Jumlah Pabrik Komponen Mobil di Indonesia Kalah Jauh dari Thailand
Senin, 20 September 2021 - 13:24 WIB
JAKARTA - Dengan pasar yang bisa mencapai lebih dari 1 juta unit mobil per tahun, jumlah pabrik komponen kendaraan di Indonesia ternyata masih tergolong sedikit.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia ( Gaikindo ) Yongki Sugiarto menyebutkan, pabrik komponen yang ada di Indonesia jumlahnya masih di bawah angka 1.000. Jumlah ini jauh lebih kecil dibandingkan Thailand yang memiliki lebih dari 2.500 pabrik komponen kendaraan.
Yongki berharap, kebijakan pemerintah terkait relaksasi PPnBM akan mendatangkan lebih banyak investor untuk membangun pabrik komponen kendaraan di dalam negeri. Relaksasi PPnBM diyakini dapat meningkatkan permintaan pasar. Hal ini, menurut Yongki, selanjutnya akan berpengaruh juga dari sisi produksi.
"Kalau volume penjualan kendaraan bermotor itu naik, maka produksi naik, kalau produksinya naik, maka kebutuhkan komponen juga akan naik," ujar Yongki dalam Market Review, Senin (20/9/2021).
Yongki juga menegaskan bahwa industri komponen dalam negeri perlu terus dikembangkan. Sebab, dengan menggunakan komponen dalam negeri, harga jual kendaraan pun akan semakin murah.
"Karena memakai komponen dalam negeri jauh lebih murah dibandingkan dengan impor, dan kita perlu investasi dari luar negeri untuk membuat pabrik komponen," ujarnya.
Selain itu, dengan semakin tingginya penggunaan komponen lokalnya, otomatis makin banyak tenaga kerja yang diserap oleh industri otomotif. Tercatat, tahun ini penjualan mobil diperkirakan meningkat 41,4% dari 986.012 unit menjadi 1.393.945 unit jika dibandingkan dengan 2020.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia ( Gaikindo ) Yongki Sugiarto menyebutkan, pabrik komponen yang ada di Indonesia jumlahnya masih di bawah angka 1.000. Jumlah ini jauh lebih kecil dibandingkan Thailand yang memiliki lebih dari 2.500 pabrik komponen kendaraan.
Baca Juga
Yongki berharap, kebijakan pemerintah terkait relaksasi PPnBM akan mendatangkan lebih banyak investor untuk membangun pabrik komponen kendaraan di dalam negeri. Relaksasi PPnBM diyakini dapat meningkatkan permintaan pasar. Hal ini, menurut Yongki, selanjutnya akan berpengaruh juga dari sisi produksi.
"Kalau volume penjualan kendaraan bermotor itu naik, maka produksi naik, kalau produksinya naik, maka kebutuhkan komponen juga akan naik," ujar Yongki dalam Market Review, Senin (20/9/2021).
Yongki juga menegaskan bahwa industri komponen dalam negeri perlu terus dikembangkan. Sebab, dengan menggunakan komponen dalam negeri, harga jual kendaraan pun akan semakin murah.
"Karena memakai komponen dalam negeri jauh lebih murah dibandingkan dengan impor, dan kita perlu investasi dari luar negeri untuk membuat pabrik komponen," ujarnya.
Selain itu, dengan semakin tingginya penggunaan komponen lokalnya, otomatis makin banyak tenaga kerja yang diserap oleh industri otomotif. Tercatat, tahun ini penjualan mobil diperkirakan meningkat 41,4% dari 986.012 unit menjadi 1.393.945 unit jika dibandingkan dengan 2020.
(fai)
tulis komentar anda