Didominasi Kilang, Investasi Hilir Migas Diramal Terus Naik Hingga 2024
Selasa, 19 Mei 2020 - 15:45 WIB
JAKARTA - Pemerintah memproyeksikan investasi hilir migas akan terus meningkat hingga 2024 mendatang. Peningkatan investas hilir migas tersebut dihasilkan dari program pembangunan kilang PT Pertamina (Persero) .
Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), diperkirakan sepanjang 2020 investasi hilir migas mencapai USD3,22 miliar dan akan meningkat pada 2021 mencapai USD7,23 miliar.
Peningkatan akan berlanjut hingga 2022 mencapai USD11,82 miliar dan kembali meningkat pada 2023 mencapai USD14,53 miliar. Selanjutnya hingga 2024 investasi hilir migas diperkirakan mencapai USD13,92 miliar.
"Jadi invetasi hilir migas diproyeksikan akan terus meningkat hingga tahun 2024," ujar Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih, DI Jakarta, Selasa (19/5/2020).
Menurut dia, investasi hilir migas tahun ini mayoritas diperoleh dari aktivitas pembangunan kilang baru maupun peningkatan kapasitas kilang. Pihaknya menyebut investasi yang diperoleh dari kegiatan tersebut mencapai 80% dari perkiraan awal sebesar USD3,22 miliar. "Selebihnya investasi hilir migas diperoleh dari sektor pengangkutan 14%, penyimpanan 4% dan bisnis niaga mencapai 2%," ungkapnya.
Menurut dia, saat ini pemerintah terus berbenah guna meningkatkan gairah investasi. Terdapat sejumlah indikator yang mempengaruhi investasi migas yakni sistem birokrasi, stabilitas politik, regulasi perpajakan dan produktivitas tenaga kerja.
Sementara, Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ignatius Tallulembang mengatakan bahwa selain berkontribusi terhadap peningkatan investasi hilir migas, pembangunan kilang juga bakal meningkatkan serapan tenaga kerja. Pihaknya menyebut pembangunan membutuhkan tenaga kerja hingga mencapai 150.000 orang di masa konstruksi dan 12.000 orang saat kilang beroperasi.
Dari jumlah tersebut, sekitar 30-50% akan dpenuhi dari tenaga kerja lokal atau wilayah pembangunan kilang. Sementara potensi peningkatan devisa dari program pembangunan kilang mencapai USD12 miliar per tahun.
Untuk kapasitas kilang meningkat mencapai 2,1 juta barel per hari (bph) dari saat ini hanya separuh dari itu. Sedangkan kapasitas produksi petrokomia diperkirakan mencapai 12.000 kilo ton per annum (ktpa).
Sebagai informasi, program pembangunan kilang meliputi dua kilang baru di Tuban dan Bontang serta pengembangan kilang di Balongan, Balikpapan, Cilacap, Dumai dan Plaju. Rencananya program pembangunan kilang bakal selesai antara tahun 2025-2026.
Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), diperkirakan sepanjang 2020 investasi hilir migas mencapai USD3,22 miliar dan akan meningkat pada 2021 mencapai USD7,23 miliar.
Peningkatan akan berlanjut hingga 2022 mencapai USD11,82 miliar dan kembali meningkat pada 2023 mencapai USD14,53 miliar. Selanjutnya hingga 2024 investasi hilir migas diperkirakan mencapai USD13,92 miliar.
"Jadi invetasi hilir migas diproyeksikan akan terus meningkat hingga tahun 2024," ujar Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih, DI Jakarta, Selasa (19/5/2020).
Menurut dia, investasi hilir migas tahun ini mayoritas diperoleh dari aktivitas pembangunan kilang baru maupun peningkatan kapasitas kilang. Pihaknya menyebut investasi yang diperoleh dari kegiatan tersebut mencapai 80% dari perkiraan awal sebesar USD3,22 miliar. "Selebihnya investasi hilir migas diperoleh dari sektor pengangkutan 14%, penyimpanan 4% dan bisnis niaga mencapai 2%," ungkapnya.
Menurut dia, saat ini pemerintah terus berbenah guna meningkatkan gairah investasi. Terdapat sejumlah indikator yang mempengaruhi investasi migas yakni sistem birokrasi, stabilitas politik, regulasi perpajakan dan produktivitas tenaga kerja.
Sementara, Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ignatius Tallulembang mengatakan bahwa selain berkontribusi terhadap peningkatan investasi hilir migas, pembangunan kilang juga bakal meningkatkan serapan tenaga kerja. Pihaknya menyebut pembangunan membutuhkan tenaga kerja hingga mencapai 150.000 orang di masa konstruksi dan 12.000 orang saat kilang beroperasi.
Dari jumlah tersebut, sekitar 30-50% akan dpenuhi dari tenaga kerja lokal atau wilayah pembangunan kilang. Sementara potensi peningkatan devisa dari program pembangunan kilang mencapai USD12 miliar per tahun.
Untuk kapasitas kilang meningkat mencapai 2,1 juta barel per hari (bph) dari saat ini hanya separuh dari itu. Sedangkan kapasitas produksi petrokomia diperkirakan mencapai 12.000 kilo ton per annum (ktpa).
Sebagai informasi, program pembangunan kilang meliputi dua kilang baru di Tuban dan Bontang serta pengembangan kilang di Balongan, Balikpapan, Cilacap, Dumai dan Plaju. Rencananya program pembangunan kilang bakal selesai antara tahun 2025-2026.
(ind)
tulis komentar anda