Masa Depan Batu Bara Indonesia di Tangan Biden
Jum'at, 23 April 2021 - 20:21 WIB
Ketentuan energi bersih ini, kata Dradjad, akan menjadi persoalan bagi Indonesia. Dijelaskannya, Indonesia masih jauh tertinggal dalam hal transisi ke energi bersih, dekarbonisasi sektoral, dan pembiayaan yang sejalan dengan kesepakatan Paris.
Indonesia juga masih tergantung pada batu bara dan migas bumi sebagai sumber energi. Pada tahun 2020, pembangkit listrik berbahan bakar fosil di Indonesia mencapai 55.216 megawatt ( 87,4 persen). Batu bara menyumbang 31.827 MW, sekitar 50,4 persen.
Batu Bara Masih Mendominasi
Hingga saat ini batu bara juga masih menjadi sumber pembangkit listrik terbesar di dunia. Badan Energi International atau IEA pada 2019 menyatakan bahwa batu bara memegang 38 persen dari keseluruhan pangsa sumber pembangkit listrik global. Produksi batu bara dunia pun meningkat dari tahun ke tahun. Sementara, cadangan batu bara global tercatat ada lebih dari satu triliun ton.
Indonesia sendiri tercatat sebagai penghasil batu bara terbanyak keempat secara global. Produksi batu bara Indonesia mencapai puncaknya pada sekitar tahun 2005 sampai tahun 2010. Pada tahun 2018, produksi batu bara Indonesia sebesar 549 juta ton.
Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), cadangan batubara Indonesia diperkirakan habis kira-kira dalam 83 tahun mendatang apabila tingkat produksi saat ini diteruskan.
Sektor pembangkit listrik adalah konsumen batu bara terbesar di Indonesia. Peningkatan konsumsi batu bara sangat signifikan di sektor pembangkit listrik, yaitu dari 56 juta ton pada 2006 dan diperkirakan menjadi 123,2 juta ton pada 2025. Sementara Indonesia sendiri memiliki sumberdaya batu bara sebesar 149,009 miliar ton dan cadangan sebesar 37,604 miliar ton.
Berkaitan dengan cadangan batu bara global, Indonesia saat ini menempati peringkat ke-9 dengan sekitar 2,2 persen dari total cadangan batu bara global terbukti berdasarkan BP Statistical Review of World Energy.
Sekitar 60 persen dari cadangan batu bara total Indonesia terdiri dari batu bara kualitas rendah yang lebih murah (sub-bituminous) yang memiliki kandungan kurang dari 6100 cal/gram.
Indonesia juga masih tergantung pada batu bara dan migas bumi sebagai sumber energi. Pada tahun 2020, pembangkit listrik berbahan bakar fosil di Indonesia mencapai 55.216 megawatt ( 87,4 persen). Batu bara menyumbang 31.827 MW, sekitar 50,4 persen.
Batu Bara Masih Mendominasi
Hingga saat ini batu bara juga masih menjadi sumber pembangkit listrik terbesar di dunia. Badan Energi International atau IEA pada 2019 menyatakan bahwa batu bara memegang 38 persen dari keseluruhan pangsa sumber pembangkit listrik global. Produksi batu bara dunia pun meningkat dari tahun ke tahun. Sementara, cadangan batu bara global tercatat ada lebih dari satu triliun ton.
Indonesia sendiri tercatat sebagai penghasil batu bara terbanyak keempat secara global. Produksi batu bara Indonesia mencapai puncaknya pada sekitar tahun 2005 sampai tahun 2010. Pada tahun 2018, produksi batu bara Indonesia sebesar 549 juta ton.
Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), cadangan batubara Indonesia diperkirakan habis kira-kira dalam 83 tahun mendatang apabila tingkat produksi saat ini diteruskan.
Sektor pembangkit listrik adalah konsumen batu bara terbesar di Indonesia. Peningkatan konsumsi batu bara sangat signifikan di sektor pembangkit listrik, yaitu dari 56 juta ton pada 2006 dan diperkirakan menjadi 123,2 juta ton pada 2025. Sementara Indonesia sendiri memiliki sumberdaya batu bara sebesar 149,009 miliar ton dan cadangan sebesar 37,604 miliar ton.
Berkaitan dengan cadangan batu bara global, Indonesia saat ini menempati peringkat ke-9 dengan sekitar 2,2 persen dari total cadangan batu bara global terbukti berdasarkan BP Statistical Review of World Energy.
Sekitar 60 persen dari cadangan batu bara total Indonesia terdiri dari batu bara kualitas rendah yang lebih murah (sub-bituminous) yang memiliki kandungan kurang dari 6100 cal/gram.
tulis komentar anda