Resmikan Holding Baterai, Erick Thohir: Kita Tidak Mau 'Kesetrum' Negara Besar
Jum'at, 26 Maret 2021 - 16:50 WIB
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir secara resmi menyampaikan pendirian Indonesia Battery Holding (IBH) atau Indonesia Battery Corporation (IBC). Peresmian IBH dilakukan secara virtual pada Jumat ini, (26/3 /2021).
Kementerian BUMN mencatat, pendirian holding untuk ekosistem industri baterai kendaraan listrik di Indonesia ini adalah langkah yang cukup berani. Sebab, industri dalam negeri dirancang pemerintah untuk bisa bersaing dengan negara-negara maju di dunia, seperti China, Amerika Serikat (AS), dan Korea. ( Baca juga: UEA Gelontorkan Rp144 Triliun ke Dana Abadi SWF, Luhut: Bukti Kepercayaan ke RI Tinggi )
"EV (kendaraan listrik) baterai ini yang berbasis nikel. Kita justru mengambil langkah yang cukup berani. kita tidak mau kalah dengan negara-negara besar lain seperti RRT, AS, dan korea. Kita akan menjadi pemain global," ujar Erick dalam peresmian pendirian IBH.
Dalam kesempatan itu, Erick menjelaskan, pendirian IBH sendiri cukup memakan waktu. Sebab, dalam rancangan awal Kementerian BUMN tidak mempertimbangkan akan terjadinya pandemi Covid-19. Namun begitu, krisis ekonomi dan kesehatan ini justru dibajak untuk mempercepat mentransformasikan program-program Kementerian BUMN dan badan usaha.
"Saya rasa ini perjalanan yang panjang, kurang lebih satu tahun yang lalu, ketika kita ingin mentransformasi. Transformasi dari kemajuan Indonesia ke depannya. Pada saat itu kita tak pernah pikirkan adanya Covid-19, ternyata dengan adanya Covid ini justru mencetak transformasi itu," kata dia.
Indonesia Battery Holding (IBH) merupakan konsorsium BUMN yang akan dibentuk untuk mengembangkan ekosistem industri baterai kendaraan listrik secara terintegrasi dari hulu ke hilir. Holding ini terdiri dari Mining and Industry Indonesia atau MIND ID, PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, dengan masing-masing kepemilikan saham 25%. IBH sendiri akan difokuskan pada rantai pasok (value chain) baterai listrik.
Ihwal negosiasi, manajemen MIND ID akan menggandeng dua korporasi asing asal China, Contemporary Amperex Technology Co. Limited (Catl) dan Korea Selatan, LG Chem. ( Baca juga: Suka Kongkow hingga Dini Hari di Dago, Ratusan Motor ABG Bandung Disita )
Pada tahap awal, Erick sudah membentuk tim percepatan penyusunan subholding EV baterai yang dipimpin oleh Komisaris Utama MIND ID Agus Tjahajana Wirakusumah. Dan anggotanya terdiri dari empat dirut perusahaan yang terlibat di dalam holding industri baterai tersebut.
Kementerian BUMN mencatat, pendirian holding untuk ekosistem industri baterai kendaraan listrik di Indonesia ini adalah langkah yang cukup berani. Sebab, industri dalam negeri dirancang pemerintah untuk bisa bersaing dengan negara-negara maju di dunia, seperti China, Amerika Serikat (AS), dan Korea. ( Baca juga: UEA Gelontorkan Rp144 Triliun ke Dana Abadi SWF, Luhut: Bukti Kepercayaan ke RI Tinggi )
"EV (kendaraan listrik) baterai ini yang berbasis nikel. Kita justru mengambil langkah yang cukup berani. kita tidak mau kalah dengan negara-negara besar lain seperti RRT, AS, dan korea. Kita akan menjadi pemain global," ujar Erick dalam peresmian pendirian IBH.
Dalam kesempatan itu, Erick menjelaskan, pendirian IBH sendiri cukup memakan waktu. Sebab, dalam rancangan awal Kementerian BUMN tidak mempertimbangkan akan terjadinya pandemi Covid-19. Namun begitu, krisis ekonomi dan kesehatan ini justru dibajak untuk mempercepat mentransformasikan program-program Kementerian BUMN dan badan usaha.
"Saya rasa ini perjalanan yang panjang, kurang lebih satu tahun yang lalu, ketika kita ingin mentransformasi. Transformasi dari kemajuan Indonesia ke depannya. Pada saat itu kita tak pernah pikirkan adanya Covid-19, ternyata dengan adanya Covid ini justru mencetak transformasi itu," kata dia.
Indonesia Battery Holding (IBH) merupakan konsorsium BUMN yang akan dibentuk untuk mengembangkan ekosistem industri baterai kendaraan listrik secara terintegrasi dari hulu ke hilir. Holding ini terdiri dari Mining and Industry Indonesia atau MIND ID, PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, dengan masing-masing kepemilikan saham 25%. IBH sendiri akan difokuskan pada rantai pasok (value chain) baterai listrik.
Ihwal negosiasi, manajemen MIND ID akan menggandeng dua korporasi asing asal China, Contemporary Amperex Technology Co. Limited (Catl) dan Korea Selatan, LG Chem. ( Baca juga: Suka Kongkow hingga Dini Hari di Dago, Ratusan Motor ABG Bandung Disita )
Pada tahap awal, Erick sudah membentuk tim percepatan penyusunan subholding EV baterai yang dipimpin oleh Komisaris Utama MIND ID Agus Tjahajana Wirakusumah. Dan anggotanya terdiri dari empat dirut perusahaan yang terlibat di dalam holding industri baterai tersebut.
(uka)
tulis komentar anda