Bisnis Fesyen Berdarah-darah, Penjualan Turun hingga 70%
Kamis, 18 Maret 2021 - 21:48 WIB
JAKARTA - Terimbas pandemi Covid-19 pelaku fesyen Indonesia mengalami penurunan penjualan mencapai 70 persen. Hal itu tentunya berdampak pada kehidupan seluruh pengusaha dan pekerja fesyen di Indonesia.
"Era ini harus dijadikan sebagai sebuah tantangan, para fashion designer harus menjadikan kondisi ini sebagai momentum untuk berkreasi dan berinovasi, berkolaborasi, dan beradaptasi," ujar Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah di sela pameran Muslim Fashion Festival (MUFFEST) 2021 dengan tema “Recovering Industry with Slow Fashion," di Jakarta, Kamis (18/3/2021).
Sebagai bentuk dukungan ke industri fesyen, kata Ida, saat ini pihaknya terus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memperbanyak program pengembangan usaha rintisan (Startup) untuk menumbuhkan usaha kecil dan menengah (UMKM) yang memproduksi produk-produk fesyen unggulan. "Hal ini merupakan bentuk komitmen kami untuk membantu mengembangkan dunia fashion lebih luas lagi dan agar dapat memberikan dampak yang lebih besar ke seluruh lapisan masyarakat," ujar Ida.
Melalui event ini, diharapkan industri fesyen bagi masyarakat muslim dapat tetap bergerak dan ide-ide kreatif para pelaku industri fashion tetap dapat diserap pasar dan menggerakkan roda ekonomi Indonesia di masa pandemi. "Sekali lagi, saya sebagai muslimah yang juga menyukai fesyen dan saya sebagai menteri memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada penyelenggara dan seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan acara Muslim Fashion Festival 2021," tutur Ida.
Sementara itu, Kepala BBPLK Semarang, Edi Susanto, menyampaikan agenda Muffest ini merupakan agenda tahunan yang sangat menunjang kreativitas lulusan BBPLK Semarang yang fokus pada kejuruan Fashion Technology. "Kita berharap dengan terselenggaranya Muffest 2021 ini mampu menjembatani lulusan dan peserta pelatihan bidang fashion technology, agar dapat terserap dalam pasar kerja dengan keterlibatan para pelaku usaha bidang fesyen," kata Edi.
"Era ini harus dijadikan sebagai sebuah tantangan, para fashion designer harus menjadikan kondisi ini sebagai momentum untuk berkreasi dan berinovasi, berkolaborasi, dan beradaptasi," ujar Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah di sela pameran Muslim Fashion Festival (MUFFEST) 2021 dengan tema “Recovering Industry with Slow Fashion," di Jakarta, Kamis (18/3/2021).
Sebagai bentuk dukungan ke industri fesyen, kata Ida, saat ini pihaknya terus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memperbanyak program pengembangan usaha rintisan (Startup) untuk menumbuhkan usaha kecil dan menengah (UMKM) yang memproduksi produk-produk fesyen unggulan. "Hal ini merupakan bentuk komitmen kami untuk membantu mengembangkan dunia fashion lebih luas lagi dan agar dapat memberikan dampak yang lebih besar ke seluruh lapisan masyarakat," ujar Ida.
Melalui event ini, diharapkan industri fesyen bagi masyarakat muslim dapat tetap bergerak dan ide-ide kreatif para pelaku industri fashion tetap dapat diserap pasar dan menggerakkan roda ekonomi Indonesia di masa pandemi. "Sekali lagi, saya sebagai muslimah yang juga menyukai fesyen dan saya sebagai menteri memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada penyelenggara dan seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan acara Muslim Fashion Festival 2021," tutur Ida.
Sementara itu, Kepala BBPLK Semarang, Edi Susanto, menyampaikan agenda Muffest ini merupakan agenda tahunan yang sangat menunjang kreativitas lulusan BBPLK Semarang yang fokus pada kejuruan Fashion Technology. "Kita berharap dengan terselenggaranya Muffest 2021 ini mampu menjembatani lulusan dan peserta pelatihan bidang fashion technology, agar dapat terserap dalam pasar kerja dengan keterlibatan para pelaku usaha bidang fesyen," kata Edi.
(nng)
tulis komentar anda