Impor Turun, Defisit Transaksi Berjalan Kuartal I/2020 di Bawah 1,5%
Selasa, 19 Mei 2020 - 20:37 WIB
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) per kuartal I/2020 tercatat rendah di bawah 1,5% dari produk domestik bruto (PDB). Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, defist transaksi berjalan yang rendah seiring turunnya impor akibat rendahnya permintaan domestik.
"Turunnya impor sepanjang kuartal I/2020 mengimbangi penurunan ekspor pada periode yang sama sehingga CAD pada kuartal I/2020 bisa dijaga rendah," ujar Perry di Jakarta, Selasa (19/5/2020).
Dia menambahkan, transaksi modal dan financial juga mengalami penurunan secara signifikan pada kuartal I-2020. Hal ini karena besarnya aliran modal keluar karena kepanikan pasar global karena covid-19.
"Aliran modal masuk mulai April 2020 didorong meredanya ketidakpastian pasar keuangan global serta tingginya daya saing aset keuangan domestik dan tetap baikknya prospek ekonomi indonesia," jelasnya.
Sementara itu, investasi portofolio sejak April hingga 14 mei 2020, mencatat nett inflow sebesar USD 4,1 miliar, setelah pada triwulan I 2020 tercatat nett outflow mencapai USD5,7 miliar.
Lebih lanjut terang dia, transaksi berjalan bisa surplus jika Indonesia sudah masuk kategori negara maju. "Sebab saat itu dengan pendapatan per kapita yang tinggi, Indonesia bisa membiayai pembangunan sendiri tanpa bergantung besar pada modal ataupun barang asing," katanya.
"Turunnya impor sepanjang kuartal I/2020 mengimbangi penurunan ekspor pada periode yang sama sehingga CAD pada kuartal I/2020 bisa dijaga rendah," ujar Perry di Jakarta, Selasa (19/5/2020).
Dia menambahkan, transaksi modal dan financial juga mengalami penurunan secara signifikan pada kuartal I-2020. Hal ini karena besarnya aliran modal keluar karena kepanikan pasar global karena covid-19.
"Aliran modal masuk mulai April 2020 didorong meredanya ketidakpastian pasar keuangan global serta tingginya daya saing aset keuangan domestik dan tetap baikknya prospek ekonomi indonesia," jelasnya.
Sementara itu, investasi portofolio sejak April hingga 14 mei 2020, mencatat nett inflow sebesar USD 4,1 miliar, setelah pada triwulan I 2020 tercatat nett outflow mencapai USD5,7 miliar.
Lebih lanjut terang dia, transaksi berjalan bisa surplus jika Indonesia sudah masuk kategori negara maju. "Sebab saat itu dengan pendapatan per kapita yang tinggi, Indonesia bisa membiayai pembangunan sendiri tanpa bergantung besar pada modal ataupun barang asing," katanya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda