Waskita Karya Rugi Rp46 Miliar di Kuartal I/2021
Minggu, 27 Juni 2021 - 14:00 WIB
JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mencatatkan kerugian pada kuartal I/2021 sebesar Rp46,09 miliar. Hal itu berbanding terbalik dari capaian 31 Maret 2020 dengan laba sebesar Rp42,69 miliar.
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Waskita Karya mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp2,67 triliun atau turun 35,93% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp4,16 triliun dengan rugi per saham dasar Rp3,40.
Jasa konstruksi menjadi penyumbang pendapatan tertinggi tercatat Rp2,28 triliun atau lebih rendah dari sebelumnya Rp3,55 triliun. Kemudian, pendapatan jalan tol tercatat Rp175,21 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp114,97 miliar, penjualan precast tercatat Rp98,56 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp280,71 miliar.
Bunga dari jasa konstruksi tercatat Rp64,82 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp24,89 miliar, pendapatan properti tercatat Rp26,92 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp170,37 miliar.
Penjualan infrastruktur lainnya tercatat Rp13,84 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp18,56 miliar, pendapatan hotel tercatat Rp10,20 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp7,86 miliar, dan sewa gedung dan peralatan Rp77,53 juta.
Waskita pada periode yang sama juga mencatatkan adanya penurunan beban pokok pendapatan di kuartal I/2021 menjadi Rp2,36 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp3,33 triliun. Kemudian, beban penjualan juga turun menjadi Rp9,35 miliar dari sebelumnya Rp12,84 miliar.
Sementara itu, beban keuangan meningkat menjadi Rp885,50 miliar dari sebelumnya Rp701,04 miliar, serta beban umum dan administrasi meningkat menjadi Rp290,02 miliar dari sebelumnya Rp198,11 miliar.
Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi tercatat Rp876,55 miliar, kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi tercatat Rp316 miliar, dan kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan tercatat Rp964,45 miliar.
Waskita Karya mencatatkan liabilitas sebesar Rp88,52 triliun dan ekuitas sebesar Rp16,49 triliun. Adapun total aset perseroan menurun menjadi Rp105,01 triliun dibanding tahun 2019 sebesar Rp105,58 triliun.
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Waskita Karya mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp2,67 triliun atau turun 35,93% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp4,16 triliun dengan rugi per saham dasar Rp3,40.
Jasa konstruksi menjadi penyumbang pendapatan tertinggi tercatat Rp2,28 triliun atau lebih rendah dari sebelumnya Rp3,55 triliun. Kemudian, pendapatan jalan tol tercatat Rp175,21 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp114,97 miliar, penjualan precast tercatat Rp98,56 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp280,71 miliar.
Bunga dari jasa konstruksi tercatat Rp64,82 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp24,89 miliar, pendapatan properti tercatat Rp26,92 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp170,37 miliar.
Penjualan infrastruktur lainnya tercatat Rp13,84 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp18,56 miliar, pendapatan hotel tercatat Rp10,20 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp7,86 miliar, dan sewa gedung dan peralatan Rp77,53 juta.
Waskita pada periode yang sama juga mencatatkan adanya penurunan beban pokok pendapatan di kuartal I/2021 menjadi Rp2,36 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp3,33 triliun. Kemudian, beban penjualan juga turun menjadi Rp9,35 miliar dari sebelumnya Rp12,84 miliar.
Sementara itu, beban keuangan meningkat menjadi Rp885,50 miliar dari sebelumnya Rp701,04 miliar, serta beban umum dan administrasi meningkat menjadi Rp290,02 miliar dari sebelumnya Rp198,11 miliar.
Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi tercatat Rp876,55 miliar, kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi tercatat Rp316 miliar, dan kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan tercatat Rp964,45 miliar.
Waskita Karya mencatatkan liabilitas sebesar Rp88,52 triliun dan ekuitas sebesar Rp16,49 triliun. Adapun total aset perseroan menurun menjadi Rp105,01 triliun dibanding tahun 2019 sebesar Rp105,58 triliun.
(fai)
tulis komentar anda