Ari Kuncoro, Rektor UI: Bank Lokal Harus Go Global
Selasa, 15 Juni 2021 - 18:50 WIB
Ari Kuncoro kemudian membeberkan lebih jauh pentingnya ekspansi bank Indonesia ke luar negeri. Berikut petikan wawancaranya:
Bagaimana sebenarnya daya Tarik industri perbankan kita?
Bank asing masuk ke kita sebenarnya untuk membiayai supply chain mereka guna melakukan penetrasi prusahaannya di Indonesia. Nah kalau misalnya perusahaan tersebut kemudian mengekspor, seperti Toyota itu sangat oke. Banyak juga yang hanya memanfaatkan pasar kita. Nah dari pengalaman itu sebenarnya kita bisa melakukan hal yang sama untuk supply chain kita di negara mereka. Bank-bank Jepang sebenarnya masuk untuk membiayai operasi perusahaan-perusahaan Jepang di sini, termasuk memberikan dana murah agar barangnya bisa didiskon di situasi yang susah seperti saat ini.
Jadi jika bank Indonesia ekspansi ke luar negeri untuk membiayai supply chain?
Tentu, karena kalo saingan gak mungkin. Seperti saya punya kartu kredit dari bank asing, tapi saya gak pernah pakai, kecuali kalo lagi di luar negeri. Jadi untuk supply chain dan itu sangat menguntungkan. Untuk mempermudah transaksi keuangan ekspor impor supply chain itu. Jadi ekspor impor tidak begitu kelihatan karena menggunakan sesama bank mereka yang ada di sini dan luar negeri.
Saya pernah bertanya, kenapa bank-bank asing masuk, eh ternyata untuk supply chain. Termasuk, kalau kita mengekspor kita juga pakai bank asing karena network di sana luas, itu yang membuat kita kebobolan dari neraca current account. Kita berpikirnya, jangan costumer oriented tapi supply chain oriented. Nah kalau gak bisa nembus, kita beli saja bank yang megap-megap di sana, misal di Vietnam. Kalau masuk dengan cara itu mungkin tak diutak-utik otoritas di sana karena masih ada pemegang saham warga mereka.
Baca juga:Beijing pada NATO: Berhenti Membesar-besarkan Ancaman China
Bagaimana cara perbankan kita sukses berekspansi ke luar negeri?
Ini masalah kebiasaan. Ibaratnya, ada orang yang gak pernah seminar di luar negeri, tiba-tiba harus seminar di luar, dia kagok. Sama. Kalo di negara lain, dibantu sama kedutaannya. Jadi kedutaannya berfungsi sebagai agen penetrasi pasar, kalau kita mungkin belum sampai ke sana. Baru melakukan analisis. Itulah sebabnya, kalau bank-bank sendiri yang melakukan penetrasi menjadi terlalu mahal, karena gak tahu medan.
Selain itu ada lagi?
Bagaimana sebenarnya daya Tarik industri perbankan kita?
Bank asing masuk ke kita sebenarnya untuk membiayai supply chain mereka guna melakukan penetrasi prusahaannya di Indonesia. Nah kalau misalnya perusahaan tersebut kemudian mengekspor, seperti Toyota itu sangat oke. Banyak juga yang hanya memanfaatkan pasar kita. Nah dari pengalaman itu sebenarnya kita bisa melakukan hal yang sama untuk supply chain kita di negara mereka. Bank-bank Jepang sebenarnya masuk untuk membiayai operasi perusahaan-perusahaan Jepang di sini, termasuk memberikan dana murah agar barangnya bisa didiskon di situasi yang susah seperti saat ini.
Jadi jika bank Indonesia ekspansi ke luar negeri untuk membiayai supply chain?
Tentu, karena kalo saingan gak mungkin. Seperti saya punya kartu kredit dari bank asing, tapi saya gak pernah pakai, kecuali kalo lagi di luar negeri. Jadi untuk supply chain dan itu sangat menguntungkan. Untuk mempermudah transaksi keuangan ekspor impor supply chain itu. Jadi ekspor impor tidak begitu kelihatan karena menggunakan sesama bank mereka yang ada di sini dan luar negeri.
Saya pernah bertanya, kenapa bank-bank asing masuk, eh ternyata untuk supply chain. Termasuk, kalau kita mengekspor kita juga pakai bank asing karena network di sana luas, itu yang membuat kita kebobolan dari neraca current account. Kita berpikirnya, jangan costumer oriented tapi supply chain oriented. Nah kalau gak bisa nembus, kita beli saja bank yang megap-megap di sana, misal di Vietnam. Kalau masuk dengan cara itu mungkin tak diutak-utik otoritas di sana karena masih ada pemegang saham warga mereka.
Baca juga:Beijing pada NATO: Berhenti Membesar-besarkan Ancaman China
Bagaimana cara perbankan kita sukses berekspansi ke luar negeri?
Ini masalah kebiasaan. Ibaratnya, ada orang yang gak pernah seminar di luar negeri, tiba-tiba harus seminar di luar, dia kagok. Sama. Kalo di negara lain, dibantu sama kedutaannya. Jadi kedutaannya berfungsi sebagai agen penetrasi pasar, kalau kita mungkin belum sampai ke sana. Baru melakukan analisis. Itulah sebabnya, kalau bank-bank sendiri yang melakukan penetrasi menjadi terlalu mahal, karena gak tahu medan.
Selain itu ada lagi?
tulis komentar anda