Pemda di China Siapkan Skema Terburuk Jika Evergrande Runtuh

Senin, 27 September 2021 - 04:43 WIB
Sejumlah Pemda di China membuat rekening kustodian khusus untuk proyek-proyek raksasa properti Evergrande yang berpotensi gagal bayar utang. Foto/Ilustrasi/REUTERS/Boby Yip
JAKARTA - Sejumlah pemerintah daerah (Pemda) di China membuat rekening kustodian khusus untuk proyek-proyek raksasa properti Evergrande yang berpotensi gagal bayar utang atau default. Hal itu dilakukan demi melindungi dana yang dialokasikan untuk berbagai proyek perumahan Evergrande agar tidak dialihkan.

Mengutip Reuters dari outlet media China Caixin, rekening kustodian bertujuan untuk memastikan pembayaran pembeli rumah digunakan untuk menyelesaikan proyek perumahan Evergrande dan tidak dialihkan ke tempat lain, seperti ke kreditur.

"Akun khusus telah dibuat sejak akhir Agustus di setidaknya delapan provinsi di mana Evergrande memiliki proyek yang paling belum selesai," kata sumber yang dekat dengan tim manajemen Evergrande kepada Caixin, Minggu (26/9/2021).



Dia menambahkan, delapan provinsi tersebut termasuk Anhui, Guizhou, Henan, Jiangsu dan kota-kota di selatan Pearl River Delta. Di beberapa kota wilayah selatan, seperti Zhuhai dan Shenzhen, kantor regulator perumahan, Kementerian Perumahan dan Pembangunan Perkotaan-Pedesaan, juga terlibat dalam mengawasi dan meninjau penggunaan dana oleh proyek-proyek Evergrande. Namun, Evergrande dan kementerian perumahan tidak segera menanggapi permintaan komentar.



Pekan lalu, surat kabar Wall Street Journal mengatakan pihak berwenang China telah meminta pemerintah daerah untuk mempersiapkan kemungkinan runtuhnya Evergrande, mendesak mereka untuk mencegah kerusuhan dan mengurangi efek pada perekonomian lainnya.

Nyatanya, pada akhir Juni, Evergrande masih memiliki 1.236 proyek untuk dijual, katanya dalam laporan semi-tahunan, termasuk yang telah selesai dan sedang dibangun.



Dalam beberapa bulan terakhir, Evergrande malah mengembangkan model bisnis pinjaman untuk membangun yang kemudian berhenti membayar beberapa investor dan pemasok serta menghentikan pekerjaan pembangunan di banyak proyek di seluruh penjuru Negeri Tirai Bambu.

Regulator perumahan juga telah menetapkan batas waktu pada 24 September bagi kantor regional untuk melaporkan kesenjangan pendanaan yang dihadapi proyek Evergrande yang belum selesai, kata Caixin, tetapi tidak ada kejelasan apakah itu telah dipenuhi.

Terhuyung-huyung dibayangi utang USD305 miliar, Evergrande sampai menunggak tenggat waktu pembayaran obligasi tersebut dan disusul keheningan perusahaan terkait masalah yang telah membuat investor global bertanya-tanya apakah mereka harus menelan kerugian besar ketika masa tenggang 30 hari berakhir.
(ind)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More