Mengupas Strategi Investasi: Jadi Saat Pandemi Pergi, Kaya Menanti

Selasa, 24 Agustus 2021 - 19:14 WIB
loading...
Mengupas Strategi Investasi:...
Pandemi Covid-19 terus berkepanjangan, meski demikian hidup harus terus berjalan. Sekaligus menyiapkan bekal investasi untuk masa depan diri sendiri dan keluarga, tanpa terkecuali. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang melanda dunia lebih dari setahun terakhir ini menimbulkan pukulan telak bagi perekonomian dunia. Meski demikian, setiap orang berkeharusan untuk terus melanjutkan hidupnya, sekaligus menyiapkan bekal investasi untuk masa depan diri sendiri dan keluarga bagi yang sudah menikah, tanpa terkecuali.

Untuk itu Triv.co.id menggelar Webinar Zoom bertema Pandemi Pergi, Kaya Menanti (PPKM) 2021 yang digelar pada Sabtu 21 Agustus 2021 kemarin. Webinar ini mengupas strategi investasi terkini di masa pandemic yang diisi oleh empat perusahaan terkemuka di bidang masing-masing. Keempatnya, yakni Triv.co.id, IndoGold.id, TaniFund, dan PT CGS-CIMB Sekuritas.



Acara yang berlangsung selama 2,5 jam tersebut menyajikan berbagai tip investasi di berbagai sector dari emas, saham, asset kripto hingga menjadi investor pemberi pinjaman di platform P2P lending.

Vinsensius Sitepu pemimpin redaksi Blockchainmedia.id yang juga bertindak sebagai moderator acara menyampaikan, bahwa webinar PPKM digelar pihaknya lantaran ingin memberikan terbaru mengenai berbagai investasi yang bisa ditempuh oleh masyarakat di masa pandemic ini.

“Tujuannya agar ketika perekonomian beranjak normal kita bisa memetik hasilnya,” ujar Vinsensius.

Berbagai asset menarik untuk disimak lanjut Visensius. Selain emas yang selalu menjadi safe-haven juga terdapat instrument saham, dan obligasi hingga investasi di kelas asset baru yakni asset kripto seperti Bitcoin dan Ethereum.

“Bahkan asset kripto khususnya bitcoin yang memiliki market capitalization besar memberikan imbal hasil sangat besar dalam 5 tahun terakhir. Contoh, di tahun 2020 imbal hasil Bitcoin mencapai 300%, dibandingkan emas yang sekitar 30% dalam rentang waktu serupa,” urai Vinsensius.

Adapun Gabriel Rey selaku Founder dan CEO Triv.co.id, platform jual beli Bitcoin yang terdaftar resmi di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) menyampaikan strategi investasinya yang memiliki horizon jangka Panjang.

“Prinsip utama saya selalu sama, time in the market beats timing the market. Artinya, jika anda berinvestasi untuk jangka panjang, itu pada akhirnya performanya akan lebih tinggi daripada kita menebak harga tertinggi dan terendah setiap harinya. Tidak ada yang tahu masa depan,” ujarnya.

Adapun saran selanjutnya yang dipegang pria kelahiran tahun 1990 itu adalah be as agrresive as you can while you are young.

“Jadi selama masih muda jangan takut berinvestasi agresif. Ketika belum menikah, belum ada tanggungan keluarga, itu adalah saat yang tepat berinvestasi di asset agresif yang memiliki gejolak tinggi seperti asset kripto. Terbukti asset kripto sejak awal kemunculannya hingga kini terus meningkat,” ujarnya.

Pilihannya pada asset pun kripto pun tidak semata didasarkan pada posisinya sebagai pendiri dan CEO Triv. Terbukti saat ini asset kripto menjadi portfolio yang ‘wajib’ dimiliki oleh hedge fund di AS.

Bahkan sebuah survey di AS memaparkan bahwa 98% investor di AS meminta hedge fund, perusahaan pengelola investasi nasabahnya, mengalokasikan dana kelolaannya setidaknya 7% di asset kripto. Pun demikian dengan para biliuner dunia seperti Elon Musk via Tesla,lalu Paul Tudor Jones, Stanley Druckenmiller, Ricardo, Salinas Pliego dan sebagainya yang menempatkan 5-10% investasinya di asset kripto.

“Nah para biliuner yang dikelilingi penasihat keuangan terkemuka turut menempatkan sebagian asetnya di kripto apalagi kita,” paparnya.

Adapun Winarti Mira Branch Manager PT CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, bagi yang berminat investasi saham sebaiknya membaca latar belakang perusahaan yang hendak dikoleksi sahamnya terlebih dulu. Dirinya pun menganjurkan agar calon investor melihat perkembangan berita terbaru.

“Dari situ kita bisa melihat mana saja perusahaan yang mencetak laba meski pandemic,” urainya.

Mira juga memaparkan, di antara perusahaan yang sangat diminati adalah emiten di sector teknologi dan digital bank. Karena itu beberapa waktu lalu sejumlah saham emiten teknologi bahkan dalam sehari bisa kena auto reject atas (ARA) karena kenaikannya melebihi batas.

Dirinya juga menyebutkan saham digital bank seperti Bank Arto yang berafiliasi dengan Gojek, lalu Bank Aladin yang berkolaborasi dengan Alfamart yang banyak diminati investor saham.

Adapun Indra Sjuriah co-founder dan CMO IndoGold.id memaparkan alasan mengapa emas selalu menjadi buruan. “Sifat emas memang tahan inflasi, likuiditas tinggi, universal dan selalu jadi safe haven. Itu sebabnya emas selalu jadi pilihan,” ujar petinggi platform jual beli dan titipan emas secara digital itu.



Selain itu, instrument emas pun dipandang Indra cocok bagi instrument pemula. Alasannya tak lain karena praktis dan mudah dimengerti bahkan bagi investor pemula sekalipun dikenal sejak dahulu.

“Emas gampang dijual, risikonya rendah. Karena risikonya rendah maka imbal hasil tidak seagresif asset investasi lain. Jadi cocok untuk investasi jangka panjang di atas 5 tahun," paparnya.

Yang perlu diperhatikan dalam berinvestasi di emas antara lain factor supply and demand, yang dipengaruhi oleh kebutuhan industry perhiasan elektronik, dan hedge fund. Yang terutama perhatikan social ekonomi politik.

“Apalagi interest rate, berpengaruh sekali terhadap harga emas. Karena saat interest rate naik orang pilih pegang uang karena lebih menguntungkan. Saat interest turun sebaliknya orang pegang emas,” urai Indra.

Indra pun memaparkan, strategi berinvestasi di emas. Pertama tentukan tujuan investasi, kedua lakukan secara rutin dan jangka panjang, minimal 5 tahun. “Terakhir sesuaikan dengan profil risiko investor, misalnya jika profil kita agresif biasanya investasi di emas hanya 5-10%, bagi yang konservatif bisa 30-40%,” paparnya.

Last but not least, Natalia Rialucky selaku Chief Strategy Officer TaniHub Group, induk dari TaniFund menguraikan, TaniFund merupakan platform peer-to-peer (P2P) lending khusus sector agrikultur. Pihaknya menjembatani investor perorangan dengan para petani di seantero Indonesia.

“Singkatnya kita mempertemukan pemilik modal dengan pemilik usaha di sector agrikultur. Terdapat 3 ribu petani di seluruh Jawa yang disupport TaniFund,” ujar wanita yang akrab disapa Ria tersebut.

Dengan bunga pinjaman yang cukup kompetitif bagi petani sekitar 15-18% dinilai juga sangat menarik, tak hanya bagi peminjam, yakni para petani, namun juga bagi investornya.

“TaniFund sangat memerhatikan keamanan investasi investor. Karena itu ada empat langkah TaniFund dalam memitigasi risiko bagi investor,” paparnya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2190 seconds (0.1#10.140)