Stok Seret Bikin Harga Minyak Mentah Dunia Terkerek Naik
Rabu, 22 September 2021 - 10:50 WIB
JAKARTA - Harga minyak mentah mengalami penguatan 1% pada perdagangan Rabu pagi (22/9/2021) untuk memperpanjang tren kenaikan pada sesi semalam sebagai imbas turunnya stok minyak Amerika Serikat (AS) pasca-bencana badai tropis yang melanda.
Hingga pukul 09:39 WIB, minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) berada di harga USD71,06/barel (0,81%) dan sempat menyentuh harga USD71,24/barel atau bertambah 1,1%. Sedangkan jenis Brent, hingga pukul 09:43 WIB, berada di posisi USD74,82/barel (0,61%), sempat menembus di atas USD75 per barel.
Setelah mendapat tekanan akibat kecemasan terhadap kemungkinan dampak krisis properti China, Evergrande Group. Saat ini fokus pasar komoditas minyak mentah beralih ke masalah ketatnya pasokan.
Diketahui, stok minyak mentah AS turun 6,1 juta barel pekan lalu, mengutip data American Petroleum Institute. Angka tersebut jauh lebih besar dari ekspektasi sejumlah analis.
"Sentimen tersebut masih terjaga karena ada katalis positif dari berakhirnya pengetatan pembatasan bagi wisatawan mancanegara," kata Commoditas Analyst ANZ dalam catatannya, dilansir Reuters, Rabu (22/9/2021).
Sejauh ini analis memproyeksikan pasar masih akan mencermati data biro administrasi dan informasi energi AS untuk mengonfirmasi besarnya penurunan stok minyak mentah dan bahan bakar.
Namun ketatnya pasokan masih akan terus terjadi mengingat Royal Dutch Shell, yang memiliki produksi di Teluk Meksiko, menyatakan sedang mengalami kerusakan sejumlah fasilitas pengeboran, yang akan memangkas produksi hingga awal tahun.
Di sisi lain, pasar internasional optimis ada tambahan pasokan saat negara-negara pengekspor minyak bumi dan sekutunya (OPEC+) tengah berusaha untuk meningkatkan produksinya.
Hingga pukul 09:39 WIB, minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) berada di harga USD71,06/barel (0,81%) dan sempat menyentuh harga USD71,24/barel atau bertambah 1,1%. Sedangkan jenis Brent, hingga pukul 09:43 WIB, berada di posisi USD74,82/barel (0,61%), sempat menembus di atas USD75 per barel.
Setelah mendapat tekanan akibat kecemasan terhadap kemungkinan dampak krisis properti China, Evergrande Group. Saat ini fokus pasar komoditas minyak mentah beralih ke masalah ketatnya pasokan.
Diketahui, stok minyak mentah AS turun 6,1 juta barel pekan lalu, mengutip data American Petroleum Institute. Angka tersebut jauh lebih besar dari ekspektasi sejumlah analis.
"Sentimen tersebut masih terjaga karena ada katalis positif dari berakhirnya pengetatan pembatasan bagi wisatawan mancanegara," kata Commoditas Analyst ANZ dalam catatannya, dilansir Reuters, Rabu (22/9/2021).
Sejauh ini analis memproyeksikan pasar masih akan mencermati data biro administrasi dan informasi energi AS untuk mengonfirmasi besarnya penurunan stok minyak mentah dan bahan bakar.
Namun ketatnya pasokan masih akan terus terjadi mengingat Royal Dutch Shell, yang memiliki produksi di Teluk Meksiko, menyatakan sedang mengalami kerusakan sejumlah fasilitas pengeboran, yang akan memangkas produksi hingga awal tahun.
Di sisi lain, pasar internasional optimis ada tambahan pasokan saat negara-negara pengekspor minyak bumi dan sekutunya (OPEC+) tengah berusaha untuk meningkatkan produksinya.
(akr)
tulis komentar anda