Taksi Terbang Listrik Hadir, Sandiaga Sebut Indonesia Pasar Potensial
Jum'at, 17 September 2021 - 07:55 WIB
JAKARTA - Indonesia kembali menjadi pasar produk teknologi dari luar negeri. Kali ini giliran taksi terbang masuk Tanah Air yang disebut-sebut sebagai moda transportasi masa depan.
Dengan klaim lebih ramah lingkungan dan berteknologi canggih, investor mulai membidik pasar tersebut kendati dari sisi regulasinya belum jelas.
Melalui PT Prestige Image Motocars, Indonesia mulai bulan depan menjajal transportasi taksi terbang listrik untuk sektor pariwisata . Untuk pertama kalinya, taksi terbang akan mengudara di Bali. Hingga saat ini pihak Prestige Image Motocars masih mengurus perizinan terbang.
Bali menjadi tujuan utama bisnis taksi terbang karena pariwisata kelas dunia sehingga memiliki jangkauan dan efek yang lebih besar. Selain itu, taksi terbang tersebut juga sesuai dengan konsep pariwisata Bali yang lebih ramah lingkungan dengan bahan bakar baterai bertenaga listrik. Kehadiran moda transportasi baru ini juga diharapkan dapat memajukan perkembangan teknologi di Indonesia.
Helikopter merek e-Hang 216 produksi China dipilih untuk taksi ini. Model ini dipilihnya karena lebih murah dengan harga sekitar Rp10 miliar. Taksi terbang itu mampu melaju sejauh 35 km selama 21 menit dengan ketinggian 3.000 meter. Taksi terbang tersebut lebih hemat ruang karena tidak perlu lapangan luas sehingga tepat di wilayah perkotaan.
Dengan kapasitas dua orang atau sekitar 220 kg, taksi terbang menggunakan baterai listrik dengan pengisian selama 1,5 jam dan mampu melaju dengan kecepatan 130 km per jam.
Sejatinya beberapa negara juga tengah berusaha mengoperasikan taksi listrik. Dubai, Uni Emirat Arab menjadi kota pertama di dunia yang melakukan uji coba taksi terbang dengan bekerja sama startup asal Jerman, Volocopter, sejak 2017 dan diperkirakan beroperasi pada 2020.
Di Melbourne, uji coba taksi terbang sudah dimulai sejak 2019 dan akan diluncurkan pada 2026 yang dioperasikan oleh Uber. Seperti Melbourne, New York akan mengoperasikan taksi terbang pada 2026. Jenis taksi terbang produksi Embraer X dari Brasil, Joby Aviation, hingga Lilium.
Dengan klaim lebih ramah lingkungan dan berteknologi canggih, investor mulai membidik pasar tersebut kendati dari sisi regulasinya belum jelas.
Melalui PT Prestige Image Motocars, Indonesia mulai bulan depan menjajal transportasi taksi terbang listrik untuk sektor pariwisata . Untuk pertama kalinya, taksi terbang akan mengudara di Bali. Hingga saat ini pihak Prestige Image Motocars masih mengurus perizinan terbang.
Bali menjadi tujuan utama bisnis taksi terbang karena pariwisata kelas dunia sehingga memiliki jangkauan dan efek yang lebih besar. Selain itu, taksi terbang tersebut juga sesuai dengan konsep pariwisata Bali yang lebih ramah lingkungan dengan bahan bakar baterai bertenaga listrik. Kehadiran moda transportasi baru ini juga diharapkan dapat memajukan perkembangan teknologi di Indonesia.
Helikopter merek e-Hang 216 produksi China dipilih untuk taksi ini. Model ini dipilihnya karena lebih murah dengan harga sekitar Rp10 miliar. Taksi terbang itu mampu melaju sejauh 35 km selama 21 menit dengan ketinggian 3.000 meter. Taksi terbang tersebut lebih hemat ruang karena tidak perlu lapangan luas sehingga tepat di wilayah perkotaan.
Dengan kapasitas dua orang atau sekitar 220 kg, taksi terbang menggunakan baterai listrik dengan pengisian selama 1,5 jam dan mampu melaju dengan kecepatan 130 km per jam.
Sejatinya beberapa negara juga tengah berusaha mengoperasikan taksi listrik. Dubai, Uni Emirat Arab menjadi kota pertama di dunia yang melakukan uji coba taksi terbang dengan bekerja sama startup asal Jerman, Volocopter, sejak 2017 dan diperkirakan beroperasi pada 2020.
Di Melbourne, uji coba taksi terbang sudah dimulai sejak 2019 dan akan diluncurkan pada 2026 yang dioperasikan oleh Uber. Seperti Melbourne, New York akan mengoperasikan taksi terbang pada 2026. Jenis taksi terbang produksi Embraer X dari Brasil, Joby Aviation, hingga Lilium.
tulis komentar anda