tumbuhnya aktivitas ekonomi. Kemudian pada sejumlah sektor tertentu diberikan penjaminan kredit UMKM. Kemudian, percepatan vaksin itu untuk meningkatkan confident pengusaha, makanya ada vaksin mandiri,” tuturnya.
Asosiasi Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memprediksi jika kasus Covid-19 dan vaksinasi berjalan cepat, pada pertengahan tahun ini ekonomi sudah membaik. Ketua Umum Asosiasi UMKM M Ikhsan Ingratubun mengungkapkan dampak pandemi Covid-19 cukup besar terhadap UMKM. Dari 64 juta, ada 30 juta UMKM yang gulung tikar.
Dia menyebut ada sekitar 7 juta orang di sektor UMKM yang kehilangan pekerjaan. Untuk menahan ambruknya UMKM, pemerintah memberikan bantuan sebesar Rp2,4 juta. Ikhsan menjelaskan bantuan itu dikhususkan untuk usaha mikro bukan kecil dan menengah. Dia memastikan bantuan itu sangat bermanfaat bagi pedagang, seperti gado-gado, bakso, dan buah-buahan, untuk kembali memulai usahanya.
Dia menuturkan untuk usaha kecil dan menengah itu membutuhkan modal sekitar Rp50-200 juta. Para pengusaha kecil dan menengah memang harus mencari permodalan ke lembaga keuangan, perbankan. “(Butuh) Bantuan untuk pembayaran utang (misal) di-reschedule atau direlaksasi. Tetap minta sampai 2021,” ujarnya.
Masalahnya, untuk memulai usaha dan meminjam uang ke bank itu membutuhkan agunan. “Kalau enggak punya agunan, sulit untuk bangkit. Makanya, koperasi sebagai penopang atau penjamin. Kalau Rp2,5 juta itu terlalu kecil (usaha kecil dan menengah). PNM juga masih kecil sekitar Rp2-3 juta yang diberikan. Kalau mikro ok lah,” tuturnya.
Usaha pemerintah dengan menurunkan suku bunga sepertinya belum akan berjalan. Iksan membenarkan para pengusaha masih menahan-nahan untuk mengajukan kredit di bank. Dia menyatakan omset usaha itu sekitar 15-20 persen dari normal. Dengan jumlah itu, tidak akan mampu membayar gaji, listrik, kredit kendaraan dan modal di bank. “Ini posisi yang sangat dilematis untuk mengambil kredit,” pungkasnya.
Asosiasi Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memprediksi jika kasus Covid-19 dan vaksinasi berjalan cepat, pada pertengahan tahun ini ekonomi sudah membaik. Ketua Umum Asosiasi UMKM M Ikhsan Ingratubun mengungkapkan dampak pandemi Covid-19 cukup besar terhadap UMKM. Dari 64 juta, ada 30 juta UMKM yang gulung tikar.
Dia menyebut ada sekitar 7 juta orang di sektor UMKM yang kehilangan pekerjaan. Untuk menahan ambruknya UMKM, pemerintah memberikan bantuan sebesar Rp2,4 juta. Ikhsan menjelaskan bantuan itu dikhususkan untuk usaha mikro bukan kecil dan menengah. Dia memastikan bantuan itu sangat bermanfaat bagi pedagang, seperti gado-gado, bakso, dan buah-buahan, untuk kembali memulai usahanya.
Dia menuturkan untuk usaha kecil dan menengah itu membutuhkan modal sekitar Rp50-200 juta. Para pengusaha kecil dan menengah memang harus mencari permodalan ke lembaga keuangan, perbankan. “(Butuh) Bantuan untuk pembayaran utang (misal) di-reschedule atau direlaksasi. Tetap minta sampai 2021,” ujarnya.
Masalahnya, untuk memulai usaha dan meminjam uang ke bank itu membutuhkan agunan. “Kalau enggak punya agunan, sulit untuk bangkit. Makanya, koperasi sebagai penopang atau penjamin. Kalau Rp2,5 juta itu terlalu kecil (usaha kecil dan menengah). PNM juga masih kecil sekitar Rp2-3 juta yang diberikan. Kalau mikro ok lah,” tuturnya.
Usaha pemerintah dengan menurunkan suku bunga sepertinya belum akan berjalan. Iksan membenarkan para pengusaha masih menahan-nahan untuk mengajukan kredit di bank. Dia menyatakan omset usaha itu sekitar 15-20 persen dari normal. Dengan jumlah itu, tidak akan mampu membayar gaji, listrik, kredit kendaraan dan modal di bank. “Ini posisi yang sangat dilematis untuk mengambil kredit,” pungkasnya.
(ind)
tulis komentar anda