Potensi Jumbo, RI Harus Maksimalkan Potensi Industri Halal
Kamis, 08 April 2021 - 15:41 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa semua negara masih menghadapi pandemi Covid-19, dan pandemi ini telah memberikan pengaruh yang luar biasa, tidak hanya di bidang kesehatan tapi juga sosial dan ekonomi. Perekonomian mengalami tekanan di seluruh dunia.
"Dalam situasi ini, industri halal masih mampu mencatat kinerja yang baik. Secara global, pengeluaran untuk produk-produk halal di tahun 2019 sebelum pandemi terjadi, khususnya untuk produk makanan, farmasi, kosmetik, fashion, dan produk lainnya mencapai USD2,20 triliun dan mengalami pertumbuhan sebesar 3,2%," ucap Sri dalam video virtual peluncuran Unilever Muslim Centre of Excellence di Jakarta, Kamis(8/4/2021).
Dia mengatakan bahwa pertumbuhan itu lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi dunia sebelum terjadinya Covid yang sebesar 2,3%. Hal ini menggambarkan potensi dari pasar produk-produk halal yang diminati oleh banyak konsumen di seluruh dunia.
Indonesia sebagai negara dengan perekonomian besar, termasuk dalam kelompok G20 dan dengan penduduk muslim yang besar, tentu bisa melihat potensi ini sebagai sebuah kesempatan untuk mengembangkan industri-industri yang bisa memenuhi keinginan atau demand baik untuk Indonesia sendiri dan pasar global.
"Saya berharap kerja sama antara KNEKS (Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah) dalam terus mengembangkan ekosistem industri halal di Indonesia dengan dunia usaha, hari ini dengan Unilever, tapi juga di regional dan dunia akan mengembangkan sebuah kerjasama yang baik," kata Sri.
Dia menyampaikan, kerja sama ini menggambarkan pentingnya membangun ekosistem dan kesempatan untuk terus membangun supply chain yang bisa memperkuat dari sisi hulu yaitu para pelaku usaha termasuk industri kecil dengan industri besar dan dengan tujuan pasarnya.
"Kerjasama supply chain adalah sebuah keniscayaan pada saat ini. Kerjasama ini merupakan sebuah langkah maju dalam memperkuat ekosistem dan membuat sebuah kerjasama supply chain yang komprehensif," pungkas Sri.
"Dalam situasi ini, industri halal masih mampu mencatat kinerja yang baik. Secara global, pengeluaran untuk produk-produk halal di tahun 2019 sebelum pandemi terjadi, khususnya untuk produk makanan, farmasi, kosmetik, fashion, dan produk lainnya mencapai USD2,20 triliun dan mengalami pertumbuhan sebesar 3,2%," ucap Sri dalam video virtual peluncuran Unilever Muslim Centre of Excellence di Jakarta, Kamis(8/4/2021).
Dia mengatakan bahwa pertumbuhan itu lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi dunia sebelum terjadinya Covid yang sebesar 2,3%. Hal ini menggambarkan potensi dari pasar produk-produk halal yang diminati oleh banyak konsumen di seluruh dunia.
Indonesia sebagai negara dengan perekonomian besar, termasuk dalam kelompok G20 dan dengan penduduk muslim yang besar, tentu bisa melihat potensi ini sebagai sebuah kesempatan untuk mengembangkan industri-industri yang bisa memenuhi keinginan atau demand baik untuk Indonesia sendiri dan pasar global.
"Saya berharap kerja sama antara KNEKS (Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah) dalam terus mengembangkan ekosistem industri halal di Indonesia dengan dunia usaha, hari ini dengan Unilever, tapi juga di regional dan dunia akan mengembangkan sebuah kerjasama yang baik," kata Sri.
Dia menyampaikan, kerja sama ini menggambarkan pentingnya membangun ekosistem dan kesempatan untuk terus membangun supply chain yang bisa memperkuat dari sisi hulu yaitu para pelaku usaha termasuk industri kecil dengan industri besar dan dengan tujuan pasarnya.
"Kerjasama supply chain adalah sebuah keniscayaan pada saat ini. Kerjasama ini merupakan sebuah langkah maju dalam memperkuat ekosistem dan membuat sebuah kerjasama supply chain yang komprehensif," pungkas Sri.
(ind)
tulis komentar anda