Kapan Anak Usaha Telkom dan Pertamina Go Public? Ini Jawaban Erick Thohir
Rabu, 15 September 2021 - 18:38 WIB
JAKARTA - Kementerian BUMN telah mengemukakan rencana penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) dari anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang ditargetkan pada akhir 2021 atau awal 2022. Namun, pemegang saham enggan mengungkapkan waktu pastinya.
Pencatatan saham di pasar modal pun akan dilakukan dua subholding milik PT Pertamina (Persero) yakni subholding pelayaran dan subholding energi terbarukan. Pemegang saham juga menargetkan langkah go public dilakukan pada akhir tahun ini atau awal tahun depan.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut langkah IPO didasarkan pada pertimbangan atau kebutuhan pasar BEI. Oleh karena itu, pihaknya tetap melihat dinamika tersebut sebelum memutuskan untuk melantai di Bursa.
"Nanti yang namanya Mitratel akan kita siapkan leader go publik di tahun ini atau awal tahun depan. Nanti tergantung market, kita bisa lihat. Pertamina yang menarik, karena di pertamina ini ada dua subholding, kembali kita juga melihat situasi bursa, apakah di tahun ini ataukah di awal tahun depan," ujar Erick dalam sesi wawancara dengan IDX Channel, Rabu (15/9/2021).
Pemegang saham melalui Wakil Menteri (Wamen) II BUMN, Kartika Wirjoatmodjo pun sudah melakukan roadshow di luar negeri untuk melihat potensi pasar pasca ketiga entitas mencatatkan sahamnya di pasar modal.
"Dan kita sekarang sedang melaksanakan roadshow. Pak Wamen Tiko sedang melaksanakan roadshow di luar negeri untuk melihat bagaimana potensi ini," jelasnya.
Berdasarkan data pipeline perusahaan, BEI sudah mengantongi 29 calon perusahaan tercatat. Sementara, pada 8 September 2021, jumlah pipeline berubah menjadi 23 perusahaan tercatat.
Dari pipeline tersebut, terdapat satu perusahaan di sektor teknologi dan satu perusahaan di sektor energi. Calon perusahaan yang lainnya lagi berasal dari bidang infrastruktur.
Pencatatan saham di pasar modal pun akan dilakukan dua subholding milik PT Pertamina (Persero) yakni subholding pelayaran dan subholding energi terbarukan. Pemegang saham juga menargetkan langkah go public dilakukan pada akhir tahun ini atau awal tahun depan.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut langkah IPO didasarkan pada pertimbangan atau kebutuhan pasar BEI. Oleh karena itu, pihaknya tetap melihat dinamika tersebut sebelum memutuskan untuk melantai di Bursa.
"Nanti yang namanya Mitratel akan kita siapkan leader go publik di tahun ini atau awal tahun depan. Nanti tergantung market, kita bisa lihat. Pertamina yang menarik, karena di pertamina ini ada dua subholding, kembali kita juga melihat situasi bursa, apakah di tahun ini ataukah di awal tahun depan," ujar Erick dalam sesi wawancara dengan IDX Channel, Rabu (15/9/2021).
Pemegang saham melalui Wakil Menteri (Wamen) II BUMN, Kartika Wirjoatmodjo pun sudah melakukan roadshow di luar negeri untuk melihat potensi pasar pasca ketiga entitas mencatatkan sahamnya di pasar modal.
"Dan kita sekarang sedang melaksanakan roadshow. Pak Wamen Tiko sedang melaksanakan roadshow di luar negeri untuk melihat bagaimana potensi ini," jelasnya.
Berdasarkan data pipeline perusahaan, BEI sudah mengantongi 29 calon perusahaan tercatat. Sementara, pada 8 September 2021, jumlah pipeline berubah menjadi 23 perusahaan tercatat.
Dari pipeline tersebut, terdapat satu perusahaan di sektor teknologi dan satu perusahaan di sektor energi. Calon perusahaan yang lainnya lagi berasal dari bidang infrastruktur.
(ind)
tulis komentar anda