Top! Dari Ide Berbagi kepada Masyarakat, NCS Besarkan Topsonia
Senin, 19 April 2021 - 20:17 WIB
“Saya dapat komisi dari productions sekitar 20%. Saya paling ambil 5% saja, sisanya mereka. Jadi di sini yang dijual adalah komunitas-komunitas dari agen itu, termasuk siapa saja yang bisa. Jadi mereka secara otomatis dapat dua komisi, yaitu komisi keagenan dan 20% dari NCS,” kata Reni.
Saat ini sudah ada tujuh mitra produsen yang bergabung di Topsonia dan sambil berjalan akan masuk lebih banyak lagi. Penjualan produk tujuh produsen itu dibantu oleh sekitar 1.300 agen Topsonia di seluruh Indonesia, dengan jumlah terbanyak ada di Jabodetabek dan Jawa.
“Hingga akhir tahun 2021 Topsonia menargetkan 5.000 agen,” tandas Reni.
( Baca juga:Segera Dibuka! Ladang Ganja Terbesar di Australia )
Salah satu andalan Topsonia adalah Nusantara Food Delivery (NFD). Di tengah pandemi layanan ini begitu diminati konsumen karena mereka bisa membeli makanan tanpa harus keluar rumah.
“Kami mengalami peningkatan 1.000%,” aku Reni.
NFD melayani penjualan frozen food dengan strategi harga yang amat bersaing. Jadi konsumen yang ingin membeli kepiting di Balikpapan dikenakan harga yang sama, hanya saja ditambah biaya pengiriman.
“Kalau toko sebelah kan dinaikkan dulu. Kalau kami tidak. Saya berpikir UMKM ini terkendala biaya logistik yang cukup mahal. Karena kami orang logistik, kami berkolaborasi dengan UMKM setempat. Nah itu yang saya tadi bilang peningkatannya luar biasa,” pungkas Reni.
Nanang Rohyat, Direktur IT NCS, menambahkan bahwa mereka tak hanya membangun jaringan kurir, tapi juga bisnisnya. Nah bisnis itu ditujukan kepada para agen dan seller.
“Topsonia menjadi jembatan bertransaksi sehingga ekonomi dapat tumbuh, UMKM juga maju. Itulah visi misi yang utama dalam menciptakan bisnis dan ujungnya adalah tumbuhnya perekonomian. Topsonia sendiri menggandeng jenis UMKM apa saja selain food,” tutup Nanang.
Saat ini sudah ada tujuh mitra produsen yang bergabung di Topsonia dan sambil berjalan akan masuk lebih banyak lagi. Penjualan produk tujuh produsen itu dibantu oleh sekitar 1.300 agen Topsonia di seluruh Indonesia, dengan jumlah terbanyak ada di Jabodetabek dan Jawa.
“Hingga akhir tahun 2021 Topsonia menargetkan 5.000 agen,” tandas Reni.
( Baca juga:Segera Dibuka! Ladang Ganja Terbesar di Australia )
Salah satu andalan Topsonia adalah Nusantara Food Delivery (NFD). Di tengah pandemi layanan ini begitu diminati konsumen karena mereka bisa membeli makanan tanpa harus keluar rumah.
“Kami mengalami peningkatan 1.000%,” aku Reni.
NFD melayani penjualan frozen food dengan strategi harga yang amat bersaing. Jadi konsumen yang ingin membeli kepiting di Balikpapan dikenakan harga yang sama, hanya saja ditambah biaya pengiriman.
“Kalau toko sebelah kan dinaikkan dulu. Kalau kami tidak. Saya berpikir UMKM ini terkendala biaya logistik yang cukup mahal. Karena kami orang logistik, kami berkolaborasi dengan UMKM setempat. Nah itu yang saya tadi bilang peningkatannya luar biasa,” pungkas Reni.
Nanang Rohyat, Direktur IT NCS, menambahkan bahwa mereka tak hanya membangun jaringan kurir, tapi juga bisnisnya. Nah bisnis itu ditujukan kepada para agen dan seller.
“Topsonia menjadi jembatan bertransaksi sehingga ekonomi dapat tumbuh, UMKM juga maju. Itulah visi misi yang utama dalam menciptakan bisnis dan ujungnya adalah tumbuhnya perekonomian. Topsonia sendiri menggandeng jenis UMKM apa saja selain food,” tutup Nanang.
tulis komentar anda