Airlangga Ungkap Rencana Indonesia Akan Buat 'Bank Emas'
Kamis, 04 Maret 2021 - 17:14 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, pemerintah berencana untuk membuat bullion bank atau bank yang bisa menerima transaksi emas . Seperti diketahui Indonesia memiliki pertambangan emas yang besar dan menjadi salah satu komoditas andalan Indonesia, selain tentunya pasar yang besar.
"Salah satu yang sedang dikaji oleh pemerintah pembentukan bullion bank. Ini tentu nanti pak Mendag dapat mendalami bagaimana ekspor impor ini karena sebagian dipakai untuk perhiasan. Dimana dulu ekspor impor terkait dengan PPN dan lainnya," ujar Menko Airlangga dalam video virtual, Kamis (4/3/2021).
Sejumlah negara tercatat memiliki bullion bank yakni Hong Kong dan Swiss. Airlangga mengatakan emas merupakan salah satu komoditas yang harganya bisa bertahan, bahkan cenderung naik selama pandemi covid-19. Saat yang bersamaan, harga sejumlah komoditas lainnya mengalami tekanan.
"Komoditas emas mencatat peningkatan walau di lain pihak emas juga impornya salah satu yang tinggi. Ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang perlu didalami terkait ekspor impor emas ini, karena kita memiliki pertambangan yang besar," ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhamad Lutfi mengatakan, bakal meneruskan kajian mengenai pembentukan bullion bank dengan mempertimbangkan berbagai aspek.
“Akan kami camkan (arahan dari Menko Airlangga), saya hitung ada beberapa hal penting untuk bisa kami laksanakan terutama bagaimana menciptakan bullion bank, supaya kegiatan dan kemampuan Indonesia untuk kontrol pasar emasnya bisa jalan dengan baik,” bebernya.
Saat ini, Tambang Grasberg di Papua merupakan tambang emas terbesar di dunia, dengan cadangan emasnya mencapai 30,2 juta ounces, setelah South Deep Gold Mine di Afrika Selatan. Selain itu emas yang dihasilkan dari Grasberg merupakan produk ikutan dari tambang.
Selain itu dalam catatannya, Indonesia merupakan negara produsen emas terbesar ketujuh di dunia dengan produksi 2020 mencapai 130 ton per tahun atau 4,59 juta ounce. Tetapi PT Aneka Tambang Tbk, yang merupakan produsen asal Indonesia, hanya tergolong sebagai junior gold miner company dengan produksi di tahun 2020 sebesar 1,7 ton.
Bahkan konsumsi emas Indonesia cenderung masih rendah dengan rincian untuk retail investment 172.800 ounces dan perhiasan 137.600 ounces.
"Salah satu yang sedang dikaji oleh pemerintah pembentukan bullion bank. Ini tentu nanti pak Mendag dapat mendalami bagaimana ekspor impor ini karena sebagian dipakai untuk perhiasan. Dimana dulu ekspor impor terkait dengan PPN dan lainnya," ujar Menko Airlangga dalam video virtual, Kamis (4/3/2021).
Sejumlah negara tercatat memiliki bullion bank yakni Hong Kong dan Swiss. Airlangga mengatakan emas merupakan salah satu komoditas yang harganya bisa bertahan, bahkan cenderung naik selama pandemi covid-19. Saat yang bersamaan, harga sejumlah komoditas lainnya mengalami tekanan.
"Komoditas emas mencatat peningkatan walau di lain pihak emas juga impornya salah satu yang tinggi. Ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang perlu didalami terkait ekspor impor emas ini, karena kita memiliki pertambangan yang besar," ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhamad Lutfi mengatakan, bakal meneruskan kajian mengenai pembentukan bullion bank dengan mempertimbangkan berbagai aspek.
“Akan kami camkan (arahan dari Menko Airlangga), saya hitung ada beberapa hal penting untuk bisa kami laksanakan terutama bagaimana menciptakan bullion bank, supaya kegiatan dan kemampuan Indonesia untuk kontrol pasar emasnya bisa jalan dengan baik,” bebernya.
Saat ini, Tambang Grasberg di Papua merupakan tambang emas terbesar di dunia, dengan cadangan emasnya mencapai 30,2 juta ounces, setelah South Deep Gold Mine di Afrika Selatan. Selain itu emas yang dihasilkan dari Grasberg merupakan produk ikutan dari tambang.
Selain itu dalam catatannya, Indonesia merupakan negara produsen emas terbesar ketujuh di dunia dengan produksi 2020 mencapai 130 ton per tahun atau 4,59 juta ounce. Tetapi PT Aneka Tambang Tbk, yang merupakan produsen asal Indonesia, hanya tergolong sebagai junior gold miner company dengan produksi di tahun 2020 sebesar 1,7 ton.
Bahkan konsumsi emas Indonesia cenderung masih rendah dengan rincian untuk retail investment 172.800 ounces dan perhiasan 137.600 ounces.
(akr)
tulis komentar anda