Sri Mulyani Gunakan Sisa Anggaran untuk Sektor Kesehatan
Selasa, 07 September 2021 - 16:07 WIB
JAKARTA - Kementerian Keuangan ( Kemenkeu ) bakal menggunakan sisa lebih pembiayaan anggaran atau SiLPA di 2020 sebesar Rp57,75 triliun untuk sektor kesehatan, terutama vaksinasi di 2021. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pengunaaan SILPA ini untuk membiayai vaksin dan pelaksanaan vaksinasi pada tahun ini.
"Dana SiLPA pun digunakan untuk keperluan penanganan dampak pandemi Covid-19 dalam aspek kesehatan," kata Sri Mulyani dalam rapat paripurna, Selasa (7/9/2021).
Kata dia, dana SiLPA ini masih ditempatkan pada perbankan dan akan digunakan untuk mendukung perbankan dan bank pembangunan daerah (BPD) dalam memberikan stimulus bagi usaha menengan, kecil, dan mikro (UMKM). Selain kesehatan, dana SilPA juga digunakan untuk pembiayaan lain.
"Pemerintah mengoptimalkan pemanfaatan SiLPA untuk mendukung pelaksanaan program pemerintah pada 2021 untuk pembiayaan lainnya, mengurangi besar utang 2021 agar lebih efisien," katanya.
Dia menambahkan juga akan mengelola utang secara hati-hati dengan menerbitkan surat berharga negara. Serta dengan adanya bantuan dari Bank Indonesia dan OJK.
"Kita juga mengelola utang dengan hati-hati dengan bekerja sama Bank Indonesia dan OJK melalui burden sharing," tandasnya.
"Dana SiLPA pun digunakan untuk keperluan penanganan dampak pandemi Covid-19 dalam aspek kesehatan," kata Sri Mulyani dalam rapat paripurna, Selasa (7/9/2021).
Kata dia, dana SiLPA ini masih ditempatkan pada perbankan dan akan digunakan untuk mendukung perbankan dan bank pembangunan daerah (BPD) dalam memberikan stimulus bagi usaha menengan, kecil, dan mikro (UMKM). Selain kesehatan, dana SilPA juga digunakan untuk pembiayaan lain.
"Pemerintah mengoptimalkan pemanfaatan SiLPA untuk mendukung pelaksanaan program pemerintah pada 2021 untuk pembiayaan lainnya, mengurangi besar utang 2021 agar lebih efisien," katanya.
Dia menambahkan juga akan mengelola utang secara hati-hati dengan menerbitkan surat berharga negara. Serta dengan adanya bantuan dari Bank Indonesia dan OJK.
"Kita juga mengelola utang dengan hati-hati dengan bekerja sama Bank Indonesia dan OJK melalui burden sharing," tandasnya.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda