Sejalan Program Kementan, Mahasiswa Vokasi IPB Terjun Gerakkan Petani Milenial
Minggu, 23 Mei 2021 - 17:33 WIB
“Kita juga punya program Karya Kita untuk mendukung capaian Sustainable Development Goals (SDGs)yang juga sejalan dengan program pemerintah. Saat ini fokus pada dua komoditas pangan lokal, singkong dan ubi,” ungkapnya.
Selain itu,Baroedak Tatanen saat ini sudah mengeluarkan produk hasil olahan pangan lokal yakni berupa keripik rujak yang bahan utamanya diambil dari panen petani binaan sehingga pendapatan petani binaan dapat meningkat karena nilai produknya sudah bertambah. Kebetukan di Desa Cipanjalu, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung komoditasnya ubi dan singkong, sehingga menghasilkan kripik kemasan industri yang bernilai ekonomi tinggi.
“Kita bina petani mulai dari hulu hingga hilir sampai produk jadi. Ini yang kita harapkan pada semua petani di seluruh Indonesia supaya tidak selalu menjual bahan mentah namun juga bisa mengolah dan menjual produk ke konsumen,” terangnya.
(Baca juga:Dukung Petani Milenial, DTPH Jawa Barat Siapkan Lahan 40 Hektare)
“Dan apa yang dilakukan Kementerian Pertanian hari ini, mendorong pangan lokal petani masuk perhotelan adalah langkah yang sangat bagus. Peluang besar bagi petani milenial untuk semakin terjun ke dunia pertanian. Pertanian kita tentu makin menjadi andalan dalam pertumbuhan ekonomi nasional,” imbuh Cindy.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan program gerakan petani milenial dilaksanakan sesuai arahan Syahrul Yasin Limpo. Program tersebut saat ini dilaksanakan di Papua dan Papua Barat, Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan sampai Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan dan Provinsi NTT.
“Program ini wujud upaya Kementan saat ini dalam mendorong ketahanan pangan nasional melalui peningkatan kapasitas dan kapabilitas para pemuda Indonesia," kata Suwandi.
Lebih lanjut Suwandi menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan program petani milenial diarahkan juga untuk mengangkat potensi pangan lokal dari hulu ke hilir. Oleh karena itu, nantinya petani akan diberikan pelatihan secara bertahap, termasuk permodalan teknologi, kemampuan berbisnis dan UMKM, dan kemampuan menjadi eksporter komoditas, yang akan didukung oleh Lintas Kementerian dan Lembaga lainnya.
“Kita mendorong petani milenial untuk melaksanakan program-program utamanya pengembangan tanaman pangan. Kita juga mendorong korporasi petani dalam bentuk badan usaha yang dikelola oleh para pemuda,” tutup Suwandi.
Lihat Juga: Pembekalan Menteri dan Wamen, Borobudur International Golf & Country Club Siapkan Fasilitas Pendukung
Selain itu,Baroedak Tatanen saat ini sudah mengeluarkan produk hasil olahan pangan lokal yakni berupa keripik rujak yang bahan utamanya diambil dari panen petani binaan sehingga pendapatan petani binaan dapat meningkat karena nilai produknya sudah bertambah. Kebetukan di Desa Cipanjalu, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung komoditasnya ubi dan singkong, sehingga menghasilkan kripik kemasan industri yang bernilai ekonomi tinggi.
“Kita bina petani mulai dari hulu hingga hilir sampai produk jadi. Ini yang kita harapkan pada semua petani di seluruh Indonesia supaya tidak selalu menjual bahan mentah namun juga bisa mengolah dan menjual produk ke konsumen,” terangnya.
(Baca juga:Dukung Petani Milenial, DTPH Jawa Barat Siapkan Lahan 40 Hektare)
“Dan apa yang dilakukan Kementerian Pertanian hari ini, mendorong pangan lokal petani masuk perhotelan adalah langkah yang sangat bagus. Peluang besar bagi petani milenial untuk semakin terjun ke dunia pertanian. Pertanian kita tentu makin menjadi andalan dalam pertumbuhan ekonomi nasional,” imbuh Cindy.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan program gerakan petani milenial dilaksanakan sesuai arahan Syahrul Yasin Limpo. Program tersebut saat ini dilaksanakan di Papua dan Papua Barat, Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan sampai Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan dan Provinsi NTT.
“Program ini wujud upaya Kementan saat ini dalam mendorong ketahanan pangan nasional melalui peningkatan kapasitas dan kapabilitas para pemuda Indonesia," kata Suwandi.
Lebih lanjut Suwandi menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan program petani milenial diarahkan juga untuk mengangkat potensi pangan lokal dari hulu ke hilir. Oleh karena itu, nantinya petani akan diberikan pelatihan secara bertahap, termasuk permodalan teknologi, kemampuan berbisnis dan UMKM, dan kemampuan menjadi eksporter komoditas, yang akan didukung oleh Lintas Kementerian dan Lembaga lainnya.
“Kita mendorong petani milenial untuk melaksanakan program-program utamanya pengembangan tanaman pangan. Kita juga mendorong korporasi petani dalam bentuk badan usaha yang dikelola oleh para pemuda,” tutup Suwandi.
Lihat Juga: Pembekalan Menteri dan Wamen, Borobudur International Golf & Country Club Siapkan Fasilitas Pendukung
(dar)
tulis komentar anda