Pilih Mana, Aset Kripto Stabil atau Volatil?
Rabu, 19 Mei 2021 - 09:47 WIB
JAKARTA - Tak sedikit orang yang enggan berinvestasi di aset kripto , karena volatilitas harganya yang sangat tinggi. Sebut saja misalnya Dogecoin (DOGE). Harganya naik sangat cepat menjelang Elon Musk hadir di acara Saturday Night Live (SNL) di stasiun TV NBC, Amerika Serikat.
Setelah acara berakhir pada Sabtu, 8 Mei 2021 lalu, dan memang Elon membincangkan soal aset itu, harga DOGE malah anjlok gila-gilaan. Kemudian tak sampai 48 jam, naik cepat lagi. Harga aset kripto yang naik-turun cepat memang tidak sesuai untuk semua orang, apalagi bagi pemula.
Ada ribuan aset kripto sejak tahun 2008. Namun, tak semuanya volatil. Ada yang berkategori stablecoin, karena nilainya mengacu pada aset lain yang harganya stabil, misalnya emas ataupun dolar AS.
"Disebut stablecoin, karena harganya tidak naik dan turun secara cepat dalam kurun waktu tertentu. Dan karena menggunakan teknologi blockchain, jadi dapat ditransfer secara mudah, cepat dan cakupannya global,” Direktur PT Xaurius Asset Digital, ujar Nicco D Lawrence di Jakarta.
Nicco mencontohkan, aset kripto Xaurius Token (XAU) yang diterbitkan oleh pihaknya, adalah aset kripto berjenis stablecoin. Hal itu memungkinkan, karena harga 1 unit XAU dipatok dengan harga emas dari Antam.
“Harga 1 XAU setara dengan harga 1 gram emas fisik yang bernilai 99,9 persen. Seperti aset kripto lainnya, XAU bisa disimpan di e-wallet, yang mendukung blockchain Ethereum dan Binance Smart Chain," imbuh Nicco.
Pihak Xaurius sendiri memastikan audit cadangan emas dilakukan setiap 3 bulan secara rutin oleh auditor independen. “Hasilnya pun diterbitkan secara terbuka di Xaurius.com,” pungkas Nicco.
Setelah acara berakhir pada Sabtu, 8 Mei 2021 lalu, dan memang Elon membincangkan soal aset itu, harga DOGE malah anjlok gila-gilaan. Kemudian tak sampai 48 jam, naik cepat lagi. Harga aset kripto yang naik-turun cepat memang tidak sesuai untuk semua orang, apalagi bagi pemula.
Ada ribuan aset kripto sejak tahun 2008. Namun, tak semuanya volatil. Ada yang berkategori stablecoin, karena nilainya mengacu pada aset lain yang harganya stabil, misalnya emas ataupun dolar AS.
"Disebut stablecoin, karena harganya tidak naik dan turun secara cepat dalam kurun waktu tertentu. Dan karena menggunakan teknologi blockchain, jadi dapat ditransfer secara mudah, cepat dan cakupannya global,” Direktur PT Xaurius Asset Digital, ujar Nicco D Lawrence di Jakarta.
Nicco mencontohkan, aset kripto Xaurius Token (XAU) yang diterbitkan oleh pihaknya, adalah aset kripto berjenis stablecoin. Hal itu memungkinkan, karena harga 1 unit XAU dipatok dengan harga emas dari Antam.
“Harga 1 XAU setara dengan harga 1 gram emas fisik yang bernilai 99,9 persen. Seperti aset kripto lainnya, XAU bisa disimpan di e-wallet, yang mendukung blockchain Ethereum dan Binance Smart Chain," imbuh Nicco.
Pihak Xaurius sendiri memastikan audit cadangan emas dilakukan setiap 3 bulan secara rutin oleh auditor independen. “Hasilnya pun diterbitkan secara terbuka di Xaurius.com,” pungkas Nicco.
(akr)
tulis komentar anda