Erick Was-Was BUMN Punah, Berapa Sih Kontribusi Perusahaan Pelat Merah ke PDB RI?
Kamis, 08 April 2021 - 12:17 WIB
JAKARTA - Setelah mengemukakan kekhawatiran mengenai bisa punahnya Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) akibat tak mampu bertransformasi di era digital, Menteri BUMN Erick Thohir mengutarakan bahayanya jika perusahaan pelat merah bertumbangan. Dia menegaskan, punahnya BUMN akan sangat membahayakan bagi laju pertumbuhan ekonomi nasional. Sebab, sepertiga dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia disumbangkan dari BUMN.
"Kalau perusahaan BUMN berkembang, tentunya yang namanya depression akan terjadi. Tapi kalau BUMN-nya mati, kalah di persaingan, ini yang membahayakan, karena sepertiga dari kekuatan ekonomi di Indonesia adalah BUMN," ujar Erick, dikutip (8/4/2021).
Lantas, berapa kontribusi perseroan negara terhadap PDB Indonesia? Dalan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) atau renstra Kementerian BUMN dalam jangka waktu lima tahun atau periode 2020-2024, BUMN sebagai perpanjangan tangan negara memiliki peran strategis bagi pembangunan negara.
Sebab itu, kontribusi ekonomi BUMN menjadi harapan imbal balik atas kekayaan negara yang dipisahkan dalam bentuk penyertaan modal dalam saham BUMN.
Dalam lampiran Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-8/MBU/08/2020 perihal rencana strategis Kementerian BUMN tahun 2020-2024, Erick Thohir secara gamblang menjelaskan bahwa dari sisi kontribusi terhadap perekonomian nasional, BUMN secara konsisten mampu memberikan kontribusi di atas 16 persen terhadap PDB sejak 2018.
Meski demikian, bila dibandingkan dengan negara lain, kontribusi 16% masih terbilang kecil karena BUMN mampu mengumpulkan aset sebesar 573 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Sebagai perbandingan, pada tahun yang sama aset superholding Temasek Singapura sebesar 227 miliar dolar AS. Kontribusi Temasek terhadap PDB Singapura mencapai 21,6%.
Hal serupa juga dilakukan BUMN China, dimana, kontribusi perusahaan plat merahnya mampu memberikan keuntungan finansial terhadap PDB negara setempat hingga mencapai 58,4 persen dari total aset sebesar USD10,400 miliar. Sementara itu, superholding Malaysia masih tertinggal dengan Indonesia. Pada tahun yang sama, kontribusi Khazana sebesar 1,4 miliar dari jumlah asetnya USD33 miliar.
"Hal ini mengindikasikan akselerasi kinerja BUMN perlu ditingkatkan, bukan hanya sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional, namun juga diharapkan dapat menjadi engine pertumbuhan itu sendiri," tulis lampiran dalam beleid tersebut.
"Kalau perusahaan BUMN berkembang, tentunya yang namanya depression akan terjadi. Tapi kalau BUMN-nya mati, kalah di persaingan, ini yang membahayakan, karena sepertiga dari kekuatan ekonomi di Indonesia adalah BUMN," ujar Erick, dikutip (8/4/2021).
Baca Juga
Lantas, berapa kontribusi perseroan negara terhadap PDB Indonesia? Dalan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) atau renstra Kementerian BUMN dalam jangka waktu lima tahun atau periode 2020-2024, BUMN sebagai perpanjangan tangan negara memiliki peran strategis bagi pembangunan negara.
Sebab itu, kontribusi ekonomi BUMN menjadi harapan imbal balik atas kekayaan negara yang dipisahkan dalam bentuk penyertaan modal dalam saham BUMN.
Dalam lampiran Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-8/MBU/08/2020 perihal rencana strategis Kementerian BUMN tahun 2020-2024, Erick Thohir secara gamblang menjelaskan bahwa dari sisi kontribusi terhadap perekonomian nasional, BUMN secara konsisten mampu memberikan kontribusi di atas 16 persen terhadap PDB sejak 2018.
Meski demikian, bila dibandingkan dengan negara lain, kontribusi 16% masih terbilang kecil karena BUMN mampu mengumpulkan aset sebesar 573 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Sebagai perbandingan, pada tahun yang sama aset superholding Temasek Singapura sebesar 227 miliar dolar AS. Kontribusi Temasek terhadap PDB Singapura mencapai 21,6%.
Hal serupa juga dilakukan BUMN China, dimana, kontribusi perusahaan plat merahnya mampu memberikan keuntungan finansial terhadap PDB negara setempat hingga mencapai 58,4 persen dari total aset sebesar USD10,400 miliar. Sementara itu, superholding Malaysia masih tertinggal dengan Indonesia. Pada tahun yang sama, kontribusi Khazana sebesar 1,4 miliar dari jumlah asetnya USD33 miliar.
"Hal ini mengindikasikan akselerasi kinerja BUMN perlu ditingkatkan, bukan hanya sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional, namun juga diharapkan dapat menjadi engine pertumbuhan itu sendiri," tulis lampiran dalam beleid tersebut.
Lihat Juga :
tulis komentar anda