Jegerrr! Gara-gara Krisis Chip, Toyota Pangkas Produksi Global hingga 40%

Kamis, 19 Agustus 2021 - 19:42 WIB
Foto/TheJapanTimes
JAKARTA - Gawat. Gara-gara pandemi Covid-19 , pasokan chip berkurang. Pandemi Covid mendorong peningkatan permintaan peralatan yang menggunakan chip, seperti ponsel, TV, dan konsol game. Ujung-ujungnya, berdampak juga pada industri otomotif .

Seperti dilaporkan BBC, Kamis (19/8/2021), Toyota Motor Corp menyatakan akan memangkas produksi global untuk September sebesar 40% dari rencana sebelumnya. Langkah itu membuat Toyota menjadi produsen mobil besar terakhir yang memangkas produksi karena krisis chip global.

Sebelumnya Toyota telah merencanakan untuk membuat hampir 900.000 mobil bulan depan, tetapi kemudian dikurangi menjadi 540.000 kendaraan. Meski demikian, pabrikan asal Negeri Sakura itu tetap mempertahankan target penjualan dan produksi tahunannya.



Baca juga: Inggris Akui Tidak Bisa Evakuasi Anak Afghanistan Tanpa Pendamping

Sementara itu, para pesaing Toyota, termasuk General Motors, Ford, Nissan, Daimler, BMW dan Renault, telah mengurangi produksi dalam menghadapi kekurangan chip global.

Sebelum krisis chip, Toyota memang diuntungkan dengan membangun stok chip yang lebih besar--juga disebut semikonduktor--sebagai bagian dari perubahan rencana kelangsungan bisnisnya, yang dikembangkan setelah gempa bumi dan tsunami Fukushima satu dekade lalu.

Kini, berbagai bisnis mulai dari pembuat mobil hingga produsen peralatan kecil telah dilanda kekurangan chip. Masalah mulai muncul tahun lalu ketika Apple harus terhuyung-huyung merilis iPhone-nya, sementara konsol Xbox dan PlayStation terbaru gagal memenuhi permintaan pasar.

Sejak itu, satu demi satu perusahaan teknologi telah memperingatkan efeknya. Celakanya, seperti yang diungkap bos pembuat chip Intel, Pat Gelsinger, krisis chip global terburuk belum datang. Artinya, kondisi yang lebih buruk dari saat ini tengah menanti akibat krisis chip global.



Gelsinger memperkirakan kelangkaan chip akan semakin parah pada paruh kedua tahun ini. Setelah itu butuh waktu satu atau dua tahun agar pasokan kembali normal.

Tak pelak, pemangkasan produksi berimbas pada saham Toyota. Saham pabrikan mobil terbesar di dunia ini turun 4,4%, penurunan harian terbesar sejak Desember 2018.

Di Amerika Serikat (AS), kekurangan chip mendorong Presiden AS Joe Biden menandatangani perintah eksekutif untuk mengatasi masalah tersebut. Dia berjanji mencari pendanaan sebesar USD37 miliar atau lebih dari setengah kuadriliun rupiah untuk undang-undang peningkatan manufaktur chip di AS.
(uka)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More