Jelang Window Dressing, Investor Perlu Simak Catatan Ini
Jum'at, 15 Oktober 2021 - 14:08 WIB
JAKARTA - Fenomena window dressing biasanya terjadi pada akhir kuartal saat perusahaan-perusahaan merilis laporan keuangan kuartalan. Tepatnya pada bulan Maret, Juni, September dan Desember.
Kebanyakan, saham-saham yang mengalami fenomena window dressing tergolong sebagai penggerak utama indeks harga saham gabungan ( IHSG ) atau memiliki kapitalisasi besar. Efek window dressing biasanya ditandai naiknya sejumlah saham di atas 5-10% hanya dalam satu hari perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dilansir dari laman resmi MNC Sekuritas, Jumat (15/10/2021), window dressing merupakan strategi yang sering kali dilakukan oleh manajer investasi dan perusahaan terbuka (emiten) untuk mempercantik tampilan portofolio atau performa laporan keuangannya.
Dengan strategi tersebut, tampilan portofolio dana yang dikelola atau laporan keuangan perusahaan menjadi semakin menarik di mata investor ataupun pemegang saham.
Mempercantik laporan keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan cara penyajian informasi penjualan aset terakhir. Pada waktu bersamaan, perusahaan akan menyajikan informasi berupa pembelian aset terbaru atau kegiatan operasional lainnya dengan menggunakan dana dari penjualan aset yang sebelumnya telah dilakukan.
Untuk memperoleh cuan saat fenomena ini terjadi, pastikan investor cermat dalam memilih saham, biasanya saham pendorong utama indeks. Kemudian apa yang perlu dilakukan investor jelang window dressing?
Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, investor cukup melakukan pembelian saham yang diakumulasi asing saat masa ini terjadi.
"Investor bisa melakukan pembelian saham yang diakumulasi asing di masa window dressing," katanya kepada MNC Portal Indonesia di Jakarta, Jumat (15/10/2021).
Selanjutnya pertimbangkan faktor fundamental dan teknikal saham yang Anda pilih karena belum tentu saham yang mengalami window dressing pada tahun sebelumnya akan mengalami pola yang sama pada tahun ini.
Selain itu, gunakan alokasi dana yang sudah Anda siapkan khusus untuk investasi saat window dressing.
Kebanyakan, saham-saham yang mengalami fenomena window dressing tergolong sebagai penggerak utama indeks harga saham gabungan ( IHSG ) atau memiliki kapitalisasi besar. Efek window dressing biasanya ditandai naiknya sejumlah saham di atas 5-10% hanya dalam satu hari perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dilansir dari laman resmi MNC Sekuritas, Jumat (15/10/2021), window dressing merupakan strategi yang sering kali dilakukan oleh manajer investasi dan perusahaan terbuka (emiten) untuk mempercantik tampilan portofolio atau performa laporan keuangannya.
Dengan strategi tersebut, tampilan portofolio dana yang dikelola atau laporan keuangan perusahaan menjadi semakin menarik di mata investor ataupun pemegang saham.
Mempercantik laporan keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan cara penyajian informasi penjualan aset terakhir. Pada waktu bersamaan, perusahaan akan menyajikan informasi berupa pembelian aset terbaru atau kegiatan operasional lainnya dengan menggunakan dana dari penjualan aset yang sebelumnya telah dilakukan.
Untuk memperoleh cuan saat fenomena ini terjadi, pastikan investor cermat dalam memilih saham, biasanya saham pendorong utama indeks. Kemudian apa yang perlu dilakukan investor jelang window dressing?
Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, investor cukup melakukan pembelian saham yang diakumulasi asing saat masa ini terjadi.
"Investor bisa melakukan pembelian saham yang diakumulasi asing di masa window dressing," katanya kepada MNC Portal Indonesia di Jakarta, Jumat (15/10/2021).
Selanjutnya pertimbangkan faktor fundamental dan teknikal saham yang Anda pilih karena belum tentu saham yang mengalami window dressing pada tahun sebelumnya akan mengalami pola yang sama pada tahun ini.
Selain itu, gunakan alokasi dana yang sudah Anda siapkan khusus untuk investasi saat window dressing.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda