Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata Usul Dana PMN Rp7,5 Triliun
Kamis, 02 September 2021 - 20:11 WIB
JAKARTA - Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata, PT Aviasi Pariwisata Indonesia mengajukan dana penyertaan modal negara (PMN) untuk tahun 2022 senilai Rp7,5 triliun. PMN tersebut rencananya akan dialokasikan untuk sejumlah program anggota holding.
Direktur Project Management Office (PMO) Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung, Edwin Hidayat mengatakan, pendanaan diperlukan diantaranya untuk mempertahankan kondisi pelayanan penerbangan di Indonesia, termasuk penguatan modal dan pengembangan infrastruktur induk holding.
"Kalau kita lihat nanti holding ini mempunyai set (pengaturan) sendiri dan tugasnya melakukan integrasi dan perencanaan strategis. Ada dua hal yang penting yakni kolaborasi secara fisik dan secara virtual. Jadi, pengembangan sistem IT juga termasuk infrastruktur penting yang dibangun dalam holding ini," paparnya, Kamis (2/9/2021).
Dia pun membeberkan rincian alokasi PMN 2022, antara lain penguatan modal dan pengembangan infrastruktur induk holding sebesar Rp400 miliar. Jumlah itu terbagi atas kebutuhan modal kerja dan operasional Rp200 miliar, serta integrasi sistem dan perencanaan strategis mencapai Rp200 miliar.
Selanjutnya, penguatan modal, pengadaan lahan dan pembangunan destinasi pariwisata untuk pengembangan sektor pariwisata di daerah Indonesia Timur sebesar Rp1 triliun. Lalu, penguatan modal dan pengembangan bisnis perdagangan untuk mendukung produk ekspor UMKM senilai Rp100 miliar.
Kemudian, investasi ketersediaan pesawat (fleet) melalui existing airline sebesar Rp3 triliun. Disusul, penguatan modal serta penataan portofolio bisnis pada layanan penunjang penerbangan sebesar Rp700 miliar.
Terakhir, PMN untuk pelaksanaan proyek-proyek strategis nasional dan penugasan pemerintah lainnya yang dilakukan oleh Angkasa Pura I sebesar Rp2 triliun.
Lihat Juga: Cegah Eksekutif BUMN Dikriminalisasi, Pakar Hukum UI Minta Business Judgment Rule Diperkuat
Direktur Project Management Office (PMO) Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung, Edwin Hidayat mengatakan, pendanaan diperlukan diantaranya untuk mempertahankan kondisi pelayanan penerbangan di Indonesia, termasuk penguatan modal dan pengembangan infrastruktur induk holding.
"Kalau kita lihat nanti holding ini mempunyai set (pengaturan) sendiri dan tugasnya melakukan integrasi dan perencanaan strategis. Ada dua hal yang penting yakni kolaborasi secara fisik dan secara virtual. Jadi, pengembangan sistem IT juga termasuk infrastruktur penting yang dibangun dalam holding ini," paparnya, Kamis (2/9/2021).
Dia pun membeberkan rincian alokasi PMN 2022, antara lain penguatan modal dan pengembangan infrastruktur induk holding sebesar Rp400 miliar. Jumlah itu terbagi atas kebutuhan modal kerja dan operasional Rp200 miliar, serta integrasi sistem dan perencanaan strategis mencapai Rp200 miliar.
Selanjutnya, penguatan modal, pengadaan lahan dan pembangunan destinasi pariwisata untuk pengembangan sektor pariwisata di daerah Indonesia Timur sebesar Rp1 triliun. Lalu, penguatan modal dan pengembangan bisnis perdagangan untuk mendukung produk ekspor UMKM senilai Rp100 miliar.
Kemudian, investasi ketersediaan pesawat (fleet) melalui existing airline sebesar Rp3 triliun. Disusul, penguatan modal serta penataan portofolio bisnis pada layanan penunjang penerbangan sebesar Rp700 miliar.
Terakhir, PMN untuk pelaksanaan proyek-proyek strategis nasional dan penugasan pemerintah lainnya yang dilakukan oleh Angkasa Pura I sebesar Rp2 triliun.
Lihat Juga: Cegah Eksekutif BUMN Dikriminalisasi, Pakar Hukum UI Minta Business Judgment Rule Diperkuat
(ind)
tulis komentar anda