Gak Boleh Mudik, Konsumsi Listrik Diprediksi Alami Kenaikan

Selasa, 11 Mei 2021 - 21:30 WIB
Ilustrasi. FOTO/SINDOnews
JAKARTA - Pemerintah memutuskan untuk menerapkan kebijakan larangan mudik lebaran pada tahun ini. Larangan mudik ini dilakukan mulai 6 hingga 17 Mei 2021 mendatang. Direktur Bisnis PLN Regional Jawa, Madura dan Bali (Jamali) Haryanto WS mengatakan, berdasarkan pengalaman lebaran akan membuat konsumsi listrik mengalami penurunan. Namun dengan adanya larangan ini, diprediksi angka konsumsi listrik akan meningkat.

Menurutnya, rata-rata beban puncak saat idul fitri di kondisi normal turun menjadi sekitar 16 hingga 19 ribu Megawatt (MW) di wilayah Jawa Madura Bali. Namun pada tahun ini, diperkirakan beban puncak terendah diperkirakan bisa mencapai 20 ribuan MW karena adanya larangan mudik lebaran.

"Kalau beban terendah itu kita sekitar kalau idul fitri normal boleh mudik, itu 16-17 ribu MW, nah ini kita prediksi 20 ribu MW, jadi ada naik 3 ribuan MW lah dari kondisi kalau idul fitri normal. Tahun lalu kan sudah ada larangan mudik, meskipun tahun akan lebih tinggi dari tahun lalu ada skitar 1.000 MW. Tahun lalu 19 ribu MW, tahun ini diprediksi 20 ribu MW lah," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (11/5/2021).





Meskipun begitu lanjut Haryanto, pasokan listrik saat lebaran dipastikan aman. Sebab, cadangan listrik PLN di semua daerah Sabang sampai Merauke rata-rata mencapai 30% terhadap beban puncak. Hanya ada beberapa daerah saja yang memiliki cadangan listrik masih rendah. Misalnya adalah di Flores Barat yang cadangannya masih rendah karena masih menunggu penyelesaian interkoneksi, transmisi, dan pemeliharaan pembangkit secara online. "Jadi ada selisih 4.000 MW. Ini sistem sangat aman lah dengan kondisi beban puncak nanti Lebaran kita 20.200 MW ini memang relatif lebih tinggi kalau Hari Raya Idul Fitri normal," jelasnya

Sementara itu, beban puncak di wilayah Sumatera-Kalimantan (Sumkal) dan Regional Sulawesi-Maluku-Papua-Nusa Tenggara juga akan mengalami kenaikan pada lebaran nanti. Akan tetapi, PLN menjamin cadangan listrik semua titik aman sehingga tidak akan mengganggu kekhusyuan dalam perayanaan Hari Lebaran.

Sistem Sumatera Bagian Utara (SBU) memiliki daya mampu mencapai 2.695 MW dengan beban puncak sebesar 2.184 MW. Sistem Sumatera Bagian Selatan Tengah (SBST) memiliki daya mampu 4.036 MW dengan beban puncak 3.570 MW. Untuk kelistrikan Kalimantan, sistem interkoneksi (Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara) memiliki daya mampu mencapai 2.025 MW dengan beban puncak sebesar 1.134 MW.

Sementara sistem khatulistiwa (Kalimantan Barat) memiliki daya mampu mencapai 475 MW dengan beban puncak sebesar 343 MW. Sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan memiliki daya mampu mencapai 1.805 MW dengan beban puncak sebesar 1.195 MW. Sistem kelistrikan Sulawesi Utara dan Gorontalo memiliki daya mampu mencapai 584 MW dengan beban puncak sebesar 368 MW.



Kelistrikan Maluku dan Maluku Utara memiliki daya mampu mencapai 339 MW dengan beban puncak sebesar 204 MW. Kelistrikan Papua dan Papua Barat memiliki daya mampu mencapai 628 MW dengan beban puncak sebesar 334 MW. Kelistrikan NTB memiliki daya mampu mencapai 460 MW dengan beban puncak sebesar 345 MW. Kelistrikan NTT memiliki daya mampu mencapai 332 MW dengan beban puncak sebesar 209 MW. “Jadi, kondisi sistem tenaga listrik di Sumatera dalam kondisi aman, kondisi pasokan cadangan lebih tinggi dari beban puncak. Begitu pun di Kalimantan," ucapnya.
(nng)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More