Kolaborasi, Langkah Strategis dalam Menciptakan Ekosistem Ultramikro
Jum'at, 30 April 2021 - 23:41 WIB
Menurut Ivan, karyawan Pegadaian Kebayoran Lama, proses pengajuan bisa dilakukan dengan mengirimkan dokumen-dokumen yang disyaratkan melalui aplikasi WhatsApp. Dokumen tersebut meliputi identitas, surat keterangan usaha, hingga bukti kepemilikan kendaraan bermotor yang akan dijadikan agunan atau jaminan. ‘’Kami akan melakukan verifikasi terlebih dahulu. Prosesnya tidak lama, asalkan memenuhi syarat dengan plafon maksimal Rp10 juta,’’paparnya.
Produk Kreasi tersebut selama ini cukup membantu bagi masyarakat yang membutuhkan dana untuk keberlangsungan usahanya seperti yang dialami oleh Rizky. Pencairan kredit pun bisa dilakukan dalam tempo tiga hari. Bahkan, masyarakat mudah untuk mengakses produk tersebut karena saat ini, Pegadaian memiliki layanan digital yang bisa diakses masyarakat darimana saja. Sehingga masyarakat bisa melakukan simulasi terkait pilihan tenor pinjaman atau jangka waktu pelunasan, hingga cicilan bulanan yang harus dibayarkan.
Sinergi dan Kolaborasi Perkuat Ekosistem
Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai, ekositem pembiayaan ultramikro perlu segera diperkuat agar industri kecil yang selama ini menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi nasional bisa bergerak. “Terutama yang skala ultramikro, karena bergeraknya sektor ini akan mendorong daya beli masyarakat. Apalagi untuk skala ultramikro jumlahnya mencapai 97%,”katanya di Jakarta Jumat (30/4/2021).
Selama ini, perkembangan UMKM masih mengalami berbagai masalah dan belum sesuai dengan yang diharapkan. Masalah klasik yang masih dihadapi yakni keterbatasan modal yang dimiliki dan sulitnya UMKM mengakses sumber permodalan.
(Baca Juga : 178 Saham Mengepal, IHSG Dibuka Naik ke Level 6.019 )
“Sebagian besar UMKM merupakan usaha skala ultramikro dan mikro yang mayoritas belum tersentuh oleh bank karena kendala teknis. Karenanya sektor usaha mikro perlu menjadi perhatian serius dan didukung oleh ekosistem pembiayaan yang kuat,” tegasnya. Keberadaan ekosistem ultramikro, kata dia, juga menjadi faktor yang krusial dalam usaha penanggulangan kemiskinan.
Enny memberikan contoh, ekosistem ultramikro bisa dijalankan oleh sinergi dan kolaborasi antara PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. bersama dengan Pegadaian. Sebab, keduanya memiliki keuanggulan di segmennya masing-masing.
Pegadaian misalnya, bisa menjangkau usaha skala mikro dan ultramikro hingga ke pelosok, dan lebih mengenal profil nasabah yang mayoritas berasal dari masyarakat kelas bawah. “Tetapi kelemahannya, Pegadaian agak sulit mendapatkan dana murah. Nah, disinilah peran BRI diperlukan. Jadi, sinergi dan kolaborasi keduanya akan efektif dalam menciptakan ekosistem ultramikro yang kuat,”paparnya.
Pembentukan ekosistem ultramikro dinilai penting karena selama ini pemberdayaan usaha skala mikro masih dilakukan parsial oleh banyak lembaga. Melalui integrasi, sinergi dan kolaborasi tersebut, akan tercipta pusat data terpadu mengenai usaha ultramikro yang bisa digunakan untuk mendukung program pemulihan ekonomi nasional. Dua BUMN tersebut, kii sudah didukung oleh ekosistem digital yang handal, sehingga penciptaan ekosistem ultramikro seharusnya berjalan lebih mudah.
Produk Kreasi tersebut selama ini cukup membantu bagi masyarakat yang membutuhkan dana untuk keberlangsungan usahanya seperti yang dialami oleh Rizky. Pencairan kredit pun bisa dilakukan dalam tempo tiga hari. Bahkan, masyarakat mudah untuk mengakses produk tersebut karena saat ini, Pegadaian memiliki layanan digital yang bisa diakses masyarakat darimana saja. Sehingga masyarakat bisa melakukan simulasi terkait pilihan tenor pinjaman atau jangka waktu pelunasan, hingga cicilan bulanan yang harus dibayarkan.
Sinergi dan Kolaborasi Perkuat Ekosistem
Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai, ekositem pembiayaan ultramikro perlu segera diperkuat agar industri kecil yang selama ini menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi nasional bisa bergerak. “Terutama yang skala ultramikro, karena bergeraknya sektor ini akan mendorong daya beli masyarakat. Apalagi untuk skala ultramikro jumlahnya mencapai 97%,”katanya di Jakarta Jumat (30/4/2021).
Selama ini, perkembangan UMKM masih mengalami berbagai masalah dan belum sesuai dengan yang diharapkan. Masalah klasik yang masih dihadapi yakni keterbatasan modal yang dimiliki dan sulitnya UMKM mengakses sumber permodalan.
(Baca Juga : 178 Saham Mengepal, IHSG Dibuka Naik ke Level 6.019 )
“Sebagian besar UMKM merupakan usaha skala ultramikro dan mikro yang mayoritas belum tersentuh oleh bank karena kendala teknis. Karenanya sektor usaha mikro perlu menjadi perhatian serius dan didukung oleh ekosistem pembiayaan yang kuat,” tegasnya. Keberadaan ekosistem ultramikro, kata dia, juga menjadi faktor yang krusial dalam usaha penanggulangan kemiskinan.
Enny memberikan contoh, ekosistem ultramikro bisa dijalankan oleh sinergi dan kolaborasi antara PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. bersama dengan Pegadaian. Sebab, keduanya memiliki keuanggulan di segmennya masing-masing.
Pegadaian misalnya, bisa menjangkau usaha skala mikro dan ultramikro hingga ke pelosok, dan lebih mengenal profil nasabah yang mayoritas berasal dari masyarakat kelas bawah. “Tetapi kelemahannya, Pegadaian agak sulit mendapatkan dana murah. Nah, disinilah peran BRI diperlukan. Jadi, sinergi dan kolaborasi keduanya akan efektif dalam menciptakan ekosistem ultramikro yang kuat,”paparnya.
Pembentukan ekosistem ultramikro dinilai penting karena selama ini pemberdayaan usaha skala mikro masih dilakukan parsial oleh banyak lembaga. Melalui integrasi, sinergi dan kolaborasi tersebut, akan tercipta pusat data terpadu mengenai usaha ultramikro yang bisa digunakan untuk mendukung program pemulihan ekonomi nasional. Dua BUMN tersebut, kii sudah didukung oleh ekosistem digital yang handal, sehingga penciptaan ekosistem ultramikro seharusnya berjalan lebih mudah.
tulis komentar anda