Seperti ini Strategi Barito Mendongkrak Investasi Hijau di Indonesia
Kamis, 25 Maret 2021 - 21:57 WIB
Tahun ini, PT Barito Pacific telah menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai USD8,34 miliar, setara Rp 112 triliun. Belanja modal tersebut akumulasi untuk pembiayaan proyek perusahaan dalam kurun lima tahun mendatang.
Belanja modal tersebut akan digunakan untuk pengembangan tiga proyek strategis perseroan. Antara lain proyek pembangkit listrik Jawa 9 & 10, pengembangan kompleks petrokimia Chandra Asri Petrochemical II (CAP II), dan pengembangan unit eksplorasi baru Salak Binary.
Beberapa tahun ke depan, menurut Direktur PT Barito Pacific Tbk David Kosasih, perseroan memiliki target pertumbuhan yang jelas. Di antaranya adalah pengembangan unit eksplorasi baru dari Star Energy yaitu Salak Binary. Ini adalah kapasitas pengembangan sebesar 15 MW yang diharapkan rampung di Tahun 2022.
Adapun total pembiayaan proyek pembangkit listrik Jawa 9 & 10 sebesar USD 3,3 miliar. Sementara pengembangan CAP II USD 5 miliar, dan Salak Binary sebesar USD 40 juta.
Proyek Jawa 9 & 10 direncanakan selesai di 2025. Saat ini sedang dalam tahap persiapan untuk pabrik petrokimia kompleks yang kedua. Secara desain nanti kapasitasnya lebih besar dari kompleks yang pertama, kurang lebih 15 persen lebih besar. “Saat ini masih dalam tahap persiapan, secara timeline itu kita harapkan realisasi dan selesai di 2025,” kata David.
Belanja modal tersebut akan digunakan untuk pengembangan tiga proyek strategis perseroan. Antara lain proyek pembangkit listrik Jawa 9 & 10, pengembangan kompleks petrokimia Chandra Asri Petrochemical II (CAP II), dan pengembangan unit eksplorasi baru Salak Binary.
Beberapa tahun ke depan, menurut Direktur PT Barito Pacific Tbk David Kosasih, perseroan memiliki target pertumbuhan yang jelas. Di antaranya adalah pengembangan unit eksplorasi baru dari Star Energy yaitu Salak Binary. Ini adalah kapasitas pengembangan sebesar 15 MW yang diharapkan rampung di Tahun 2022.
Adapun total pembiayaan proyek pembangkit listrik Jawa 9 & 10 sebesar USD 3,3 miliar. Sementara pengembangan CAP II USD 5 miliar, dan Salak Binary sebesar USD 40 juta.
Proyek Jawa 9 & 10 direncanakan selesai di 2025. Saat ini sedang dalam tahap persiapan untuk pabrik petrokimia kompleks yang kedua. Secara desain nanti kapasitasnya lebih besar dari kompleks yang pertama, kurang lebih 15 persen lebih besar. “Saat ini masih dalam tahap persiapan, secara timeline itu kita harapkan realisasi dan selesai di 2025,” kata David.
(eko)
tulis komentar anda