Mengupas Strategi Investasi: Jadi Saat Pandemi Pergi, Kaya Menanti
Selasa, 24 Agustus 2021 - 19:14 WIB
“Prinsip utama saya selalu sama, time in the market beats timing the market. Artinya, jika anda berinvestasi untuk jangka panjang, itu pada akhirnya performanya akan lebih tinggi daripada kita menebak harga tertinggi dan terendah setiap harinya. Tidak ada yang tahu masa depan,” ujarnya.
Adapun saran selanjutnya yang dipegang pria kelahiran tahun 1990 itu adalah be as agrresive as you can while you are young.
“Jadi selama masih muda jangan takut berinvestasi agresif. Ketika belum menikah, belum ada tanggungan keluarga, itu adalah saat yang tepat berinvestasi di asset agresif yang memiliki gejolak tinggi seperti asset kripto. Terbukti asset kripto sejak awal kemunculannya hingga kini terus meningkat,” ujarnya.
Pilihannya pada asset pun kripto pun tidak semata didasarkan pada posisinya sebagai pendiri dan CEO Triv. Terbukti saat ini asset kripto menjadi portfolio yang ‘wajib’ dimiliki oleh hedge fund di AS.
Bahkan sebuah survey di AS memaparkan bahwa 98% investor di AS meminta hedge fund, perusahaan pengelola investasi nasabahnya, mengalokasikan dana kelolaannya setidaknya 7% di asset kripto. Pun demikian dengan para biliuner dunia seperti Elon Musk via Tesla,lalu Paul Tudor Jones, Stanley Druckenmiller, Ricardo, Salinas Pliego dan sebagainya yang menempatkan 5-10% investasinya di asset kripto.
“Nah para biliuner yang dikelilingi penasihat keuangan terkemuka turut menempatkan sebagian asetnya di kripto apalagi kita,” paparnya.
Adapun Winarti Mira Branch Manager PT CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, bagi yang berminat investasi saham sebaiknya membaca latar belakang perusahaan yang hendak dikoleksi sahamnya terlebih dulu. Dirinya pun menganjurkan agar calon investor melihat perkembangan berita terbaru.
“Dari situ kita bisa melihat mana saja perusahaan yang mencetak laba meski pandemic,” urainya.
Mira juga memaparkan, di antara perusahaan yang sangat diminati adalah emiten di sector teknologi dan digital bank. Karena itu beberapa waktu lalu sejumlah saham emiten teknologi bahkan dalam sehari bisa kena auto reject atas (ARA) karena kenaikannya melebihi batas.
Dirinya juga menyebutkan saham digital bank seperti Bank Arto yang berafiliasi dengan Gojek, lalu Bank Aladin yang berkolaborasi dengan Alfamart yang banyak diminati investor saham.
Adapun saran selanjutnya yang dipegang pria kelahiran tahun 1990 itu adalah be as agrresive as you can while you are young.
“Jadi selama masih muda jangan takut berinvestasi agresif. Ketika belum menikah, belum ada tanggungan keluarga, itu adalah saat yang tepat berinvestasi di asset agresif yang memiliki gejolak tinggi seperti asset kripto. Terbukti asset kripto sejak awal kemunculannya hingga kini terus meningkat,” ujarnya.
Pilihannya pada asset pun kripto pun tidak semata didasarkan pada posisinya sebagai pendiri dan CEO Triv. Terbukti saat ini asset kripto menjadi portfolio yang ‘wajib’ dimiliki oleh hedge fund di AS.
Bahkan sebuah survey di AS memaparkan bahwa 98% investor di AS meminta hedge fund, perusahaan pengelola investasi nasabahnya, mengalokasikan dana kelolaannya setidaknya 7% di asset kripto. Pun demikian dengan para biliuner dunia seperti Elon Musk via Tesla,lalu Paul Tudor Jones, Stanley Druckenmiller, Ricardo, Salinas Pliego dan sebagainya yang menempatkan 5-10% investasinya di asset kripto.
“Nah para biliuner yang dikelilingi penasihat keuangan terkemuka turut menempatkan sebagian asetnya di kripto apalagi kita,” paparnya.
Adapun Winarti Mira Branch Manager PT CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, bagi yang berminat investasi saham sebaiknya membaca latar belakang perusahaan yang hendak dikoleksi sahamnya terlebih dulu. Dirinya pun menganjurkan agar calon investor melihat perkembangan berita terbaru.
“Dari situ kita bisa melihat mana saja perusahaan yang mencetak laba meski pandemic,” urainya.
Mira juga memaparkan, di antara perusahaan yang sangat diminati adalah emiten di sector teknologi dan digital bank. Karena itu beberapa waktu lalu sejumlah saham emiten teknologi bahkan dalam sehari bisa kena auto reject atas (ARA) karena kenaikannya melebihi batas.
Dirinya juga menyebutkan saham digital bank seperti Bank Arto yang berafiliasi dengan Gojek, lalu Bank Aladin yang berkolaborasi dengan Alfamart yang banyak diminati investor saham.
tulis komentar anda