Ini Dia Strategi Kejar Target Inklusi Keuangan 90 Persen
Kamis, 08 April 2021 - 16:09 WIB
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga memiliki semangat yang sama dengan PT Pos. OJK yakin dapat berkontribusi dalam pencapaian target indeks inklusi keuangan 90% pada 2024. Direktur Pengembangan Inklusi Keuangan OJK, Edwin Nurhadi menyatakan, OJK memiliki beberapa produk untuk pengembangan inklusi keuangan.
"Ada produk simpanan pelajar dengan program satu rekening satu pelajar. Program ini untuk menjangkau pelajar di daerah. Saat ini terdapat 57 juta pelajar di Indonesia. Ini akan jadi backbone, potensi yang besar sekali untuk kita dukung perceparan target 90% itu," kata Edwin.
OJK juga mendorong akses keuangan daerah dengan tim percepatan akses keuangan daerah (TPKAD). Saat ini, terdapat 233 TPKAD. TPAKD mengoptimalkan pemberdayaamn UMKM di daerah.
Produk OJK lainnya adalah Laku Pandai. Laku Pandai merupakan penyediaan layanan perbankan sesuai layanan keuangan lainnya melalui kerja sama dengan pihak lain (agen bank), dan didukung dengan penggunaan sarana teknolofi informasi. Saat ini terdapat 1.252.767 agen Laku Pandai.
"Terakhir Bank Wakaf Mikro (BMW). BMW menyediakan akses keuangan bagi masyarakat kecil melalui ekonomi kerakyatan. Terdapat 60 BWM," tuturnya.
Selain itu, OJK juga meningkatkan edukasi keuangan dengan peningkatan kegiatan literasi keuangan. Terdapat edukasi keuangan berbasis massive open online course (MOOC), optimalisasi minisite SikapiUangmu sebagai pusat data literasi, edukasi keuangan serta pelaksanaan edukasi keuangan melalui media sosial, pengembangan platform learning management system sebagai pelengkap edukasi keuangan digital, dan penyusunan buku seri literasi keuangan (mulai PAUD hingga mahasiswa).
"Ini untuk meningkatkan tingkat literaasi yang masih relatif rendah di Indonesia. Makin tinggi tingkat literasi maka makin tinggi tingkat inklusi keuangan," kata Edwin.
Optimisme peningkatan inklusi keuangan di masa pandemi juga diakui CEO Dana Indonesia, Vincent Iswara. Menurut Vincent, pandemi meningkatkan kesadaran dan juga penggunaan keuangan digital.
"Data kami, mulai April 2020 pengguna Dana Indonesia sebesar 40 juta. Sampai dengan Desember 2020 sudah meningkat lebih dari 10 juta. Jadi pengguna kami saat ini sudah lebih dari 50 juta," ujarnya.
"Ada produk simpanan pelajar dengan program satu rekening satu pelajar. Program ini untuk menjangkau pelajar di daerah. Saat ini terdapat 57 juta pelajar di Indonesia. Ini akan jadi backbone, potensi yang besar sekali untuk kita dukung perceparan target 90% itu," kata Edwin.
OJK juga mendorong akses keuangan daerah dengan tim percepatan akses keuangan daerah (TPKAD). Saat ini, terdapat 233 TPKAD. TPAKD mengoptimalkan pemberdayaamn UMKM di daerah.
Produk OJK lainnya adalah Laku Pandai. Laku Pandai merupakan penyediaan layanan perbankan sesuai layanan keuangan lainnya melalui kerja sama dengan pihak lain (agen bank), dan didukung dengan penggunaan sarana teknolofi informasi. Saat ini terdapat 1.252.767 agen Laku Pandai.
"Terakhir Bank Wakaf Mikro (BMW). BMW menyediakan akses keuangan bagi masyarakat kecil melalui ekonomi kerakyatan. Terdapat 60 BWM," tuturnya.
Selain itu, OJK juga meningkatkan edukasi keuangan dengan peningkatan kegiatan literasi keuangan. Terdapat edukasi keuangan berbasis massive open online course (MOOC), optimalisasi minisite SikapiUangmu sebagai pusat data literasi, edukasi keuangan serta pelaksanaan edukasi keuangan melalui media sosial, pengembangan platform learning management system sebagai pelengkap edukasi keuangan digital, dan penyusunan buku seri literasi keuangan (mulai PAUD hingga mahasiswa).
"Ini untuk meningkatkan tingkat literaasi yang masih relatif rendah di Indonesia. Makin tinggi tingkat literasi maka makin tinggi tingkat inklusi keuangan," kata Edwin.
Optimisme peningkatan inklusi keuangan di masa pandemi juga diakui CEO Dana Indonesia, Vincent Iswara. Menurut Vincent, pandemi meningkatkan kesadaran dan juga penggunaan keuangan digital.
"Data kami, mulai April 2020 pengguna Dana Indonesia sebesar 40 juta. Sampai dengan Desember 2020 sudah meningkat lebih dari 10 juta. Jadi pengguna kami saat ini sudah lebih dari 50 juta," ujarnya.
tulis komentar anda