Raup Untung dari Restoran Apung, Kisah Sukses Rumaji Nelayan Lobster Binaan BRI di Teluk Ekas

Senin, 18 Oktober 2021 - 08:31 WIB
Pekerjaan itu meneruskan orangtua. Kakaknya, Rumawe, yang juga kepala dusun, menekuni pula pekerjaan tersebut. Di luar lobster, Rumaji memiliki homestay alias rumah penginapan.

Asal tahu, Ekas Buana merupakan surga snorkeling dan surfing bagi para turis asing. Sebagian besar backpacker dari Prancis, Spanyol, Jerman dan lainnya. Tak heran Ekas Buana mahsyur di Eropa.

Peluang itulah yang ditangkap Rumaji. Semula bisnis itu menggiurkan. Namun apa daya pandemi Covid-19 datang. Wabah itu menjadi malapetaka baginya.

Begitu pandemi datang, penerbangan internasional tutup. Itu artinya, tak ada turis berkunjung. Sektor pariwisata memang terpukul telak. Tak sedikit yang kelimpungan.

"Praktis homestay saya nganggur, tidak ada turis menginap. Di sisi lain saya punya karyawan yang harus dibayar," tutur Rumaji kepada SINDOnews, baru-baru ini.

Pria 36 tahun ini mengakui, budidaya lobster memang masih terus berjalan alias tak terdampak. Tetapi keuntungan dari usaha itu tak bisa cepat. Jika ingin hasil besar, lobster mesti dipelihara hingga ukuran bernilai mahal.

Padahal, dia butuh dana operasional untuk membayar karyawan yang mengurusi homestay miliknya. Rumaji sejak awal bertekad tidak ingin melakukan PHK. Dari situlah tercetus untuk mendirikan restoran apung. Keinginan itu muncul setelah rombongan besar turis dari Prancis ingin merasakan sensasi tidur di rumah apung di tengah laut. "Akhirnya saya putuskan untuk membangun rumah, kemudian restoran apung," tutur bapak dari empat anak ini.



Permodalan KUR

Terpaan pandemi Covid-19 membuat Rumaji cepat-cepat merealisasikan mimpinya. Berpondasikan drum Styrofoam, resto apung itu berdiri dengan lanskap cantik laut Teluk Ekas dan pesisir berlatar bukit.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More