Berkat Klaster Tambak, Aceh Berpeluang Jadi Penghasil Terbesar Udang
Rabu, 08 September 2021 - 14:12 WIB
JAKARTA - Aceh berpeluang menjadi salah satu daerah penghasil terbesar udang budidaya di Indonesia seiring dibangunnya klaster-klaster tambak udang vaname di Kabupaten Aceh Timur.
Klaster tambak percontohan yang dibangun oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) itu berhasil mengungkit ekonomi masyarakat dan menjadi sarana edukasi budidaya yang modern dan ramah lingkungan. Bahkan, keberadaan klaster tambak menciptakan efek berganda di bidang pariwisata.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono pada Selasa (7/9) meninjau langsung klaster tambak udang vaname berkelanjutan di Desa Matang Rayeuk yang sudah berhasil panen sebanyak 25 ton atau senilai Rp1,8 miliar beberapa waktu lalu.
Kawasan tambak terdiri dari sembilan petak dengan luasan masing-masing 1.800 meter persegi. Tambak dilengkapi dengan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan tandon air.
Menurut Sakti, klaster tambak tersebut dibangun pemerintah untuk meningkatkan produktivitas, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Target saya bagaimana indeks kesejahteraannya meningkat 140. Dengan demikian maka kesejahteraan masyarakat petambak akan meningkat," ujarnya dalam siaran pers, dikutip Rabu (8/9/2021).
Dia mengungkapkan, saat ini KKP tengah membangun lagi klaster tambak udang vaname di Desa Paya Gajah, Aceh Timur. Per petak tambak seluas 3.000 meter persegi dengan total sebanyak delapan petak. Tambak yang dijadwalkan pembangunannya selesai pada November 2021 ini ditargetkan memproduksi 34,5 ton per hektare per tahun.
Sakti menjelaskan, tadinya tambak-tambak tersebut dikelola secara tradisional oleh masyarakat. Kemudian melalui program KKP, tambak direvitalisasi menjadi tambak udang model klaster dengan produktivitas yang jauh lebih tinggi dibanding sebelumnya dan lebih ramah lingkungan.
Melalui program revitalisasi ini, KKP menargetkan peningkatan hasil panen udang vaname dari rata-rata 0,6 ton per hektare menjadi 2 ton per hektare. Ini menjadi salah satu strategi KKP untuk mencapai target produksi udang nasional sebanyak 2 juta ton per tahun pada 2024.
Klaster tambak percontohan yang dibangun oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) itu berhasil mengungkit ekonomi masyarakat dan menjadi sarana edukasi budidaya yang modern dan ramah lingkungan. Bahkan, keberadaan klaster tambak menciptakan efek berganda di bidang pariwisata.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono pada Selasa (7/9) meninjau langsung klaster tambak udang vaname berkelanjutan di Desa Matang Rayeuk yang sudah berhasil panen sebanyak 25 ton atau senilai Rp1,8 miliar beberapa waktu lalu.
Kawasan tambak terdiri dari sembilan petak dengan luasan masing-masing 1.800 meter persegi. Tambak dilengkapi dengan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan tandon air.
Menurut Sakti, klaster tambak tersebut dibangun pemerintah untuk meningkatkan produktivitas, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Target saya bagaimana indeks kesejahteraannya meningkat 140. Dengan demikian maka kesejahteraan masyarakat petambak akan meningkat," ujarnya dalam siaran pers, dikutip Rabu (8/9/2021).
Dia mengungkapkan, saat ini KKP tengah membangun lagi klaster tambak udang vaname di Desa Paya Gajah, Aceh Timur. Per petak tambak seluas 3.000 meter persegi dengan total sebanyak delapan petak. Tambak yang dijadwalkan pembangunannya selesai pada November 2021 ini ditargetkan memproduksi 34,5 ton per hektare per tahun.
Sakti menjelaskan, tadinya tambak-tambak tersebut dikelola secara tradisional oleh masyarakat. Kemudian melalui program KKP, tambak direvitalisasi menjadi tambak udang model klaster dengan produktivitas yang jauh lebih tinggi dibanding sebelumnya dan lebih ramah lingkungan.
Melalui program revitalisasi ini, KKP menargetkan peningkatan hasil panen udang vaname dari rata-rata 0,6 ton per hektare menjadi 2 ton per hektare. Ini menjadi salah satu strategi KKP untuk mencapai target produksi udang nasional sebanyak 2 juta ton per tahun pada 2024.
tulis komentar anda