Klaim Mampu Serap Beras Dua Juta Ton, Buwas: Ini Beras Mau Dipake buat Apa

Kamis, 25 Maret 2021 - 21:24 WIB
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Perum Bulog mengklaim mampu menyerap dua juta ton beras per tahunnya dari petani dalam negeri. Jumlah itu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki perusahaan umum negara tersebut.

Direktur utama Bulog Budi Waseso atau Buwas menyebut, jika pihaknya menerima penugasan pemerintah untuk menyerap dua juta ton beras per tahun, maka Bulog siap merealisasikan tugas itu. ( Baca juga:Tanggapi Dedi Mulyadi, Buwas: 3 Tahun Saya Jadi Dirut, Tak Ada Impor Beras )

"Saya mau bicara kemampuan serap Bulog. Kalaupun kami diperintahkan menyerap sejumlah dua juta ton pun, kita sanggup karena kami punya kemampuan itu. Persoalannya, setelah kita serap, ini beras mau dipake buat apa?" ujar Buwas, Kamis (25/3/2021).



Meski begitu, dalam hitungan Bulog, secara riilnya perusahaan umum pelat merah itu bisa menyerap 800.000 ton per tahun. Hal itu didasari pada realisasi sejumlah program yang sudah dijalankan sebelumnya.

Misalnya, untuk program operasi pasar yang dilakukan per selama tiga bulan atau Januari hingga April 2021, jumlah serapan mencapai 123.000 ton cadangan beras pemerintah (CBP).

"Sebagai hitungan riil, tiga bulan terakhir dari Januari hingga Maret sisa dari kegiatan yang dilaksanakan Bulog minus bansos rastra adalah operasi pasar. Tiga bulan itu, kita hanya melaksanakan dengan jumlah 123.000 ton. Artinya rata-rata tiap bulan CBP itu hanya bisa terserap 50.000 ton. Kalau 50.000 ton dikali 12 bulan itu berarti hanya 600.000 ton, itu CBP. Artinya, kita hanya bisa menyiapkan kalau yang riil paling banyak 800.000 ton," ujar dia.

Untuk ketersediaan CBP, hingga saat ini stok beras yang tersedia di gudang Bulog tercatat 923.000 ton. Jumlah itu merupakan tambahan dari serapan beras petani yang dilakukan sebelumnya, yang tercatat sebanyak 800.000 ton. Artinya ada tambahan 123.00 ton beras.

Bulog terus melakukan penyerapan hasil panen dari petani. Bahkan, Buwas berencana akan mengunjungi salah satu daerah untuk melihat secara langsung proses panen yang dilakukan petani.

"Kita masih terus menyerap, hari ini terus sambil berjalan. Habis ini saya ke lapangan untuk melihat panen di suatu wilayah. Saya ingin membuktikan sendiri bahwa produksi dalam negeri memang cukup. Produksi dari petani memang cukup. Saya memegang apa yang disampaikan oleh pihak Menteri Pertanian dan BPS," katanya.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik (BPS), stok beras dalam negeri masih aman dalam beberapa bulan ke depan atau pada Maret, April hingga Mei 2021. Periode tersebut merupakan masa panen raya. ( Baca juga:Transformasi Aurel Hermansyah yang Bangga pada Kulit Cokelatnya )

Dari data kedua lembaga negara itu, stok beras tercatat surplus. Dengan begitu, Buwas meyakini tidak ada persoalan masalah beras. Sebagai bukti, beras (makanan pokok) dibuat tidak hanya dibuat dari gabah, tapi dari jagung dan singkong.

"Ini sudah terbukti, kalau bicara beras, Indonesia Timur produksi sagu, kita produksi beras dari sagu. Ini sudah ada contohnya, sudah saya laboratoriumkan, cuma belum saya publish. Ini wujud nyata saya ingin membantu terwujudnya kemandirian pangan dan kedaulatan pangan. Maka kita jangan seolah-olah begitu beras kurang, kita takut," kata Buwas.
(uka)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More