Bos Mie Setan yang Berperilaku Mulia kepada Para Karyawannya
Kamis, 11 Maret 2021 - 11:53 WIB
JAKARTA - Di usia yang masih terbilang muda, Dio Satya Biguna, pengusaha asal Kota Malang, sudah menunjukkan perjalanan karir yang moncer di dunia bisnis. Di usianya yang baru 27 tahun, dirinya sudah bisa mengembangkan lima unit bisnis kuliner yang berbeda.
Salah satu unit bisnisnya, Mie Setan, bahkan sudah dikenal para foodies seantero Indonesia. Pelopor kuliner mie pedas yang berdiri sejak 2011 ini, bahkan telah memiliki 28 outlet resmi yang tersebar di kota-kota besar Indonesia. ( Baca juga:Ada Vaksinasi, Pengusaha Mal Harap PPKM Mikro Segera Dilonggarkan )
Selain itu, Dio juga tercatat memiliki lini bisnis lain, seperti Astep Bistro, Loteng Malang, Dialogi Café Pasuruan, hingga Gurih Malang. Semua lini bisnis itu ada di bawah naungan Enamsembilan Group.
Pria kelahiran Malang 15 Februari 1993 ini seolah menunjukkan bahwa ide-ide kreatif yang terduga justru berbuah langkah besar. "Mie Setan itu berawal dari tongkrongan komunitas sepeda fixie, salah satu olah raga favorit saya," kata Dio, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (10/3/2021).
Untuk bisnis makanan, Dio terinspirasi dari jajanan kripik yang saat itu sedang nge-tren dikemas dengan level pedas bertingkat sesuai selera customer. Inilah yang kemudian Dio adopsi dan juga diterapkan di kuliner mie bikinannya.
''Saya bikin outlet pertama di Jalah Bromo, responsnya positif bahkan nge-hits. Rame banget yang suka. Bahkan sampai sekarang, sudah 10 tahun berjalan masih tetap ramai,'' katanya.
Perjalanan suksesnya pun terus berlanjut. Dari awalnya hanya di Kota Malang saja, kini Mie Setan telah tersebar di 28 kota-kota besar, mulai Jakarta, Bandung, Bali, Surabaya dan sebagainya.
Namun kesuksesan yang digapainya, diraih dengan tidak mudah. Dirinya bahkan rela berhenti kuliah, demi fokus mengembangkan Mie Setan. Hasilnya, pengorbanan Dio tak sia-sia. Dio bisa men-scale up hingga 5 lini bisnis berbeda dan menghidupi 800 lebih karyawan.
Menurut Dio, langkah kecil setiap orang itu sangat menentukan. Terpenting dari semua hal adalah berani mencoba dan terus belajar. ''Jangan melihat sesuatu dari untung ruginya dulu. Berani, coba dan pelajari. Soal untung rugi adalah hasil akhir. Sing penting yakin,'' tukasnya memberikan kiat suksesnya.
Salah satu unit bisnisnya, Mie Setan, bahkan sudah dikenal para foodies seantero Indonesia. Pelopor kuliner mie pedas yang berdiri sejak 2011 ini, bahkan telah memiliki 28 outlet resmi yang tersebar di kota-kota besar Indonesia. ( Baca juga:Ada Vaksinasi, Pengusaha Mal Harap PPKM Mikro Segera Dilonggarkan )
Selain itu, Dio juga tercatat memiliki lini bisnis lain, seperti Astep Bistro, Loteng Malang, Dialogi Café Pasuruan, hingga Gurih Malang. Semua lini bisnis itu ada di bawah naungan Enamsembilan Group.
Pria kelahiran Malang 15 Februari 1993 ini seolah menunjukkan bahwa ide-ide kreatif yang terduga justru berbuah langkah besar. "Mie Setan itu berawal dari tongkrongan komunitas sepeda fixie, salah satu olah raga favorit saya," kata Dio, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (10/3/2021).
Untuk bisnis makanan, Dio terinspirasi dari jajanan kripik yang saat itu sedang nge-tren dikemas dengan level pedas bertingkat sesuai selera customer. Inilah yang kemudian Dio adopsi dan juga diterapkan di kuliner mie bikinannya.
''Saya bikin outlet pertama di Jalah Bromo, responsnya positif bahkan nge-hits. Rame banget yang suka. Bahkan sampai sekarang, sudah 10 tahun berjalan masih tetap ramai,'' katanya.
Perjalanan suksesnya pun terus berlanjut. Dari awalnya hanya di Kota Malang saja, kini Mie Setan telah tersebar di 28 kota-kota besar, mulai Jakarta, Bandung, Bali, Surabaya dan sebagainya.
Namun kesuksesan yang digapainya, diraih dengan tidak mudah. Dirinya bahkan rela berhenti kuliah, demi fokus mengembangkan Mie Setan. Hasilnya, pengorbanan Dio tak sia-sia. Dio bisa men-scale up hingga 5 lini bisnis berbeda dan menghidupi 800 lebih karyawan.
Menurut Dio, langkah kecil setiap orang itu sangat menentukan. Terpenting dari semua hal adalah berani mencoba dan terus belajar. ''Jangan melihat sesuatu dari untung ruginya dulu. Berani, coba dan pelajari. Soal untung rugi adalah hasil akhir. Sing penting yakin,'' tukasnya memberikan kiat suksesnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda