Iri dengan China, Erick Thohir Ingin Lebih Banyak BUMN Masuk Fortune Global 500
Jum'at, 02 April 2021 - 21:20 WIB
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir semakin berambisi untuk membawa perusahaan pelat merah bersaing di kancah dunia. Tekad tersebut digaungkannya seusai bertemu dengan pengelola BUMN China, State-Owned Asset Supervision and Administration (SASAC).
Erick mengatakan, sebanyak 48 BUMN China yang dikelola SASAC masuk ke dalam daftar Fortune Global 500 2020. Sementara, di dalam negeri hanya 2 BUMN yakni Bank Mandiri dan BRI saja yang bercokol di daftar tersebut.
Erick yang menyempatkan diri bertemu dengan Vice Chairman SASAC Ren Hongbin, mengaku mempelajari bagaimana otoritas BUMN setempat mereformasi dan mentransformasi badan usahanya agar lebih efisien.
Erick meyakini, jika langkah transformasi 97 badan usaha China di bawah kelolaan SASAC juga bisa direplikasi oleh Kementerian BUMN Republik Indonesia.
"Yang menggelitik, kalau memang Tiongkok bisa 48 company masuk ke top 500, kenapa Indonesia cuma dua? Tentu saya tidak bisa menyebutkan target apapun, saya hanya bilang kalau bisa double," ujar Erick, Jumat (2/4/2021).
Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan dialog dan membuat platform kerja sama BUMN antarkedua negara yang lebih konkrit. Untuk mewujudkan kerja sama berkelanjutan, SASAC mengundang Kementerian BUMN dan BUMN Indonesia untuk melakukan pertemuan secara rutin dengan mereka dan BUMN China.
Selanjutnya, SASAC dan Kementerian BUMN juga akan meninjau beberapa proyek kerja sama di sektor ketenagalistrikan dan kerja sama investasi perikanan kelas dunia untuk wilayah Timur Indonesia.
Erick mengatakan, sebanyak 48 BUMN China yang dikelola SASAC masuk ke dalam daftar Fortune Global 500 2020. Sementara, di dalam negeri hanya 2 BUMN yakni Bank Mandiri dan BRI saja yang bercokol di daftar tersebut.
Baca Juga
Erick yang menyempatkan diri bertemu dengan Vice Chairman SASAC Ren Hongbin, mengaku mempelajari bagaimana otoritas BUMN setempat mereformasi dan mentransformasi badan usahanya agar lebih efisien.
Erick meyakini, jika langkah transformasi 97 badan usaha China di bawah kelolaan SASAC juga bisa direplikasi oleh Kementerian BUMN Republik Indonesia.
"Yang menggelitik, kalau memang Tiongkok bisa 48 company masuk ke top 500, kenapa Indonesia cuma dua? Tentu saya tidak bisa menyebutkan target apapun, saya hanya bilang kalau bisa double," ujar Erick, Jumat (2/4/2021).
Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan dialog dan membuat platform kerja sama BUMN antarkedua negara yang lebih konkrit. Untuk mewujudkan kerja sama berkelanjutan, SASAC mengundang Kementerian BUMN dan BUMN Indonesia untuk melakukan pertemuan secara rutin dengan mereka dan BUMN China.
Selanjutnya, SASAC dan Kementerian BUMN juga akan meninjau beberapa proyek kerja sama di sektor ketenagalistrikan dan kerja sama investasi perikanan kelas dunia untuk wilayah Timur Indonesia.
(fai)
tulis komentar anda