Corona Kills Everything (2)
Sabtu, 30 Mei 2020 - 09:04 WIB
Pemulihan sektor pariwisata membutuhkan waktu lumayan lama. Menurut World Travel and Tourism Council (WTTC), industri ini baru pulih dalam waktu sepuluh bulan ke depan. Sementara Tourism Economics memperkirakan lebih lama lagi, yaitu hingga 2022.
#10. Film & TV Production
Awal April lalu muncul pemberitaan luas bahwa Tom Hank terjangkit Covid-19 saat melakukan shooting film Elvis di Australia. Berita itu menjelaskan bahwa produksi film adalah aktivitas yang sangat rawan tertular Covid-19.
Film adalah satu di antara industri yang paling terdampak Covid-19 hampir di semua lini: produksi, distribusi karena semua gedung bioskop tutup, hingga penyelenggaraan festival/penghargaan yang dibatalkan. Produksi film box office seperti Mission: Impossible 7, Avatar 2, atau Matrix 4. Film-film baru yang harusnya dirilis antara Maret hingga November pun ditunda. Akibatnya, industri ini mengalami kerugian hingga miliaran dolar.
Industri film Mandarin misalnya bulan Maret lalu mengalami kerugian sekitar USD2 miliar karena film-film tidak jadi tayang pada tahun baru China. Pada bulan yang sama Hollywood tekor sekitar USD5 miliar.
Karena pulihnya bioskop bakal lama, maka industri ini semakin mengandalkan distribusi secara digital melalui layanan streaming. (Baca juga: Kantor Cerdas Dukung Semua Kebutuhan Skenerio Jarak Jauh New Normal)
#11. Sport Event
Pandemi membawa dampak disruptif kepada event olahraga di seluruh dunia, yang terburuk sejak Perang Dunia II. Olimpiade, liga sepak bola, Wimbledon, balap mobil Formula, gelaran NBA, hingga Formula E di Monas ditangguhkan.
Event olahraga termasuk tahan terhadap krisis. Terbukti pada saat krisis 1998, serangan teroris 9-11, maupun krisis 2008, event olahraga tetap marak. Namun, tidak demikian halnya dengan krisis Covid-19 saat ini. Keharusan social distancing menyebabkan pertandingan tidak bisa dijalankan akibatnya tak ada tontonan, tak ada sponsor masuk, tak ada tiket terjual, dan akhirnya industri ini tumbang.
#12. Contact Sport
#10. Film & TV Production
Awal April lalu muncul pemberitaan luas bahwa Tom Hank terjangkit Covid-19 saat melakukan shooting film Elvis di Australia. Berita itu menjelaskan bahwa produksi film adalah aktivitas yang sangat rawan tertular Covid-19.
Film adalah satu di antara industri yang paling terdampak Covid-19 hampir di semua lini: produksi, distribusi karena semua gedung bioskop tutup, hingga penyelenggaraan festival/penghargaan yang dibatalkan. Produksi film box office seperti Mission: Impossible 7, Avatar 2, atau Matrix 4. Film-film baru yang harusnya dirilis antara Maret hingga November pun ditunda. Akibatnya, industri ini mengalami kerugian hingga miliaran dolar.
Industri film Mandarin misalnya bulan Maret lalu mengalami kerugian sekitar USD2 miliar karena film-film tidak jadi tayang pada tahun baru China. Pada bulan yang sama Hollywood tekor sekitar USD5 miliar.
Karena pulihnya bioskop bakal lama, maka industri ini semakin mengandalkan distribusi secara digital melalui layanan streaming. (Baca juga: Kantor Cerdas Dukung Semua Kebutuhan Skenerio Jarak Jauh New Normal)
#11. Sport Event
Pandemi membawa dampak disruptif kepada event olahraga di seluruh dunia, yang terburuk sejak Perang Dunia II. Olimpiade, liga sepak bola, Wimbledon, balap mobil Formula, gelaran NBA, hingga Formula E di Monas ditangguhkan.
Event olahraga termasuk tahan terhadap krisis. Terbukti pada saat krisis 1998, serangan teroris 9-11, maupun krisis 2008, event olahraga tetap marak. Namun, tidak demikian halnya dengan krisis Covid-19 saat ini. Keharusan social distancing menyebabkan pertandingan tidak bisa dijalankan akibatnya tak ada tontonan, tak ada sponsor masuk, tak ada tiket terjual, dan akhirnya industri ini tumbang.
#12. Contact Sport
tulis komentar anda