Pantau, Kenaikan Harga Batu Bara Bisa Pengaruhi Kinerja Emiten
Kamis, 19 Agustus 2021 - 03:31 WIB
JAKARTA - Harga acuan batu bara dunia kembali mencatatkan kenaikan pada perdagangan Selasa (17/8/2021). Harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat di level 171,45 dolar AS/ton.
Terkait hal tersebut, Analis Panin Sekuritas, William Hartanto mengatakan, kenaikan harga batu bara dapat berpotensi terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
"(Potensi kenaikan IHSG) tidak besar karena saat ini belum ada respon terhadap pergerakan harga saham-saham batu bara," ujar William kepada MNC Portal, Rabu (18/8/2021).
William menambahkan, kenaikan harga batu bara akan dapat memberikan dampak signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan pertambangan batu bara. "Dari sisi laba, iya, tapi untuk sahamnya belum," kata dia.
Dia juga menyampaikan rekomendasi buy (beli) terhadap beberapa saham emiten batu bara. Adapun beberapa saham produsen batu bara yang bisa diperhatikan investor di antaranya Adaro Energy (ADRO), Indo Tambangraya Megah (ITMG), Bukit Asam (PTBA), dan Indika Energy (INDY).
"Historically masih menguat hingga akhir tahun karena kebiasaanya demand terhadap batu bara meningkat di akhir tahun tersebut," ucapnya.
Terkait hal tersebut, Analis Panin Sekuritas, William Hartanto mengatakan, kenaikan harga batu bara dapat berpotensi terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
"(Potensi kenaikan IHSG) tidak besar karena saat ini belum ada respon terhadap pergerakan harga saham-saham batu bara," ujar William kepada MNC Portal, Rabu (18/8/2021).
William menambahkan, kenaikan harga batu bara akan dapat memberikan dampak signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan pertambangan batu bara. "Dari sisi laba, iya, tapi untuk sahamnya belum," kata dia.
Dia juga menyampaikan rekomendasi buy (beli) terhadap beberapa saham emiten batu bara. Adapun beberapa saham produsen batu bara yang bisa diperhatikan investor di antaranya Adaro Energy (ADRO), Indo Tambangraya Megah (ITMG), Bukit Asam (PTBA), dan Indika Energy (INDY).
"Historically masih menguat hingga akhir tahun karena kebiasaanya demand terhadap batu bara meningkat di akhir tahun tersebut," ucapnya.
(akr)
tulis komentar anda