Investor Baru Pasar Modal Tumbuh Subur di Tengah Pandemi
Jum'at, 28 Mei 2021 - 19:39 WIB
JAKARTA - Pandemi Covid-19 dinilai memiliki dampak jauh lebih dahsyat daripada krisis moneter karena menghantam dua efek sekaligus yaitu dari supply dan demand. Meskipun begitu, industri pasar modal di Indonesia menjadi salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan di tengah pandemi Covid-19.
Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Kalimantan Barat, Taufan Febiola mengatakan, industri pasar modal di tengah pandemi Covid-19 telah tumbuh signifikan.
"Dan trennya sedang berjalan mengarah bahwa pasar modal pelan tapi pasti akan menjadi the mother of financial industry," ujar Taufan dalam acara "Bincang Pasar Modal" secara virtual, Jumat (28/5/2021).
Dia menyontohkan pertumbuhan sektor pasar modal Indonesia dari sisi demand yang sangat pesat khususnya di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), di mana perkembangan investor yang bertransaksi di pasar modal kita di provinsi tersebut tumbuh begitu pesat.
"Bahkan di tahun lalu terjadi penumbuhan investor baru yang memiliki sub rekening efek dari 2019 hanya tumbuh 7.000 investor baru, lalu di 2020 tumbuh menjadi 31.507 investor baru. Januari-April 2021 sudah tumbuh 17.000 investor baru," kata dia.
Menurut dia, saat ini masyarakat Indonesia sedang berbondong-bondong dari Sabang sampai Merauke beralih dari saving society menjadi investing society. "Ini gerakan bersama yang nanti akan mempercepat pertumbuhan ekonomi kita naik menjadi tujuh persen," ucapnya.
Taufan juga menjelaskan, pertumbuhan Single Investor Identity (SID) beberapa tahun terakhir meningkat drastis. Tidak hanya itu, nilai transaksi yang dilakukan oleh masyarakat Kalimantan Barat melalui produk di pasar modal salah satunya produk utama saham, di mana nilai transaksinya di 2019 sebesar Rp7,3 triliun, kemudian di 2020 naik menjadi Rp25,78 triliun.
"Artinya, dari masyarakat Kalimantan Barat saja mampu memberikan pendanaan sedemikian besar, belum lagi dari provinsi lain dan negara lain yang tentu dananya jauh lebih unlimited. Dari Januari-April 2021, transaksi sudah tembus Rp22 triliun, Kalbar saja yang konon katanya Kalbar small but beautiful, bagaimana provinsi yang jauh lebih besar," tuturnya.
Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Kalimantan Barat, Taufan Febiola mengatakan, industri pasar modal di tengah pandemi Covid-19 telah tumbuh signifikan.
"Dan trennya sedang berjalan mengarah bahwa pasar modal pelan tapi pasti akan menjadi the mother of financial industry," ujar Taufan dalam acara "Bincang Pasar Modal" secara virtual, Jumat (28/5/2021).
Dia menyontohkan pertumbuhan sektor pasar modal Indonesia dari sisi demand yang sangat pesat khususnya di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), di mana perkembangan investor yang bertransaksi di pasar modal kita di provinsi tersebut tumbuh begitu pesat.
"Bahkan di tahun lalu terjadi penumbuhan investor baru yang memiliki sub rekening efek dari 2019 hanya tumbuh 7.000 investor baru, lalu di 2020 tumbuh menjadi 31.507 investor baru. Januari-April 2021 sudah tumbuh 17.000 investor baru," kata dia.
Menurut dia, saat ini masyarakat Indonesia sedang berbondong-bondong dari Sabang sampai Merauke beralih dari saving society menjadi investing society. "Ini gerakan bersama yang nanti akan mempercepat pertumbuhan ekonomi kita naik menjadi tujuh persen," ucapnya.
Taufan juga menjelaskan, pertumbuhan Single Investor Identity (SID) beberapa tahun terakhir meningkat drastis. Tidak hanya itu, nilai transaksi yang dilakukan oleh masyarakat Kalimantan Barat melalui produk di pasar modal salah satunya produk utama saham, di mana nilai transaksinya di 2019 sebesar Rp7,3 triliun, kemudian di 2020 naik menjadi Rp25,78 triliun.
"Artinya, dari masyarakat Kalimantan Barat saja mampu memberikan pendanaan sedemikian besar, belum lagi dari provinsi lain dan negara lain yang tentu dananya jauh lebih unlimited. Dari Januari-April 2021, transaksi sudah tembus Rp22 triliun, Kalbar saja yang konon katanya Kalbar small but beautiful, bagaimana provinsi yang jauh lebih besar," tuturnya.
(ind)
tulis komentar anda