Garuda Indonesia Bisa Diselamatkan, Erick Thohir dan Sri Mulyani Disebut Belum Kompak
Minggu, 06 Juni 2021 - 21:16 WIB
JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menurut pengamat masih bisa diselamatkan dari kebangkutan, ketika maskapai pelat merah itu tengah dililit utang mencapai Rp70 Triliun. Pengamat Bisnis Penerbangan AIAC, Arista Atmadjati mengharapkan, gerak cepat dari pemerintah untuk membantu pendanaan utang Garuda.
“Dengan kondisi Garuda seperti sekarang ini, saya setuju dengan tindakan Erick Thohir yang akan berupaya melakukan pencairan dana guna membantu menyelesaikan permasalahan Garuda,” kata Arista kepada MNC Portal Indonesia, Minggu (6/6/2021).
Dia juga menyebut, belum ada kekompakan dengan Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani . Pasalnya, dana realisasi dana yang akan ditalangkan sebesar Rp8.5 triliun, sementara Menkeu hanya menurunkan dana sebesar Rp 1 triliun.
“Belum ada kekompakan nih Erick Tohir dan Sri Mulyani. Kita tunggu saja Menkeu buka suara soal dana yang dia keluarkan itu,” ujarnya.
Menurutnya, Garuda Indonesia masih ada harapan untuk diselamatkan dengan penolak ukuran atau benchmarking seperti kasus-kasus maskapai penerbangan di beberapa negara. Salah satunya dengan mendapatkan pinjaman dana atau penyuntikan modal dari pemerintah.
Arista menilai hal itu bisa mengempeskan pembekakan hutang Garuda, sehingga negara tidak diwariskan dari hutang plat merah tersebut.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra memaparkan, utang perseroan mencapai Rp70 triliun dan bertambah Rp1 triliun setiap bulannya. Hal tersebut terjadi lantaran income perusahaan lebih besar pasak daripada tiang.
“Dengan kondisi Garuda seperti sekarang ini, saya setuju dengan tindakan Erick Thohir yang akan berupaya melakukan pencairan dana guna membantu menyelesaikan permasalahan Garuda,” kata Arista kepada MNC Portal Indonesia, Minggu (6/6/2021).
Dia juga menyebut, belum ada kekompakan dengan Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani . Pasalnya, dana realisasi dana yang akan ditalangkan sebesar Rp8.5 triliun, sementara Menkeu hanya menurunkan dana sebesar Rp 1 triliun.
“Belum ada kekompakan nih Erick Tohir dan Sri Mulyani. Kita tunggu saja Menkeu buka suara soal dana yang dia keluarkan itu,” ujarnya.
Menurutnya, Garuda Indonesia masih ada harapan untuk diselamatkan dengan penolak ukuran atau benchmarking seperti kasus-kasus maskapai penerbangan di beberapa negara. Salah satunya dengan mendapatkan pinjaman dana atau penyuntikan modal dari pemerintah.
Baca Juga
Arista menilai hal itu bisa mengempeskan pembekakan hutang Garuda, sehingga negara tidak diwariskan dari hutang plat merah tersebut.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra memaparkan, utang perseroan mencapai Rp70 triliun dan bertambah Rp1 triliun setiap bulannya. Hal tersebut terjadi lantaran income perusahaan lebih besar pasak daripada tiang.
(akr)
tulis komentar anda