Bank Sentral China Klaim Utang Evergrande Bisa Dikendalikan
Minggu, 17 Oktober 2021 - 12:00 WIB
JAKARTA - Bank Sentral China optimistis masalah utang Evergrande Group merupakan kasus individu dan dapat diatasi apabila melihat risiko utang yang sedang dihadapi.
"Kasus utang Evergrande adalah kasus individual di sektor real estate China, yang umumnya sehat," kata Pejabat Bank Rakyat China/People's Bank of China (PBoC), Zou Lan, dalam konferensi media, dikutip dari Xinhua, Minggu (15/10/2021).
Zou menegaskan bahwa sebagian besar bisnis properti China berjalan stabil dengan kinerja keuangan yang positif, tegasnya dalam media pemerintah tersebut.
"Alih-alih beroperasi dengan hati-hati dalam menyikapi perubahan pasar, Evergrande justru terjebak dalam ekspansi sembrono di sejumlah sektor dalam beberapa tahun terakhir. Manajemen yang buruk telah memperburuk kondisi keuangan pengembang, yang mengarah ke risiko," tegas Zou.
Dia menekankan bahwa pengaruh utang Evergrande terhadap lembaga keuangan lain di dalam negeri secara keseluruhan dapat diatasi.
"Otoritas terkait dan pemerintah daerah sedang berusaha mengurangi risiko yang ditimbulkan dengan pendekatan hukum dan melihat kondisi pasar, serta mendesak Evergrande dalam mempercepat pelepasan aset dan memulai kembali proyek konstruksinya yang sempat dihentikan," lapornya.
Seperti diketahui, Grup Evergrande memiliki total utang yang wajib dibayar sebanyak USD300 miliar. Adapun risiko gagal bayar sempat menghantui pasar properti dalam negeri yang efeknya menjadi perhatian dunia.
Pasar khawatir apakah Evergrande dapat mengatasi masalah keuangan ini, yang oleh sejumlah analis dinilai dapat menjadi krisis global seperti halnya kasus suprimbe mortgage di Amerika Serikat pada 2007-2008 silam. Baru-baru ini, Evergrande masih terus melewatkan tenggat waktu pembayaran utang pekan ini yang jatuh tempo pada 11 Oktober lalu.
"Kasus utang Evergrande adalah kasus individual di sektor real estate China, yang umumnya sehat," kata Pejabat Bank Rakyat China/People's Bank of China (PBoC), Zou Lan, dalam konferensi media, dikutip dari Xinhua, Minggu (15/10/2021).
Zou menegaskan bahwa sebagian besar bisnis properti China berjalan stabil dengan kinerja keuangan yang positif, tegasnya dalam media pemerintah tersebut.
"Alih-alih beroperasi dengan hati-hati dalam menyikapi perubahan pasar, Evergrande justru terjebak dalam ekspansi sembrono di sejumlah sektor dalam beberapa tahun terakhir. Manajemen yang buruk telah memperburuk kondisi keuangan pengembang, yang mengarah ke risiko," tegas Zou.
Baca Juga
Dia menekankan bahwa pengaruh utang Evergrande terhadap lembaga keuangan lain di dalam negeri secara keseluruhan dapat diatasi.
"Otoritas terkait dan pemerintah daerah sedang berusaha mengurangi risiko yang ditimbulkan dengan pendekatan hukum dan melihat kondisi pasar, serta mendesak Evergrande dalam mempercepat pelepasan aset dan memulai kembali proyek konstruksinya yang sempat dihentikan," lapornya.
Seperti diketahui, Grup Evergrande memiliki total utang yang wajib dibayar sebanyak USD300 miliar. Adapun risiko gagal bayar sempat menghantui pasar properti dalam negeri yang efeknya menjadi perhatian dunia.
Pasar khawatir apakah Evergrande dapat mengatasi masalah keuangan ini, yang oleh sejumlah analis dinilai dapat menjadi krisis global seperti halnya kasus suprimbe mortgage di Amerika Serikat pada 2007-2008 silam. Baru-baru ini, Evergrande masih terus melewatkan tenggat waktu pembayaran utang pekan ini yang jatuh tempo pada 11 Oktober lalu.
(nng)
tulis komentar anda